NI

7.8K 935 49
                                    

Nataya.

"Nat, hari ini jadi ya dateng ke Kak Noemi, jangan kabur lagi!"

Pagi yang damai milik gue akhir-akhir ini sering diusik oleh perkataan Bunda. Setiap pagi, hampir dua minggu ini Bunda selalu ngingetin gue untuk segera mengunjungi si kakak ipar.

"Ih Bunda! Kan udah Nata bilang hari ini Nata mau pemotretan"

"Ya emang seharian? Cepetan! Kamu tuh udah enak punya kakak dokter gigi, dikasih jadwal tanpa harus ngantri, masih aja ngeyel" lanjut Bunda sambil membereskan piring-piring bekas makan kita sekeluarga barusan.

"Emang bilang ke Kak Noemi jam berapa?" tanya gue melembut.

"Jam 3. Harus keburu ya! Bunda gak enak banget denger kamu kalo makan. Kan kamu juga rasain sendiri, nggak enak kan?"

"Hmm"

"Ih pinter anak bunda. Jangan lupa tugas ksatria pelindung bunda juga dikerjain!" dengan begitu, Bunda pergi meninggalkan gue sendirian di dapur.

Tapi gue datang ke dapur memang untuk menjalankan tugas negara yang barusan diingatkan Bunda sih. Cuci piring. Soalnya tugas mencuci baju dirumah udah dipegang sama Bik Ranti, dan tugas membersihkan rumah juga udah dipegang Bik Yayah. Bunda? Bunda tau masak aja ya pokoknya pasti masakan rumah asalnya dari tangan bunda, gak dioplos. Begitu katanya waktu ditanya.

Oh iya, gue Nataya. Umur masih 22, anak jurusan Bisnis Ekonomi. Anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakak pertama gue cowok, yang kedua cewek. Semua keluarga gue kata Aki dari pihak Papap di Cianjur, cantik-cantik dan ganteng-ganteng.

****

"Mbak pacar udah siap?"

Cewek yang baru aja memasuki mobil gue terkekeh.

"Tumben banget Nat, jemput aku pake mobil. Padahal motor juga gak apa-apa loh" jawab Lea sambil memasang sabuk pengaman.

"Kan Jumat mumpung nggak ada kelas. Lagian aku mau ke banyak tempat hari ini, males kalo keujanan ntar sakit"

"Iya deh yang mau jadi model di Singapur takut sakit" jawab Lea kembali sambil menyimpan totebag nya di jok belakang.

Nataya dan Mbak Pacar. Panggilan kesukaan gue buat Lea ya Mbak Pacar. Mungkin seisi kampus iri sama kita. Gue ganteng? Hmm survey sendiri aja deh. Kalo Lea? Dua tahun berturut-turut dia kepilih sebagai Duta Kecantikan buat kampus. Kita pacaran dari lama, dari jaman gue masih mahasiswa baru, padahal Lea dua tahun lebih tua. Tapi menurut gue, ya emang gue kalo suka sama orang difilter dulu dari umur? Dan sejak itu, semua orang gak pernah komentar lagi urusan perbedaan umur kita.

"Jadi siapa aja yang ke Singapur, Nat?"

"Aku, Kala, sama ada anak 1M+ juga namanya Embun" jawab gue sambil terus memfokuskan diri pada jalanan Bandung pagi ini.

"Embun yang anak Sastra Jepang seangkatan kamu?" tanya Lea lagi sambil mengubah posisinya, sekarang jadi lebih fokus ke arah gue.

"Kok kenal, Yang?" tanya gue lagi dengan alis sedikit berkerut.

Dunia sempit banget ya.

"Oh, Embun kan anak unit tari juga. Cukup deket deh aku sama dia. Sering barengan ngementor mahasiswa yang baru join"

"Oh gitu. Sibuk juga ya itu orang. Hmm, Mbak Pacar kalau pulangnya gak aku jemput apa-apa nggak?" lanjut gue pas udah sampai didepan fakultas tempat Lea kuliah, yang juga fakultas gue.

Space in AlaskaWhere stories live. Discover now