11. White Roses

4K 190 0
                                    


Pagi itu Harris penuh harap. Semoga mawar putih yang dikirimnya bisa meluluhkan hati Erika.

Di kantor ia menyelesaikan beberapa agenda kerja. Di jadwalkan minggu depan ia akan menyerahkan jabatan General Manager kepada yang baru. Harris tidak terlalu memikirkan siapa penggantinya. Pasti perusahaan sudah punya calon yang layak untuk di promosikan.

Beberapa email masuk, sebagian besar  dari tim operasional di lapangan dan tim managerial. Mereka merasa keberatan dengan kepindahan Harris. Mereka ragu GM yang baru bisa memahami kondisi tambang dan mengatasi permasalahan yang ada. Mereka menaruh harapan besar pada Harris. Terbukti, kinerja karyawan semakin bagus dan kompak dua tahun terakhir. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Keputusan tim direksi dan pemegang saham tidak bisa di ganggu gugat.

Harris membalas satu demi satu email yang masuk. Ia mengucapkan banyak terima kasih atas kerjasama dan dukungan dari tim. Tak lupa, ia juga meminta maaf jika ada kesalahan baik di sengaja atau tidak selama ia bertugas.

Tim di lokasi tambang ingin membuat acara perpisahan, sebelum Harris berangkat pindah ke Singapura. Namun Harris belum bisa menjanjikan kapan waktunya. Karena masih ada proses legalitas perusahaan baru yang belum selesai.

Berita kepindahan Harris juga menjadi bahan perbincangan di kantor. Banyak yang tidak rela atasan mereka pindah. Harris selama ini mampu membuat suasana kerja menjadi menyenangkan dan tidak menegangkan. Harris selalu punya ide-ide kreatif untuk menjaga kondusivitas lingkungan kerja. Dia selalu mampu menyelesaikan permasalahan pekerjaan dengan baik. Secara leadership atau kepemimpinan, kemampuan Harris tidak perlu diragukan lagi.

Menurut Harris, karyawan yang bekerja  adalah
pahlawan bagi perusahaan. Apalagi mereka yang bekerja sepenuh hati, yang terkadang bukan semata karena gaji sebagai alasannya. Namun mereka bekerja karena integritas untuk melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.

Apalagi bagi karyawan di lokasi tambang. Mereka harus rela meninggalkan keluarga.  Lokasi yang sangat jauh  tidak memungkinkan untuk membawa keluarga ikut serta.

Tapi itulah kehidupan. Selalu ada saja sesuatu yang sangat disayangkan bisa terjadi. Berbeda dengan dirinya, ia mampu mengatasi pekerjaan dengan baik, namun permasalahan dalam keluarganya justru ia tak berdaya.  Harris lebih banyak waktu di Jakarta. Namun sangat sulit untuk bisa  berkumpul dengan keluarga.

Akhir pekan ini Harris berencana pergi ke Jogja.  Ia ingin mengajak istri dan anaknya.  Mungkinkah Erika menerima ajakannya?
Entahlah, Harris menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan niatnya.

Menjelang istirahat siang, Harris menyerahkan beberapa berkas yang sudah ia tanda tangani pada Lusi. Sekaligus minta dibuatkan janji dengan Pak Irwan setelah makan siang.

Harris keluar menuju lift. Ia ingin makan siang di Cafe gedung kantornya. Saat hendak masuk lift, ia melihat seseorang yang sepertinya ia kenal.
Ia ingin menyapa, namun lift sudah tertutup. Ia terus berpikir, siapa laki-laki itu. Wajahnya tidak asing lagi. Ia pernah bertemu beberapa kali. Kalo tidak salah di Surabaya dan di Balikpapan.

"Hmm, Alex. Oya itu Alex. Manager Marketing PT. Indotama Mandiri." gumamnya  sambil manggut-manggut sendiri dalam lift.

Mengapa Alex ada di kantor ini, ya? Rasanya aneh saja. Apalagi jika ada urusan kerja sama atau transaksi besar lainnya, pasti ada laporan yang masuk ke dirinya. Ia berusaha menepiskan rasa  penasarannya.

###

Sementara Erika tengah asyik membuat disain interior di komputernya. Konsentrasinya pecah saat ada  yang mengetuk pintu ruangannya.

"Bu Erika, ini ada kiriman bunga. Masyaa Allah, ini cantik sekali, Bu. Sepertinya yang  kirim ini orangnya romantis sekali," ujar Netty karyawan front office sambil membawa box warna baby pink berisi buket bunga.

Heart BreakerWhere stories live. Discover now