Lembar 42

590 36 8
                                    

"Cara terbaik untuk membalas dendam adalah dengan menjadi sukses."

♡♡♡

Hari ini adalah hari di mana aku mengikuti olimpiade Fisika untuk mewakili sekolahku.

Aku menghirup napas dalam saat menginjakkan kaki di tempat berlangsungnya lomba, aku gugup.

"Kenapa, Nai?"

Itu suara Ari. Teman satu kelasku yang juga mengikuti lomba ini.

Aku menggeleng sambil mengulas senyum tipis. "Gapapa, aku cuma gugup."

Bisa ku dengar Ari terbahak saat mendengat penuturanku.

"Serius nih? Seorang Rinai gugup? Waw. Padahal biasanya kamu pede banget."

Aku meringis, dia nggak tahu aja kalau aku mati-matian menahan gugup setiap kali bertemu dengan orang baru atau berada di lingkungan baru.

"Nai, Ri, ayo sini!"

Aku menoleh, mendapati Rani sedang memanggil kami dengan senyumnya yang khas.

Perlahan senyum di wajahku memudar, berganti menatap gadis itu datar.

Rania, gadis itu juga merupakan teman sekelasku. Aku tidak mengenalnya dekat, hanya sebatas bertegur sapa.

Wajahnya cantik, ia juga cukup pendiam. Sikapnya lemah lembut seperti putri keraton, wajar saja jika seorang Arga Sanjaya menyukai gadis seperti dia.

Ya sudahlah, walaupun pandanganku pada gadis itu sedikit berubah. Aku tidak akan membencinya, aku... tidak ingin mencari musuh.

♡♡♡

Adiksi Where stories live. Discover now