Lembar 36

532 37 4
                                    

"Aku tertatih menata hati. Sedang kamu sama sekali tak simpati."

♡♡♡

"Pagi..." sapaku pelan saat memasuki kelas. Bahkan aku tak tahu pasti apakah suaraku terdengar atau tidak oleh orang lain.

Tapi apapun itu, aku tidak peduli.

"Nai?"

Aku menoleh lalu mendapati Nadia sedang memandangku dengan tatapan tanya.

"Ya?" Sahutku tak semangat sambil menaruh tasku.

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kamu kayak lesu gitu, dan -eh, kamu abis nangis?" Nada panik dalam suaranya terdengar di telingaku.

Aku menggeleng pelan.

Tidak mungkin, kan, aku berkata bahwa tadi malam aku menangis karena Arga?

Hell, no.

Pasti akan semakin panjang juga ceritanya, sedangkan aku sama sekali tidak memiliki mood untuk bercerita.

"Tadi malam abis baca cerita wattpad yang sad ending," sahutku pendek. "Bangke banget, kan?"

Sebuah kebohongan yang hebat.

Terkadang, bohong dan luka bisa menjadi hal yang sangat baik untuk disandingkan.

Benar begitu?

♡♡♡

Adiksi Donde viven las historias. Descúbrelo ahora