Q

3.4K 490 164
                                    

Oktober, 2016

"Jadi mau sampai kapan kalian tuh gak ada kepastian?" Chan menghela napas melihat temannya yang sedikit lamban jika sudah menyangkut masalah hati.

"Gatau." Hwang Hyunjin, pria yang ditanyai itu hanya meringis kecil sampai-sampai Minho rasanya ingin memukul wajah tampan Hyunjin, terasa sia-sia wajahnya itu.

"Percuma ganteng tapi bego begini," Sahut Changbin sambil menunjuk Hyunjin.

"Selo dong, anjaay?"

Hyunjin tidak terima, Changbin tak ada bedanya dengan dirinya. Lelaki sok tampan itu juga bermasalah dengan cinta, "Halah, lu ngomongnya aja begitu, itu Felix gimana hah." Balas Hyunjin.

Changbin langsung ciut, dan dia mulai mengalihkan perhatiannya pada games di ponselnya, lebih baik begini daripada harus beradu mulut dengan Hyunjin.

"Jadi gimana?" Tanya Chan.

Hyunjin mengusap wajahnya kasar,"GATAU GUE GA PERNAH NEMBAK ORANG." Jeritnya frustasi, Minho yang sedang duduk hampir tertabrak meja karena tertawa.

"Datengin dah anaknya, bawa apaan gitu terus ya bilang aja lu suka?" Woojin yang daritadi hanya mendengarkan percakapan bodoh teman-temannya itu akhirnya buka suara.

"Gak berani, bang...,"

Changbin mendengus, " Laki bukan sih lu? Bikin kaum lelaki malu lu mah." Celetuknya.

"YA NGACA DONG MONYET? LU SENDIRI?"

------------------

Seperti biasa, rutinitas Jeongin adalah pulang bersama Hyunjin, entah dimulai sejak kapan, tapi Hyunjin selalu menawarkan dirinya untuk mengantar Jeongin pulang.

Jadi bisa dibilang kalau Hyunjin ini adalah supir pribadi Jeongin, begitu sih kata ketiga teman-temannya Jeongin.

"Dek, kamu mau kemana gitu sebelum pulang?" Tanya Hyunjin, ketika mereka berjalan ke parkiran kampus.

Jeongin menggeleng kecil, "Engga ada sih, kak." Ujar si manis itu.

"Kamu mau ikut aku sebentar?" Tanya Hyunjin, Jeongin yang merasa ia juga tidak memiliki sesuatu yang harus dikerjakan, lebih baik ia mengikuti Hyunjin.

"Boleh, mau kemana?" Tanya si mungil.

"Udah ayo ikut aja." Lalu Hyunjin menggandeng tangan si manis itu, dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobil Hyunjin.

----------------

Perjalanan memakan waktu hampir dua jam, dan sekarang langit sudah sedikit gelap.

"Dek, ayo turun udah sampai." Sahut Hyunjin, ia menggoyangkan tubuh lelaki manis itu, Jeongin terbangun, masih mengerjapkan matanya dan menyadari ia berada di tempat asing.

"Kak Hyunjin, ini dimana?"

Tidak ada jawaban, ternyata Hyunjin sudah turun duluan dari mobil, membuat lelaki manis itu mendengus kesal lalu menyusul Hyunjin.

"Ayo dek, sini." Hyunjin mengajak Jeongin untuk mendekat, untuk beberapa saat Jeongin terkejut, pemandangan di depannya sangat-sangat dan indah.

Mata si rubah kecil itu berbinar, "Rumah pohon siapa, kak?" Tanyanya.

"Punya kakak." Lalu Hyunjin mengajak si kecil itu untuk naik ke rumah pohon milik Hyunjin.

[2] ALL ABOUT US - Hyunjeong Where stories live. Discover now