fourteen

2.1K 236 15
                                    

Canggung?

Kalian pikir mereka akan canggung setelah kejadian mereka berciuman kemarin malam? Tidak. Mereka tidak canggung. Karena tadi pagi mereka kembali berciuman.

Setelah Sehun bangun tidur tadi pagi, dia bersikap seperti hari-hari biasanya. Ya, memang, Seulgi agak sedikit canggung, tapi ke duanya sama-sama memutuskan untuk melupakan kejadian semalam dan bertingkah seolah-olah tidak terjadi apapun.

Saat Sehun bangun dari tidurnya, Dia tidak mendapatkan Jino dan Seulgi di manapun. Jika biasanya Jino akan bermain di meja makan dan Seulgi sedang memasak, tapi tadi pagi tidak. Dan Sehun langsung menyimpulkan, jika ke duanya belum bangun dari tidurnya.

Sehun melangkah ke kamar Seulgi, dia mengetuk pintu kamar Seulgi dengan hati-hati. Sehun sudah tiga kali mengetuk pintu Seulgi, kemudian Seulgi membukanya.

"Ada apa?" Tanya Seulgi masih memegang kenop pintu kamarnya.

"Apa kau tidak memasak?" Tanya Sehun kepada Seulgi.

"Kau bisa delivery sarapan dari restoran manapun," Ucap Seulgi dan Sehun terkejut. Tidak biasanya Seulgi seperti ini, "Sudah, aku ingin kembali untuk tidur." Baru saja Seulgi ingin menutup pintu kamarnya, tapi Sehun menahan pintu itu.

"Kau marah?" Tanya Sehun sudah masuk ke dalam kamar Seulgi. Sehun melihat Jino masih terlelap di atas kasur dan Sehun langsung menutup pintunya.

Jelas Seulgi terkejut karena Sehun menutup pintu itu dengan sedikit di banting, "Mau apa kau?" Tanya Seulgi.

"Kau marah?" Tanya Sehun lagi.

"Tidak." Jawab Seulgi, "Sudah, cepat keluar kau! Nanti Jino akan terganggu dan bangun." Lanjut Seulgi.

"Kau marah kepadaku." Kata Sehun, "Apa karena semalam?" Tanya Sehun lagi, "Semalam seperti ini?" Sehun langsung menaruh bibirnya di bibir Seulgi, melumatnya dan dia hisap bibir Seulgi.

Seulgi mendorong-dorong dada bidang Sehun dengan sekuat tenaga, tapi tidak bisa karena tenaga Sehun untuk menahan tubuhnya itu lebih kuat.

Sehun langsung melepaskan ciumannya, dia tersenyum, sedangkan Seulgi mengatur napasnya.

"Oh, ya ampun. Apa kau gila?" Tanya Seulgi.

Sehun hanya terkekeh membuat Seulgi kesal, "Maafkan aku, ya?"

"Kau meminta maaf setelah kau melakukannya lagi kepadaku, huuh?" Ucap Seulgi.

"Sudah tidak usah marah, lupakan kejadian semalam atau tadi. Bersikap canggung itu tidak enak, apalagi jika kita tinggal di satu atap yang sama." Jelas Sehun.

"Ya, aku sudah berusaha melupakannya tapi barusan kau melakukannya lagi." Seulgi menggebuk dada Sehun dengan kepalan tangannya. Sehun terkekeh.

"Anggap saja, hal seperti itu biasa." Ucap Sehun.

"Apa maksudmu?" Tanya Seulgi ketus.

"Tidak," Sehun menggeleng mantab, "Lupakan. Intinya saja, kita harus melupakkan itu, menganggapnya biasa saja dan seolah-olah memang tidak terjadi apa-apa." Lanjut Sehun.

"Baik, dan ya, kau tidak usah membahas itu kembali." Ucap Seulgi.

"Ya, tidak akan pernah. Tapi, jika melakukannya lagi, apa itu boleh?" Tanya Sehun sambil menggoda Seulgi. Kemudian Seulgi menginjak kaki Sehun.

- - -

"Ada berapa orang yang interview hari ini, Baek?" Tanya Sehun begitu sampai di lobby.

"Ada lima. Mereka semua sudah siap dan sudah menunggumu di depan ruanganmu." Jawab Baekhyun sambil memegang beberapa lembar kertas dan berjalan di samping Sehun.

