F

4.2K 694 80
                                    

Seharusnya Jeongin kembali menghabiskan waktu liburan di rumahnya, ia menyesal kembali secepat ini hanya untuk melihat Hyunjin yang tersenyum dengan seorang gadis.

Siapa yang tidak mengenal Kim Hyunjin? Versi perempuan dari Hwang Hyunjin yang harus Jeongin akui gadis itu sangat-sangat menawan.

'Pasangan yang cocok' Ujarnya dalam hati, lelaki mungil itu mencoba menahan geramannya di depan kedua Hyunjin.

Haruskah mereka mengobrol hingga melupakan seorang lagi yang ikut dengan mereka? Rasanya Jeongin ingin sekali mencakar wajah tampan milik kekasihnya, Hwang Hyunjin.

"Kak? Jeongin balik duluan gapapa?" Tanya lelaki mungil itu, Jeongin berharap kekasihnya akan menyuruhnya tetap tinggal. Tapi lelaki bermarga Hwang itu hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Tapi kamu hati-hati, ya? Pulang ke rumah langsung pulang, pintu dikunci. Kakak masih lama." Setelah berkata seperti itu, Hyunjin kembali memfokuskan pandangannya pada laptop di depannya.

"Kak Hyunjin, Jeongin balik dulu ya." Kim Hyunjin tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Jeongin berharap kekasihnya itu akan menyusulnya, tapi nihil. "Oke, kalau begitu mau mu, Hwang." Jeongin langsung mencegat taksi yang lewat.



Hwang Hyunjin pulang pukul tujuh malam, keadaan rumah gelap gulita yang ia pikir kekasih mungilnya itu sudah terlelap. Ia berjalan gontai ke arah kamarnya, Hyunjin tertegun karena ia tidak menemukan Jeongin di kamarnya.

Pikiran laki-laki itu melayang kemana-mana, pikiran buruknya menjadi satu. Ia mulai menelepon kekasihnya itu tapi tidak ada jawaban. Hyunjin akan mulai gila jika seperti ini.

Hyunjin masih mencoba menghubungi Jeongin, tapi masih tidak diangkat. Hingga entah panggilan yang keberapa antara keajaiban atau ketidaksengajaan, panggilan itu tersambung.

Tetapi Hyunjin menegang ketika suara itu bukan suara Jeongin, "Hwang Hyunjin?" Tanya suara diseberang sana.

"I-iya? Kenapa ponsel Jeongin ada padamu?"

Hyunjin berdoa agar kekasihnya itu tidak diculik, entahlah pikirannya kalau sudah begini akan melayang jauh.

"Oh, itu. Tadi dia ke rumahku, sekarang ketiduran. Kamu bisa jemput dia? Alamatnya nanti aku kirimin. oh iya, aku teman sekelasnya, Hwall."

Entah Hyunjin harus bersyukur atau tidak karena pikiran buruknya tidak terjadi, "Oke, terimakasih ya." Setelahnya sambungan telepon itu diputus Hwall.

Hyunjin menerima alamatnya, ia tidak perlu menunggu beberapa menit, lelaki bernama Hwall itu langsung mengirimkan alamatnya.

Hyunjin segera bergegas menuju rumah Hwall, ia harus bersyukur berkali-kali karena tidak ada kejadian buruk menimpa kekasihnya.



Jeongin sudah terbangun saat Hyunjin tiba di rumah Hwall, Jeongin terkejut dan langsung meminta penjelasan kepada Hwall. Tetapi, teman manisnya itu hanya mengedikkan bahunya dan berlalu ke dapur, mengabaikan sepasang kekasih yang sedang berargumen.

"Ngapain kakak ke sini?" Hyunjin bingung, ada apa dengan Jeongin.

"Jemput kamu lah?"

Jeongin menepis tangan Hyunjin, Hyunjin hanya menghela napas. "Dek, kenapa sih? Ayo pulang udah malem." Hyunjin menarik tangan kekasihnya itu, tetapi Jeongin hanya diam di tempat.

"Kenapa gak nginep aja kamu sama kak Hyunjin?" Jeongin melepaskan genggaman kekasihnya itu, ia kesal.

Hyunjin mau tak mau tersenyum, gemas dengan tingkah kekasihnya itu. "Kamu cemburu, hm?" Hyunjin menaikkan alisnya, menggoda Jeongin adalah hal yang sangat ia suka selain bibir mungil milik kekasihnya.

Jeongin mengedikkan bahunya dan berjalan mendahului Hyunjin, "HWALL AKU BALIK YA, MAKASIH UDAH MAU NAMPUNG AKU TIDUR." Jeongin berteriak kepada pemilik runah yang sedang menelepon kekasihnya.

"YAUDAH PERGI AJA."



Hyunjin mencoba segala cara untuk meluluhkan hati kekasihnya itu, mulai dari bujukan lima mangkuk eskrim sampai membeli sekantung plastik Pocky. Tetapi hasilnya gagal.

"Sayang?" Hyunjin memeluk kekasihnya itu dari belakang. Jeongin sebenarnya tidak bisa benar-benar mengabaikan Hyunjin.

"Apa?" Sahut lelaki mungil itu ketus.

"Maaf deh? Aku janji gak bakal asik sendiri sama temenku." Hyunjin menciumi pundak kekasihnya itu.

Jeongin mengangguk, ia tidak bisa berlama-lama pura-pura marah kepada Hwang Hyunjin.

"Iya aku maafin." Setelahnya Hyunjin membalikkan paksa tubuh kekasihnya untuk menghadap ke arahnya, Hyunjin langsung menghujani kekasihnya dengan kecupan-kecupan ringan.

----------------------


Uhuy, double update.

[2] ALL ABOUT US - Hyunjeong Where stories live. Discover now