S

3K 504 79
                                    

Bacanya sambil dengerin lagunya Lee Seok Hoo sunbaenim ya!😉

-------

Yang Jeongin entah harus berapa kali bersyukur kepada Tuhan karena mendapat anugerah yang begitu indah yaitu, Hwang Hyunjin. Lelaki si pemilik marga Hwang itu mempunyai senyum yang menghangatkan dan Jeongin menyukainya.

Lelaki mungil itu sekarang duduk di di kursi dapur, menunggu Hyunjin yang sedang membuat sarapan. Sebelumnya mereka berdebat untuk menentukan siapa yang akan membuat sarapan pagi ini, Hyunjin terus bersikeras untuk memasak sedangkan Jeongin sedikir ragu karena seorang Hwang Hyunjin tidak pernah masuk ke dapur selain untuk mengganggu dirinya.

"Kak, itu airnya jangan dikit banget." Jeongin terus mengomentari apa yang dilakukan Hyunjin, mulai dari cara memegang pisau hingga seberapa banyak air yang ingin direbus.

"KAKAK ITU MEGANG PISAUNYA JANGAN GITU, AH." Jeongin histeris ketika Hyunjin malah meraih mata pisaunya dan bukan gagang dari pisau itu.

Hyunjin yang terkejut akhirnya menjatuhkan pisau itu ke lantai,"Adek, astaga." Ujarnya sambil mengelus dadanya sendiri, teriakan Jeongin sukses membuatnya memiliki penyakit jantung.

"Hehe, maaf. Udahlah sini aku aja yang masak." Kata Jeongin, lelaki manis itu mencoba merebut bawang bombay yang dipegang Hyunjin.

Hyunjin menjauhkan bawang itu dari jangkauan Jeongin, " Udah duduk aja ya tuan putri." Hyunjin mengecup bibir si mungil itu sekilas, menyisakan Jeongin yang hanya bisa mengerjapkan matanya, kaget dengan serangan tiba-tiba Hyunjin.

Akhirnya Jeongin mengalah, dan memilih untuk pergi ke ruang televisi, bosan dengan siaran-siaran televisi yang itu-itu saja, Jeongin akhirnya berbaring di sofa sembari memainkan ponselnya.

"Sayang." Panggil Hyunjin, tidak ada sahutan dari kekasih mungilnya itu, akhirnya ia berjalan ke ruang televisi dan menemukan Jeongin yang tertidur.

Hyunjin tersenyum gemas melihat kekasihnya, "Sayang, ayo bangun. Sarapannya udah jadi." Bisik si tampan itu, Jeongin hanya melenguh dan berdecak kesal karena tidur indahnya diganggu.

"Iya lima menit ya," Sahutnya masih dengan mata terpejam, Hyunjin mengecup hidung kekasihnya itu.

"Ayo bangun, nanti gak enak loh. Aku masak kesukaan kamu." Jeongin spontan bangkit dari tidurnya, sedikit oleng ia berdiri dengan bantuan Hyunjin.

"Pelan-pelan, sayangku." Jeongin mengangguk, mereka berdua akhirnya duduk di meja makan. Dan, benar yang dikatakan Hyunjin. Kekasihnya itu membuat makanan kesukaan Jeongin, creamy spaghetti.

"Kakak belajar dari mana?" Jeongin heran, karena setahunya kekasihnya itu jarang menginjakkan kakinya di lantai dapur, ia hanya pergi ke dapur apabila ingin mengganggu Jeongin atau mencari cemilan di tengah malam.

"Sama bunda kamu."

Jeongin mengangguk, lalu mencoba sendok pertamanya, ini adalah masakan perdana seorang Hwang Hyunjin dan Jeongin benar-benar mengapresiasi masakan kekasihnya.

"Gimana? Enak?" Tanya Hyunjin, kekasih mungilnya itu mengangguk.

"Enak banget!" Jeongin terus melanjutkan sarapannya, berbeda dengan Hyunjin yang setelah sendok pertama langsung meminum banyak air putih.

"Hwang Jeongin, udah jangan dimakan, bener-bener gak enak, ngapain pakai bilang masakan kakak enak?" Hyunjin rasanya ingin menenggelamkan dirinya sekarang, maksud hati ingin membuat kekasih mungilnya bangga, malah mengakibatkan bencana seperti ini.

Jeongin menggeleng, "Aku suka kok, cuma sedikit asin." Jeongin terus saja melanjutkan sarapannya, Hyunjin mendelik, sedikit asin apannya? Hyunjin bahkan merasa ia memakan racun.

"Sayang udah, ya?" Jeongin masih menggeleng sampai piring miliknya benar-benar bersih, Hyunjin saja sampai terkejut.

"Dek...,"

"Aku suka kok, ini kan pertama kalinya kakak masak buat aku, jadi kenapa aku harus engga suka sama masakan pacarku sendiri?" Tanya Jeongin, sedangkan Hyunjin sekarang sudah dalam mode ingin menerjang Jeongin.

Hyunjin langsung memeluk kekasih mungilnya itu, "Gimana caranya aku bisa jauh dari kamu kalau kaya gini, sehari aja rasanya kaya setahun. Untuk tahun-tahun berikutnya ajarin aku masak makanan kesukaan kamu, ya?" Jeongin mengangguk lalu menangkup pipi kekasihnya.

Jeongin mengecup bibir Hyunjin, "Makasih sarapannya pacarku sayang." Lalu setelahnya Jeongin berlari ke kamar mereka ketika ia sadar dengan perbuatannya beberapa saat setelahnya.

Hyunjin hanya tersenyum sambil berjalan menyusul kekasih mungilnya itu, "Astaga, lama-lama yang nikah duluan ini gue ya." Sahut Hyunjin sembari mengusap wajahnya yang memerah.

------------

Pusing. Aku. Pusing.

HNGGGGGGGG.

Aku mendadak berpikiran untuk bikin buku Chanmin edisi keju begini. . . Ada yang mau baca ga? Kalau seandainya aku buat😂😂😂

[2] ALL ABOUT US - Hyunjeong Where stories live. Discover now