eighteen

2.1K 246 42
                                    

Sehun mengerjapkan mata berkali-kali. Dia tersadar dari tidurnya karena Seulgi membuka gorden kamarnya dan sinar matahari masuk ke dalam kamarnya. Bukannya bangun, Sehun malah menutup wajahnya menggunakan bantal ingin melanjutkan tidur kembali.

Seulgi yang melihatnya hanya berdecak. Sampai akhirnya Seulgi memutuskan naik ke atas ranjang Sehun kemudian mencabuti bulu yang ada di kaki Sehun.

Sehun sama sekali tidak terpengaruh, akhirnya Seulgi membaringkan tubuhnya di samping Sehun membiarkan Jino yang sedang menonton TV kartun ke sukaannya setiap pagi.

Seulgi menggeser bantal itu, kemudian memainkan rambut Sehun, di sisirnya ke belakang menggunakan jarinya.

"Sudah pagi.." Ucap Seulgi pelan. "Sarapan sudah siap dan kau belum juga terbangun." Kali ini Seulgi mencubit pipi Sehun gemas, membuat Sehun mengerjapkan matanya kemudian menoleh ke arah Seulgi.

"Ughhhh," Sehun malah menarik pinggang Seulgi kemudian menenggelamkan wajahnya di leher Seulgi.

"Ayo, bangun!" Ucap Seulgi lagi.

"Morning kiss or sex?" Kata Sehun, masih sempat.

"Ah, tidak. Ayo bangun! Jino sudah menunggu kita."

"Kau sangat berisik!" Ucap Sehun. Menempelkan bibirnya pada bibir Seulgi. Hanya di tempelkan, tapi di tekan.

Seulgi mendorong dada Sehun, berusaha menolaknya. Tapi Sehun mulai menghisap dan melumat bibir Seulgi dengan lembut dan penuh gairah. Seulgi selalu seperti ini, pasrah. Karena jika setiap kali ia ingin menolaknya, ia tidak bisa.

Seulgi mulai membalas lumatan Sehun. Lidah Sehun mulai masuk ke dalam mulut Seulgi, mengabsen semua giginya sampai akhirnya bertemulah lidah Sehun dan lidah Seulgi yang saling beradu.

Seulgi mulai berpikir jernih. Tubuh dan otaknya harus sinkron. Sampai akhirnya Seulgi menggigit kencang lidah Sehun membuat Sehun menggaduh dan melepaskan ciumannya.

"Aw, Kang Seulgi!"

"Ayo, bangun! Bukan seperti ini!" Kata Seulgi, malu. Dia menarik kencang hidung mancung Sehun.

Sehun terkekeh geli sebelum beranjak dari ranjangnya.

* * *

Seperti hari-hari sebelumnya. Siang ini sama saja. Seulgi hanya membaca majalah, menonton TV dan mendengarkan musik. Ah tidak, hari-hari sebelumnya ada Jino yang selalu menemaninya, Jino yang selalu bertanya, Jino yang selalu tertawa dan Jino dengan segala tingkahnya.

Ini udah tiga hari, setiap siang hari Jino akan bermain di kamar apartemen sebelah karena Jino mendapatkan teman. Di kamar sebelah adalah pendatang baru dari Busan. Mereka begitu baik, selalu mengajak Jino bermain dengan Daehan anak mereka.

Daehan dan Jino mempunyai wajah yang begitu sama. Setiap kali Seulgi melihat Daehan dan Jino bersama rasanya selalu ingin Seulgi foto menggunakan handphonenya. Daehan dan Jino benar-benar sangat lucu.

Tok tok tok

Seulgi melirik sebentar ke arah pintu sebelum menutup majalah yang ia baca barusan dan beranjak dari tempat duduk.

Seulgi membuka pintu apartemen lalu mendapatkan seorang perempuan yang cantik dengan rambut sepunggungnya. Perempuan itu menatap Seulgi dari bawah hingga ke atas. Seulgi heran, sebenarnya dia siapa dan ada apa.

"Ada yang bisa aku bantu, Nyonya?" Tanya Seulgi masih memegang kenop pintu. Perasaan Seulgi tidak enak dan jantungnya berdetak lebih cepat.

That Man [SEULHUN]Where stories live. Discover now