9. No Reply, No Answered

4.3K 212 3
                                    

Wanita memang sulit ditebak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Wanita memang sulit ditebak. Apa yang dirasakan Harris, sangat berbeda dengan apa yang dirasakan Erika.

Sepintas terlihat sempurna. Erika menjadi lembut sikapnya. Pagi-pagi ia bergegas menyiapkan sarapan. Lalu dengan senyuman ia tidak menolak kecupan lembut di keningnya. Kecupan sayang yang dulu biasa ia terima saat hendak di tinggal berangkat kerja.

Ternyata dengan membiarkan lelaki gagah nan romantis itu masuk ke kamar dan memeluknya malam itu, bukan berarti segalanya kembali seperti semula.

Setelah Harris berlalu dengan mobilnya, Erika menutup pintu rumah dan pintu hatinya kembali. Perlahan senyum manisnya memudar. Ia menarik napas panjang, mencoba mencari rasa yang nyaman di hatinya pagi itu.

Ia sudah rapi dengan baju kerjanya. Namun masih terlihat seperti orang bingung yang mondar mandir sambil berpikir.

"Ibu belum berangkat? Ini sudah hampir setengah delapan loh. Nanti terlambat, Bu." tanya Bi Sari dengan khawatir.

"Iya, Bi. Ini mau nyiapin berkas dulu. Nanti ada meeting." jawab Erika sambil memasukkan beberapa berkas dalam tas kerjanya.

"Lagian, tadi mau dianter Bapak sekalian. Eh, ibu malah nolak." ujar Bi Sari sambil senyum-senyum sendiri.

"Apaan, sih Bibi. Aku kan bisa berangkat sendiri." Jawab Erika sambil berjalan menghampiri Marsya.

Erika memeluk dan mencium putri kecilnya yang tengah asyik bermain di ruang tengah. Ia berpamitan untuk berangkat kerja. Beruntung sekali Erika punya Bi Sari, yang bisa dipercaya untuk mengurus dan menjaga Marsya saat ia bekerja di kantor.

Dengan menyisakan kegundahan hati tentang Harris, Erika berangkat menuju kantornya.

Seperti biasanya, Erika selalu tampil simpel dan  elegan. Hari itu ia mengenakan baju yang sepadan dengan celananya, berwarna abu-abu. Rambutnya yang panjang dibiarkan terurai rapi dengan poni yang serasi.

"Erika, waiiitt." Stella memanggil Erika yang sedang berjalan menuju gedung kantor.

"Aiiih, Nyonya Harris cantik bener hari ini. Tapi auranya sedikit mendung nih kayaknya. Hayo ada apa?" tanya Stella penasaran.

"Sok tau lo, La. Udah besok aja ceritanya. Hari ini gue ada meeting." jawab Erika sambil berjalan beriringan menuju kantor.

"Tuh, kan. Bener tebakan gue. Kalo ada yang mau dibicarakan, pasti ada apa-apa, kan? I can't wait for tommorow, baby." Stella semakin penasaran.

Erika tertawa melihat tingkah lucu Stella. Mereka terlihat sangat akrab saat bersama. Meski akhirnya di dalam kantor mereka terpisah, karena ruang kerja mereka berbeda.

Erika dan Stella bukan hanya teman kerja. Mereka bersahabat. Tepatnya persahabatan mereka dimulai sekitar lima tahun lalu. Saat Erika baru pindah ke Jakarta. Sebelumnya mereka hanya berteman biasa di Facebook. Namun karena sering sapa dan komentar di posting-an mereka, pertemanan itu berlanjut semakin akrab saat bertemu langsung.

Heart BreakerWhere stories live. Discover now