six

2.3K 293 11
                                    

Sepanjang penerbangan Jino banyak berbicara, seperti bertanya apa ini dan apa itu. Saat Seulgi membuka jendela pesawat Jino menatap keluar jendela dengan penuh arti, wajahnya berseri dan matanya berbinar-binar.

"Jino sedang berada didalam awan," Ucap Seulgi kepada Jino.

"Jino sedang telbang, Mama?" Tanya Jino kepada Seulgi. Seulgi mengangguk seraya menjawab pertanyaan Jino.

Seulgi dan Jino duduk dibangku yang diisi tiga orang. Seulgi duduk dipaling pojok sedangkan Jino dipangku dengan Seulgi karena masih kecil dan tidak diharuskan membeli tiket dan dua orang sisanya Seulgi tidak mengenalnya.

Sehun duduk dibelakang. Dari tadi mendengar Jino tertawa sampai kekupingnya rasanya Sehun ingin bertukar tempat duduk kepada orang yang disamping Seulgi.

"Anakmu?" Tanya wanita paruh baya itu yang duduk disamping Seulgi.

"Ah, ya!" Jawab Seulgi. Wanita itu tersenyum.

"Dia sangat lucu." Wanita itu mencubit pipi Jino pelan.

"Terimakasih," Ucap Seulgi, kemudian wanita itu kembali menatap kearah depan.

Seulgi mendengar suara familiar itu, dia langsung menoleh dan ternyata Sehun.

"Beri Jino padaku," Ucap Sehun kepada Seulgi yang sudah siap untuk menggendong Jino.

"Papa!!!!" Jino antusias saat melihat Sehun, "Jino ingin Papa!!!" Ucapnya lagi.

"Ya, ya, sayang, baik." Seulgi memberi Jino ke Sehun. Sehun tersenyum, "Baik, jika Jino menangis beri padaku kembali." Katanya memperingati Sehun.

"Baik, Mama!" Ucap Sehun sambil tersenyum manis menggoda Seulgi kemudian pergi meninggalkan Seulgi.

Seulgi tidak menanggapi, sangat malu karena perempuan disamping Seulgi memperhatikannya sambil tersenyum-tersenyum malu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seulgi tidak menanggapi, sangat malu karena perempuan disamping Seulgi memperhatikannya sambil tersenyum-tersenyum malu.

"Suamimu?" Tanya perempuan itu.

Seulgi terkejut mendengar pertanyaannya. Dengan cepat dia menggeleng mantab, "Tidak, Bukan, Nyonya!" Jawab Seulgi, kening perempuan itu berkerut karena kebingungan.

"Bagaimana bisa bukan? Tadi, aku bertanya padamu kalau itu anakmu atau bukan dan kau jawab iya. Lalu, anakmu memanggil laki-laki itu dengan sebutan Papa. Bagaimana bisa laki-laki itu bukan suamimu? Ada-ada saja." Jelas perempuan itu.

"Sialan! Aku harus berkata apa?!" Dalam hati Seulgi. "Hahahaha, aku suka bercanda, Nyonya! Dia adalah suamiku," Ucapnya pura-pura tertawa geli, "brengsek!!"

"Huuh, ada-ada saja kau ini." Perempuan itu menggeleng pelan.

----

That Man [SEULHUN]Where stories live. Discover now