seventeen

2.5K 252 26
                                    

Seulgi mengerjapkan matanya berkali-kali. Ketika ia sadar dari tidurnya, ia berada di kamar dengan ber-cat putih dan cokelat. Jelas, ini bukan kamarnya. Melainkan kamar dari Oh Sehun.

Seulgi melihat jam dinding yang ada di kamar Sehun. Sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia melihat ke arah tubuhnya, tidak ada sehelai benang pun, sama seperti Sehun yang ada di sampingnya, masih memeluk pinggang Seulgi.

Semalam, ia baru saja melakukan kesalahan.

Kesalahan yang sama-sama mereka inginkan.

Seulgi membenarkan tubuhnya menghadap ke arah Sehun. Memandangi wajah Sehun yang masih tertidur dengan lelap. Lagi-lagi Seulgi tersenyum, tangannya mulai menyentuh dan mengusap-usap pipi Sehun.

Pelan-pelan Sehun membuka matanya. Mengumpulkan nyawa terlebih dahulu kemudian menatap ke arah sekitar. Matanya berhenti pada perempuan di hadapannya yang sedang menatapnya sambil tersenyum dan mengelus pipinya.

Sehun tersenyum, menarik tubuh Seulgi agar Seulgi berada di dalam pelukannya. Sehun langsung mengecup singkat bibir Seulgi, kening, pipi sebelah kanan dan juga kiri. Seulgi langsung menaruh palanya pada dada bidang Sehun. Membiarkan Sehun memeluknya dengan sangat erat.

"Selamat pagi." Ucap Sehun masih masih memeluk Seulgi. "Aku mencintaimu. Sekarang, esok dan selamanya." Ada jeda beberapa detik sebelum Sehun melanjutkan bicaranya, "Kau milikku, kau milikku, kau milikku selamanya, Kang Seulgi." Ucap Sehun, membuat Seulgi terkekeh geli.

"Sehun, sudah jam tujuh pagi. Apa kau tidak pergi ke kantor?" Tanya Seulgi.

"Hm, nanti. Biarkan seperti ini dulu." Jawab Sehun, Seulgi mengangguk. "Apa Jino belum bangun?" Lanjut Sehun bertanya.

"Belum terdengar suara tangisan. Berarti Jino belum bangun dari tidurnya." Jawab Seulgi.

"Kau pasti sangat lelah, maafkan aku.." Ucap Sehun meminta maaf karena perbuatannya semalam kepada Seulgi. Seulgi memang tidak bilang jika ia lelah. Tapi Sehun tahu itu.

"Tidak apa-apa," Jawab Seulgi, "Aku akan membuatkan sarapan untuk kita." Lanjut Seulgi. Kita. Seulgi, Sehun dan Jino.

"Iya, sayang." Kata Sehun. Sehun mulai beranjak dari ranjang dan langsung memasuki kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Sedangkan Seulgi melangkah menuju kamar mandi yang di dekat dapur.

Sudah cukup untuk Seulgi. Dia tidak pergi memikirkan siapa dirinya untuk Sehun, di anggap apa sebenarnya ia. Dengan Sehun berkata, "Kau milikku." saja itu sudah cukup jelas siapa Seulgi sekarang untuk Oh Sehun.

Selesai mandi, Seulgi memasuki kamar. Seulgi terkejut mendapatkan Jino yang sudah bangun dari tidurnya sedang memainkan mobil-mobilan dan robot yang ia punya.

Dia bingung, biasanya, setiap bangun tidur Jino akan menangis jika tidak melihat seorang pun di dalam kamar. Tapi kali ini tidak. Jino tidak menangis.

"Mama!" Panggil Jino begitu melihat Seulgi sudah di ambang pintu. Jino berdiri di kasur, sudah merentangkan tangannya untuk memeluk Seulgi.

Seulgi melangkah menuju Jino, kemudian memeluknya. Tangan kecil Jino melingkar di leher Seulgi. Seulgi mengecup pipi Jino.

"Apa kau tidak menangis?" Tanya Seulgi kepada Jino. Sebelum menjawab Jino mengecup bibir Seulgi sekilas.

"Tidak, Mama." Jawab Jino.

"Itu sangat bagus." Seulgi mengecup pipi Jino kembali.

"Mama, Jino haus." Ucap Jino kepada Seulgi.

"Oh, ya ampun. Maafkan Mama, ya? Sampai lupa memberimu minum." Kata Seulgi. Jino hanya memainkan rambut panjang Seulgi. "Sekarang ikut Mama ke dapur, okay?" Ajak Seulgi.

That Man [SEULHUN]Where stories live. Discover now