B

5.6K 818 75
                                    

Sekarang di sinilah Jeongin, duduk bersama ketiga temannya. Untung saja lelaki manis itu bisa berjalan tanpa takut sakit, tapi sayangnya di hari yang panasnya sangat menyengat, Jeongin harus rela mengenakan turtle neck miliknya.

Kim Seungmin yang sedari awal memang merasa ada yang aneh dengan Jeongin karena di hari yang benar-benar membuat banyak orang emosi karena panasnya, Jeongin tahan memakai baju yang ugh entahlah, mungkin jika Seungmin yang memakainya, ia benar-benar naik darah karena kepanasan.

"Jeongin, gak gerah emangnya?" Tanya Felix yang sendirinya tidak tahan melihat Jeongin.

Jeongin terpaksa menggeleng, oh ayolah. Salahkan Hyunjin yang tidak mau melepaskan Jeongin tadi malam. Lelaki yang lebih tua setahun darinya itu terus memberikan tanda kepemilikannya pada lelaki manis itu.

Untung saja Jeongin mengingatkannya kalau mereka besok masih ada kelas, kalau tidak Hyunjin bisa saja membuat Jeongin tidak bisa bergerak karenanya.

"Kamu semalem main?"

Jeongin tersedak air liurnya sendiri, ia kaget karena tebakan Jisung bisa dikatakan tepat sasaran.

"Bener?" Kali ini Seungmin yang menginterogasi lelaki mungil itu.

Mereka berempat sudah cukup umur untuk mengerti kata lain dari main itu sendiri, Jeongin hanya mengangguk kecil, sedikit malu untuk mengakuinya. Tidak ada seorang pun yang tidak tahu jika Jeongin dan Hyunjin tinggal seatap, jadi menurut orang-orang hal itu sudah biasa.

Ketiga temannya tertawa, "Kenapa harus malu, sih? Aku juga sering sama kak Changbin." Sahut Felix, yang kemudian mulutnya dipukul Seungmin.

"Kotor banget sih lo." Jisung berdecak heran melihat kedua temannya itu.

"Gausah dengerin Felix, kotor banget emang anjir, susah."

Disela-sela obrolan mereka yang penuh tawa, tiba-tiba sesosok lelaki muncul yang menginterupsi kegiatan rumpi dari keempat lelaki manis itu.

"ups, Jeong. Pawangnya dateng." Celetuk Jisung ketika Hyunjin duduk di sebelah Jeongin.

Jujur saja, lelaki mungil itu masih kesal, karena Hyunjin lah ia harus mengenakan turtle neck.

"Lain kali, inget hari ya kalau mau main, jangan pas besoknya ke kampus baru malemnya lo berbuat kotor." Seungmin menyentil dahi Hyunjin, sesekali lelaki berparas tampan itu harus dipukul agar otaknya segar sedikit.

Di perjalanan pulang, selama sepuluh menit mobil itu benar-benar hening. Tak ada Jeongin yang cerewet dan tak ada Hyunjin yang menggodanya. Jeongin masih marah, Hyunjin tidak tahu harus melakukan apa.

Hyunjin menepikan mobilnya, untung saja jalan saat itu sedang tidak ramai. "Sayang, kakak beliin eskrim mau?" Mungkin terdengar kekanakkan karena membujuk kekasihnya dengan eskrim, tapi begitulah cara yang paling ampuh.

Jeongin ragu ingin menjawab iya, tapi gengsinya lebih besar. Hyunjin tertawa ketika melihat Jeongin yang gelisah.

"Kalau mau, ayo kita ke kedai biasa, sekalian quality time?" Sekarang benteng Jeongin goyah, Hyunjin benar-benar pintar dalam hal membujuknya.

"Lima mangkuk, deh?" Okay, Jeongin kalah, bukan karena ia mau memaafkan Hyunjin, tapi karena godaan untuk lima mangkuk eskrim begitu besar.

"Yaudah."

Hyunjin tertawa, lalu mulai melajukan kembali mobilnya menuju kedai eskrim langganan mereka.

"So, do you love me or ice cream more?"

"I do really love you, but I love ice cream more than you."

⏰⏰⏰

Oke. Aku update lagi karena tangan ini gatel:)

pls, aku ga sanggup. Jeongin Hyunjin manis banget:)))

ask me juseyong?

"Do you love me or chocolate?"

"I love cheese."

UDAH YA FIX AKU RESMI HIATUS. DADAH.

[2] ALL ABOUT US - Hyunjeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang