6. Brown Coal

4.7K 266 3
                                    

Erika saat ini sedang menumpahkan rasa sedih dan kesalnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Erika saat ini sedang menumpahkan rasa sedih dan kesalnya. Setelah sampai di rumah, ia langsung berjalan menuju kamar. Namun tak lama kemudian  ia keluar lagi.

"Bik, kalo ada Pak Harris datang bilangin saya lagi gak enak badan. Tolong Marsya langsung di ambil, dan bawa ke kamarku, ya." pinta Erika dengan tergesa-gesa.

"Loh, ada apa toh Bu. Bukannya tadi sudah ketemu Pak Harris?" Jawab Bi Sari dengan wajah bungung.

"Pokoknya, aku ndak mau lihat Harris lagi. Tolong ya, Bik." ujar Erika sambil berlalu masuk ke kamarnya.

Bi Sari semakin bingung. Apalagi yang terjadi pada kedua majikannya? Tanyanya dalam hati sambil geleng-geleng kepala.

Sementara itu di apartemennya, Harris di temani Donna sedang asyik  bermain bersama si kecil Marsya. Donna terlihat mudah akrab dengan Marsya. Bahkan Donna sempat membuat masakan untuk makan siang bersama.

Apartemen Harris penuh keceriaan. Sempat terpikir dalam hati Harris,  seandainya Erika tetap ingin berpisah, tidak sulit baginya untuk berbahagia dengan wanita lain. Ada Donna, yang kapanpun siap menerima Harris.

Donna pun sepertinya memanfaatkan situasi ini untuk mengambil simpati dari Harris. Donna benar-benar terpesona pada Harris.

Atau mungkin memang begitu ya?  Lelaki beristri dengan usia 30-an atau lebih, terlihat matang dan semakin menarik bagi wanita. Entahlah, yang jelas seorang Harris Prasetyo memang punya magnet yng kuat untuk menarik hati banyak wanita.

Tak terkecuali Erika, istrinya. Namun rasa suka dan cinta Erika pada suaminya tergulung ombak luka dan ketidakpercayaan. Sempat hancur berkeping-keping. Meski Erika mencoba membangun kepercayaannya kembali, Harris pun tanpa sengaja mudah membuat  luka baru lagi.

***

Hari semakin sore. Sudah waktunya bagi Harris untuk mengantar Marsya pulang pada Mamanya. Donna sebenarnya masih enggan pulang, apalagi lusa ia akan berangkat ke Australia. Terpaksa ia ikut keluar apartemen bersama Marsya dan Harris. Tujuan Donna menemui Harris ternyata untuk berpamitan. Namun Donna punya keinginan, bahwa perpisahannya kali ini bisa membawa sebuah harapan untuk mengambil sedikit perhatian Harris.

Harris dan Donna berpisah di tempat parkir. Sebelum masuk mobil, Donna sempat memeluk dan mencium Harris. Untungnya Marsya masih terlalu kecil, sehingga ia tidak komentar dengan apa yang di lihatnya.

"Bye Marsya..., see you next time." Ujar Donna sambil mencium pipi Marsya.

"Bye aunty Donna..." jawab Marsya sambil melambaikan tangannya.

Sepanjang perjalanan saat mengantar Marsya, Harris dan Marsya saling bercerita. Harris tertawa  mendengar celoteh lucu anaknya. Dia nikmati detik-detik terakhir kebersamaan di hari itu. Dalam hati Harris berharap, semoga ada kesempatan untuk selalu bersama lagi.

Heart BreakerWhere stories live. Discover now