two

3.2K 332 8
                                    

Sesuai niatnya kemarin. Hari ini Sehun ingin mengunjungi panti itu untuk menemui anaknya. Sehun keluar dari kantor saat jam makan siang.

Dia membuka jas hitamnya saat sudah memasuki mobil, menyisakan kemeja putih yang masih dipakai olehnya.

Sehun lupa arah jalan panti itu karena memasuki perumahan. Dia mulai mengetik panti itu di GPS ponselnya. Lumayan jauh dari kantornya. Dia menyalakan mesin mobilnya dan mulai berjalan.

Sudah dua puluh menit Sehun didalam mobil sesekali melihat layar ponselnya. Sebentar lagi, hanya tinggal memasuki perumahan saja.

Mobil Sehun berhenti. Dia ingin bertanya kepada pedagang kaki lima disekitar situ.

"Permisi, Nyonya." Ucap Sehun kepada perempuan pedagang kaki lima itu.

"Hm, ada yang bisaku bantu, Tuan?" Tanya perempuan itu.

"Aku ingin bertanya dimana panti ini?" Tanya Sehun sambil menunjukan nama panti asuhan itu dilayar ponsel miliknya.

"Ah, aku tahu!" Ucap perempuan itu antusias. "Tuan terus saja berjalan melewati perumahan ini. Disana ada security yang bertugas. Lalu Tuan bisa bertanya kepadanya." Jelas perempuan itu.

"Terimakasih, Nyonya! Terimakasih banyak!" Ucap Sehun kemudian memasuki mobilnya kembali.

Sehun masih mengikuti jalan. Matanya mencari keberadaan security tapi tidak ada sama sekali. Mobilnya sengaja diberhentikan. Dia mengutak-ngatik layar ponselnya. Tapi, ketukan kaca membuatnya sedikit terkejut.

Tok tok tok

Sehun mendongak. Dia membuka kaca mobilnya. Itu security.

"Selamat siang. Ada yang bisa dibantu, Tuan?" Tanya security itu.

"Ya, apakah kau tahu dimana panti ini?" Tanya Sehun sambil menunjukan ponselnya.

Security itu mengangguk. "Ya. Bisa ku antar."

"Baik. Terimakasih." Ucap Sehun.

Kemudian Sehun mengikuti security itu dari belakang. Security itu menggunakan motor miliknya.

Ternyata, dari perumahan ini masih lumayan jauh panti itu berada. Sehun bingung, kenapa dia bisa lupa keberadaan panti asuhan itu?

Lalu tidak lama, Sehun melihat ada lapangan besar dan rumah besar ber-cat hijau. Banyak anak-anak kecil bermain dilapangan itu. Sehun memejamkan matanya, berharap anak laki-lakinya itu ada disalah satu dari anak-anak itu.

Security itu berhenti. Mengacungkan jempolnya memberi tanda bahwa dia sudah sampai. Sehun langsung membuka kaca mobilnya.

"Terimakasih banyak!" Teriak Sehun. Security itu tersenyum dan memutar balikkan motornya meninggalkan Sehun sendirian.

Sehun turun dari mobil. Menaruh ponselnya disaku celana. Dia berjalan melewati anak-anak itu yang sedang bermain. Banyak anak-anak yang heran dengan kedatangannya kemari. Sehun terus ditatap oleh mereka tapi Sehun tidak memperdulikan itu.

Sehun melihat ada seorang wanita yang sudah lumayan tua berjalan sendirian. Sehun ingat siapa nama wanita itu. Dia yang menerima anaknya saat dulu.

"Oh Jino. Ayahmu datang.." ucapnya lirih.

"Nyonya Shin!" Panggil Sehun kepada wanita itu.

Nyonya Shin menoleh. Dia bingung kenapa Sehun mengenalnya?

Sehun berjalan cepat menjuju Nyonya Shin.

"Ada yang bisa ku bantu? Ingin mengadopsi atau------"

"Aku Oh Sehun, Nyonya. Tiga atau dua tahun lalu aku kesini menaruh anakku.." Jelas Sehun.

Nyonya Shin mengerjapkan matanya berkali-kali sambil berpikir.

"Nama anakku, Oh Jino, Nyonya.." Jelas Sehun, lagi.

"Mari masuk!" Suruh Nyonya Shin kepada Sehun. Sehun tidak mengerti kenapa tiba-tiba disuruh masuk seperti itu. Padahal belum tentu jika Nyonya Shin sudah mengingatnya kembali.

Sehun berjalan mengikuti Nyonya Shin dibelakangnya. Dia memasuki ruangan Nyonya Shin kemudian Sehun dipersilahkan duduk.

"Oh Sehun.. Aku sudah mengingatmu kembali. Ada apa kau berkunjung kemari?" Tanya Nyonya Shin.

"Aku----hm, aku ingin mengambil putraku, Oh Jino, Nyonya." Ucap Sehun.

"Akan ku cari terlebih dahulu data-data atas nama Oh Jino." Ucapnya. Kemudian mencari data-data yang disebutnya tadi.

"Oh Jino.. Tanggal berapa dia lahir, Tuan?" Tanya Nyonya Shin.

"16 April 2004." Jawab Sehun dengan lantang.

"Maaf, aku sangat meminta maaf. Anakmu sudah diadopsi dengan pasangan suami istri, Tuan." Ucap Nyonya Shin

Sehun sangat terkejut. Sangat.

"Bagaimana bisa?" Tanya Sehun rahangnya mulai mengeras. Tapi dia harus bisa menahan emosinya.

"Kau menaruh anakmu saat masih berusia satu bulan, Tanggal 20 Mei 2004. Kau hanya bilang ingin menaruh anakmu saja bukan? Karena masalah ekonomi yang kau alami? Saat itu juga. Sekitar tanggal 29 ada pasangan suami istri datang dan meminta untuk mengadopsi Jino." Jelas Nyonya Shin.

"Apa kau tahu dengan siapa anakku diadopsi?" Tanya Sehun.

"Dengan Tuan Park Jimin dan-----Nyonya Kang Seulgi."

"Dimana mereka tinggal?"

Nyonya Shin masih memeriksa data-datanya.

"Di Seoul." Jawabnya. Sambil mengeluarkan kertas kemudian mencatat alamat tempat tinggal pasangan suami istri itu. "Ini alamatnya.." lanjutnya.

"Tapi Nyonya. Bagaimana jika pasangan itu tidak percaya jika aku Ayah dari Jino?" Tanya Sehun.

"Ajak mereka kembali kesini. Ada banyak bukti." Jawab Nyonya Shin.

"Baik, aku akan mencari mereka besok." Ucap Sehun.

----

03 Maret 2018

That Man [SEULHUN]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora