Lembar 41

589 32 14
                                    

"Kamu bilang kita adalah teman. Namun pada nyatanya kamu menjauh seakan kita bukan teman. Hanya karena perasaan ini kah?"

♡♡♡

Namanya Arga. Arga Sanjaya.

Cuek, pendiam, kaku... dan ganteng.

Ralat, abaikan poin terakhir, ok? Itu emang sengaja sih sebenarnya.

Kata orang, dia nyebelin.

Kata orang, dia si mulut tajam.

Tapi bagiku, dia tak lebih dari seorang laki-laki yang sangat menggemaskan.

Dia lucu, caranya tertawa, tersenyum, bahkan saat diam sekalipun.

Ah, mungkin karena efek jatuh cinta. Haha.

Dia tidak terlalu populer.

Dia juga tidak terlalu tampan jika dibandingkan dengan para cowok most wanted di sekolah.

Tapi karena dia adalah Arga, sesederhana itu alasan aku menyukainya.

"Nai, liat deh Arga mau lewat..." bisik Amel menggodaku.

Aku menghela napas lalu membalas ucapannya, "bodo amat gitu. Lagian gak ada apa-apa juga."

"Loh emang gak ada chat lagi?"

Aku menggeleng. Lalu melirik ia yang baru saja melewatiku yang tengah duduk di depan kelas.

Helaan napas aku hembuskan untuk kesekian kalinya.

Mau bagaimana lagi, semua sudah berakhir, kan?

Aku tersenyum tipis menatap figurnya yang perlahan menjauh. Menatap punggungnya yang perlahan mengecil.

Hanya saja ada yang sakit di sini, di sudut hatiku yang terdalam.

Katanya, kami teman. Tapi ia bahkan tak ada menegurku lagi, bahkan ia sama sekali tidak mau menatapku.

Sebenci itukah ia padaku?

♡♡♡

Adiksi Where stories live. Discover now