thirteen

2.1K 259 36
                                    

Seulgi mengambil cardigan hitamnya di dalam lemari. Seulgi sudah rapih dan bersiap untuk pergi bersama Krystal- teman masa kecilnya itu. Ya, Seulgi beesepakat sendiri untuk berjalan-jalan bersama Krystal dan meninggalkan Jino bersama Sehun di apartemen.

Dia keluar dari kamarnya, memakai jeans hitam, kaos putih dan cardigan hitamnya. Seulgi melihat Jino dan Sehun yang sedang bermain dengan pesawat-pesawatan milik Jino.

"Jino-ya, tangkap!" Terdengar suara Sehun di ruang tamu. Seulgi menoleh sambil tersenyum. Jino berlari kecil untuk mengambil pesawat yang Sehun terbangi tadi.

"Wah, senang sekali rupanya." Ucap Seulgi begitu sudah dekat Sehun.

Sehun mengerutkan keningnya karena ke bingunan melihat Seulgi. Kenapa Seulgi sangat begitu rapih? Ingin pergi kemana dia?

"Ingin pergi kemana?" Tanya Sehun ke Seulgi.

"Bukankah kau sudah tahu? Aku akan menghabiskan waktu bersama Krystal." Jawab Seulgi santai.

"Ya, tapi, aku belum menyetujui itu." Jawab Sehun, suaranya begitu terdengar jengkel.

"Oh, ya Tuhan. Ini bahkan hari minggu. Kau tidak bekerja, jadi tidak masalah jika aku meninggalkan Jino bersamamu." Kata Seulgi.

Sehun tetap tidak menyetujui itu. Enak saja Seulgi meninggalkannya bersama Jino di apartemen. Sehun juga tidak ingin Seulgi nantinya akan di kenalkan seorang laki-laki dengan Krystal. Sehun tidak ingin Seulgi mempunyai kekasih. Cih!

"Tetap. Tidak akan!" Ucap Sehun tegas.

Seulgi langsung memasang ekspresi yang sangat menyedihkan. Tangannya mengusap-usap kasar wajahnya, berpura-pura.

"Hiks.." Desak tangis Seulgi yang terdengar, berpura-pura.

Sialan, tidak. Sehun tidak bisa mendengar atau melihat Seulgi menangis. Ekspresi wajahnya terlihat sangat lucu, tapi, Seulgi menangis. Sialan.

"Eh, ya, berhenti menangis. Ya ampun, jangan menangis." Kata Sehun panik.

"Hiks.. Krystal ma-maafkan aku, ak-aku tidak bisa.." Ucap Seulgi masih berpura-pura menangis. Tidak menyesal saat masih duduk di Junior High School Seulgi sempat bersekolah acting walau hanya dua bulan.

"Aku setuju dan berhentilah menangis." Ucap Sehun dengan lantang.

Dalam hati Seulgi, dia senang. Wajahnya memang masih murung, tapi hatinya sedang tertawa terbahak-bahak.

"Kau serius?" Tanya Seulgi lagi.

"Ya, sekarang sudah pukul sebelas siang. Kau harus kembali ke apartemen pukul tujuh malam. Lewat dari itu, kau mendapat hukuman." Kata Sehun dan Seulgi sudah siap pergi meninggalkan Sehun dan Jino.

"Baiklah," Seulgi mencium pipi kanan kiri dan kening Jino. "Selamat tinggal, selamat bersenang-senang dengan Papa, ya.." Lanjut Seulgi sambil melambaikan tangannya.

Sudah tidak lagi terlihat punggung Seulgi, Sehun mengambil ponselnya di atas meja. Kemudian dia mencari-cari nomor Krystal dan mulai mengetikkan sesuatu,

Jangan mencoba kau mengenalkan Seulgi dengan laki-laki. Sampai kau mengenalkan kemudian dia jatuh cinta, Kai yang akan aku habiskan.

Sehun memencet tombol send yang ada di layar ponselnya.

Baru saja Sehun ingin menaruh ponselnya kembali, tapi ponselnya bunyi menandakan ada pesan masuk.

Krystal: Itu adalah perkataan laki-laki yang tidak punya nyali, cuih

Sialan.

- - -


Seulgi sudah duduk di cafe yang dia dan Krystal kunjungi. Ternyata, Krystal mengajak Wendy juga, padahal semalam Wendy baru saja bertunangan.

That Man [SEULHUN]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