3. Tongkang

6.6K 334 16
                                    


Hari yang cerah, secerah  wajah Harris yang tampak berbinar. Sepertinya Donna berhasil me- recharge kembali semangatnya. Harris sampai lupa dengan masalah ang sedang dihadapi. Bahkan sedikit pun tak sempat mengingat Erika hari ini. Harris tidak sadar telah  membuat masalah baru bersama Donna. Sebegitu dahsyatnya sebuah hasrat  liar, bisa menembus dan merubah jiwa-jiwa yang sedang lemah.

Harris  terlambat masuk kantor. Terlihat aneh karena tidak biasanya begitu. Banyak mata tertuju ke dirinya. Harris hanya tersenyum,   sambil  berjalan tenang melintas di antara meja-meja kerja.

"Selamat pagi, pak Harris. Tumben terlambat, pak?" Tanya Susi, sekretarisnya.

"Sstt, jangan banyak nanya. Ada agenda baru apa hari ini?" Jawab Harris sedikit tertawa sambil membuka pintu ruangannya.

"Semua sudah di meja Bapak. O iya, jam 10 nanti, pak Irwan meminta Bapak untuk ke ruangannya. Penting." Jelas Susi dengan wajah serius.

"Baik, makasih, Susi." Jawab Harris seraya masuk ruangannya.

Harris memulai aktifitas  pagi itu. Ruang kerjanya terlihat  nyaman, rapi dan bersih. Harris sendiri yang menata semuanya. Bahkan dari meja, sofa, pernak-pernik serta vertical blind, ia sendiri yang memilih. Sangat mencerminkan kepribadiannya yang senang dengan keteraturan. Tapi sayang, untuk hal perempuan, dia jauh dari kata teratur. Sering lompat-lompat ke banyak hati. Harris oh Harris.

Kembali membahas  pekerjaan Harris ya. Ia mulai menandatangani satu per satu berkas yang ada di meja. Lalu memeriksa email yang baru masuk dan beberapa laporan dari tim Manager.

Harris sempat mengeryitkan dahi saat tahu  bahwa harga batu bara hari ini turun.  Dia pun mulai menghubungi bagian manager marketing untuk mengkonfirmasi perihal tersebut.

Ada kabar yang kurang menggembirakan. HBA  bulan ini turun 2 % dari bulan sebelumnya. Biasanya kisaran harga turun selalu di bawah 1,5 %. Meski persentase  kecil, jika dikalikan ribuan ton sangat besar jumlah uangnya.
O iya, HBA itu singkatan dari "Harga Batu Bara Acuan". Biasanya ditentukan oleh Dirjen Minyak, Batu Bara dan Mineral,  di bawah kementrian ESDM.

Harris sudah mulai memperkirakan berapa kerugian yang akan di alami perusahaanya terkait hal tersebut. Apalagi biaya operasional yang terus meningkat di lokasi tambang.

Tepat pukul sepuluh pagi, Harris bergegas menuju ruangan Pak Irwan, Direktur Utama.

Saat baru masuk, pak Irwan sudah memasang tampang serius. Pasti akan membahas info lapangan hari ini.

"Harris, kita harus pasang strategi nih. HBA anjlok.  Jangan sampai di lepas dulu. Pending sampai harga stabil, ya." ujar pak Irwan.

"Pak Irwan, masalahnya produksi minggu lalu sudah naik tongkang semua.  Ditahan dua atau tiga hari tidak masalah. Namun jika lebih dari itu, kita justru rugi lebih banyak, Pak." Harris mencoba menanggapi dengan memberikan beberapa kemungkinan buruk.

"Aku percayakan padamu Ris. Cari alternatif terbaik, ya. Saya kasih waktu satu minggu. Laporkan hasilnya di rapat besar." Perintah Pak Irwan dengan nada sedikit memohon.

Bukan Harris namanya, jika tidak bisa mencari solusi dari masalah di pekerjaannya. Itulah sebabnya, karir Harris menanjak dengan cepat.

Perusahaan Harris sangat moderat. Tidak mementingkan senioritas. Bagi siapapun yang punya kinerja bagus dan mumpuni di bidangnya, akan di tempatkan pada posisi yang semestinya.

Untuk mencapai tahapan General Manager (Vice Prisident), biasanya butuh waktu lebih dari sepuluh tahun jenjang karir. Namun Harris hanya butuh waktu tujuh tahun dari awal dia bekerja sebagai supervisor dan asisten manager.

Heart BreakerWhere stories live. Discover now