Sehun dan Baekhyun terus berjalan. Melewati puluhan karyawannya, para karyawannya menundukkan kepalanya, memberi hormat kepada Sehun saat ia lewat. Tentu saja Byun Baekhyun senang, karena secara tidak langsung mereka yang hormat kepada Sehun juga terlihat hormat kepadanya. Gila.

Hari ini ada interview untuk menggantikkan posisi Park Sooyoung atau yang biasa di panggil Joy itu. Joy di angkat sebagai sekertaris dengan Sehun, karena sekertaris sebelumnya resign.

Dulu, Joy berada di bagian divisi keuangan. Dia juga bisa di sebut senior di dalamnya. Karena menurut Sehun kinerja Joy itu bagus, jadi Sehun memutuskan untuk mengangkat Joy sebagai sekertaris barunya.

Begitu sudah dekat di dalam ruangannya, Sehun melihat ada lima orang sedang duduk dengan ekspresi ketakutan semua. Lima orang itu menatap ke arah Baekhyun, Baekhyun memberi kode dari belakang, menunjuk Sehun agar lima orang itu memberi hormat kepada Sehun.

Dari lima orang tersebut, yang sadar akan hal itu hanya satu orang. Dia lebih dulu memberi hormat dan di ikuti dengan empat orang lainnya.

Baekhyun membiarkan Sehun masuk ke dalam ruangannya. Baekhyun berdiri di ambang pintu ruangan Sehun sambil menatap lima orang itu.

"Dia adalah Direktur Utama. Pemilik perusahaan ini. Memiliki saham di lima negara, Korea, Jepang, China, Singapur dan Perancis. Kalian pasti tahu, semewah apa dirinya." Ucap Baekhyun. Mata lima orang itu berbinar-binar saat mendengar cerita Baekhyun.

"Namanya Oh Sehun. Direktur divisi keuangan tidak bisa interview kalian karena dia harus terbang ke Los Angeles untuk bekerja sama dengan Oh Group ini." Jelas Baekhyun lagi, "Jadi, kalian semua langsung di interview dengan direktur utama."

Mulut lima orang itu langsung berbentuk O karena terkejut dan ketakutan.

"Ini gila. Aku pasti tidak lolos." Ucap salah satu dari mereka yang ber-name tag Lalisa.

"Tidak boleh langsung menyerah. Kau belum mencobanya, hm, fighting!" Ucap Baekhyun, "Aku akan masuk ke dalam, dari yang mengirim pertama ke email itu yang akan di interview pertama." Lanjut Baekhyun kemudian melangkah masuk ke dalam.

- - -

"Wanita yang bernama Lalisa. Dia mempunyai pengalaman bekerja sebelumnya, dia banyak mengetahui soal pekerjaan ini. Pakaiannya juga rapih dan sopan." Jelas Sehun. Setelah sudah interview lima orang itu, Sehun tertarik dengan Lalisa. Bukan, bukan tertarik karena dia cantik tapi Lalisa saat interview tadi, menjawabnya dengan baik dan bijak.

"Jadi?" Tanya Baekhyun, "Dia?" Sehun mengangguk.

"Besok suruh dia mulai bekerja. Dan beritahu dimana tempatnya, apa saja yang dia harus kerjakan." Jawab Sehun dan Baekhyun mengangguk. "Suruh Joy ke ruanganku sekarang." Lanjut Sehun.

Baekhyun keluar dari ruangan Sehun. Dia memanggil Joy karena di suruh Sehun barusan, lalu memanggil Lalisa untuk di beritahu tempat kerjanya.

Joy masuk ke dalam ruangan Sehun, mendapatkan Sehun sedang mengetik sesuatu ke laptopnya.

"Permisi, Tuan. Kau memanggilku tadi. Ada apa?" Tanya Joy sudah berdiri di hadapan Sehun sekarang.

"Oh, ya. Tolong revisi laporan ini," Sehun memberi berkas yang berada di map bewarna biru, "Dengan rapih, jangan sampai ada salah kata atau typo." Ucap Sehun.

Joy mengangguk, "Baik."

"Dan tolong translate laporan ini, yang di beri dengan direktur divisi ke uangan dari Los Angeles." Ucap Sehun dan Joy mengangguk. "Nanti, kau bisa mengirimnya ke email ku."

"Baik, permisi." Ucap Joy kemudian keluar dari ruangan Sehun.

- - -

Hng
Yang kantor ngasal btw😧

That Man [SEULHUN]Where stories live. Discover now