P

3.1K 571 96
                                    

Para readers menginspirasiku.

------------

"HWANG JEONGINNNN!" Teriak Hyunjin, sedangkan Jeongin yang dipanggil namanya hanya berdecak kesal.

"Diem, margaku jangan diganti-ganti."

Jadi ceritanya, pagi tadi mereka lari pagi berdua, Jeongin tidak sengaja melihat anak kucing yang memanggil setiap orang yang lewat. Karena si mungil itu punya hati yang selembut kapas, dia meminta izin untuk melihara kucing kecil tadi tapi berakhir ditolak Hyunjin.

"Udahan dong ngambeknya." Bujuk Hyunjin sambil menyodorkan dua kotak pocky dengan rasa yang berbeda.

Hyunjin mencoba mendekat tapi berakhi dihalang Jeongin dengan sebuah bantal, Hyunjin mendengus sebenarnya seberapa besar kesalahannya hanya karena meninggalkan kucing kecil itu?

"Sayang...,"

"Diam."

Akhirnya Hyunjin memilih untuk mengunci bibirnya rapat-rapat, takut terkena omelan parahnya lagi ia takut jika Jeongin mendadak menendangnya.

"Dek." Panggil Hyunjin, ia tidak kuat untuk tidak memanggil si mungil itu.

Jeongin melirik sebentar, setelahnya kembali fokus dengan ponselnya. "Aku bawa deh kucingnya ke rumah, aku cari dulu ya?" Hyunjin akhirnya beranjak dari duduknya dan pergi keluar rumah.

Jeongin merasa sedikit bersalah karena jarum panjang jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dan bagaimana caranya Hyunjin bisa menemukan si kucing kecil itu?

---------------

Jeongin masih terjaga, Hyunjin bahkan belum kembali, dan ini hampir tengah malam. Jeongin takut terjadi apa-apa dengan kekasihnya.

"Gak, kak Hyunjin gak bakal kenapa-kenapa." Ujarnya sambil menepuk pipinya mencoba mengurangi pikiran buruknya.

Tapi tangan Jeongin sudah sangat dingin, tidak pernah sekali pun seumur hidupnya ia merasa segugup dan separno sekarang.

Tiba-tiba terdengar langkah kaki di teras depan, dengan sigap Jeongin membuka pintunya dan menampilkan Hyunjin yang sedang menggendong seekor kucing kecil di tangannya.

"Loh, dek? Kok belum tidur?" Tanya Hyunjin, Jeongin meringis ketika mendapati goresan kecil di wajah kekasihnya.

"Itu kakak kenapa? Luka?" Tidak menggubris pertanyaan Hyunjin, lelaki mungil itu langsung menangkup wajah Hyunjin mencoba melihatnya lebih dekat.

"Kakak dicakar ya?"

Hyunjin mengangguk, "Iya dicakar kucing yang lebih besar, tadi kakak mau nolongin si kecil ini." Jeongin langsung melihat arah mata Hyunjin, lelaki manis itu mendapati kucing manis digendongan Hyunjin, dan itu kucing yang sama dengan yang tadi pagi.

Jeongin mengecup sekilas bibir kekasihnya itu,"Kak, makasih ya? Udah ayo masuk." Lelaki mungil itu segera menarik Hyunjin untuk masuk kedalam rumah begitu sadar bahwa mereka masih berada diambang pintu.

------------

Aku boleh nanya kesannya waktu baca buku ini engga? hehe 🤓

[2] ALL ABOUT US - Hyunjeong Where stories live. Discover now