NI JŪ ROKU

3.7K 597 128
                                    

                Semenjak putus dengan Azallea Jelita, bagi Nataya ia kembali meragukan dirinya. Ia tidak tau apakah benar selama tiga tahun ini ia berhubungan dengan Lea tanpa di dasari rasa suka antara pria dan wanita sama sekali. Apakah benar selama itu ia begitu buta dengan perasaan sendiri. Bahkan sampai saat ini, ia kebingungan mengartikan perasaannya. Apakah benar selama ini ia belum pernah jatuh cinta sungguhan?

Nataya punya dua mantan pacar. Pertama kali ia berpacaran adalah saat masa SMA. Pacarannya pun hanya bertahan tiga hari karena ternyata si perempuan malas dengan kondisi Nataya yang banyak disukai gadis-gadis lain, perempuan itu merasa terganggu dengan bisikan-bisikan tidak suka yang ditujukan padanya.

Yang kedua tentunya Lea. Lea adalah kakak tingkat yang luar biasa. Ia cantik, baik, ramah, dan juga pintar. Baik kakak tingkat maupun adik tingkat banyak yang diam-diam menyukainya, tapi ternyata Nataya bergerak duluan dan mereka akhirnya berpacaran. Walaupun pada akhirnya hubungan itu kandas karena sesuatu yang tidak bisa mereka ubah. Umur.

Setelah putus dari Lea, satu-satunya perempuan yang dekat dengannya hanya Embun. Nataya tidak begitu banyak punya teman dekat wanita, kalau teman biasa untuk sekedar mengobrol atau bertanya tugas mungkin banyak, tapi tidak sedekat itu.

Nataya juga bingung kenapa bisa ia dekat dengan Embun. Ia pernah di pasangkan dengan perempuan lain untuk perlombaan di 1M+, tapi tidak berujung sedekat sekarang dengan Embun. Walaupun harus Nataya akui banyak benang tidak kasat mata yang menghubungkannya dengan perempuan itu. Seharusnya mereka bisa lebih dekat dari waktu yang cukup lama. Tapi takdir seolah menyuruh mereka untuk saling mengenal sendiri, tanpa bantuan siapapun yang berkaitan benang dengannya.

Kalau ditanya bagaimana perasaan Nataya untuk Embun, jauh di paling ujung, di paling dasar, didalam hatinya ia tau jawabannya. Tapi semua tertutup kabut ketidak pahamannya akan perasaan itu. Ia kira, tidak mungkin semudah itu berpindah dari Lea, tapi sekarang bahkan ia tidak pernah mengingat-ingat lagi tentang perempuan yang terpaut umur 2 tahun lebih tua darinya itu.

Kalau ditanya apa yang ia inginkan dari hubungannya dengan Embun, untuk sekarang Nataya merasa aman dengan keadaan seperti ini. Walaupun di pojok hatinya ia tau jawaban dari semua kebingungannya, ia tidak yakin dengan Embun. Ia selama ini tau perempuan itu menyukai pria lain, bahkan mungkin mereka punya hubungan yang lebih serius yang tidak bisa didapatkannya. Oleh karena itu, dari pada mengungkapkan perasaannya yang masih abu-abu, lebih baik seperti ini, ia tidak harus kehilangan Embun dari radarnya.

Kalau ditanya kenapa ia mencium Embun. Itu jauh diluar nalarnya sendiri. Kalau Nataya harus jujur, ia tidak bisa mengontrolnya. Jauh di dalam hatinya ia bahkan ingin mencium perempuan itu setiap saat, menyalurkan apapun yang membuatnya merasa tidak tenang karena perempuan itu, menyalurkan apapun yang bisa mewakilkan perasaannya disaat itu untuk Embun. Bahkan saat ia mencium Embun sampai kehabisan napas, ia tidak masalah untuk terus mencium perempuan itu sampai benar-benar tidak bernapas.

Nataya termangu di tempat tidurnya. Ia baru saja selesai mandi dan berpakaian, siap untuk berangkat menuju GOR untuk membantu latihan basket adik-adiknya. Ia diam-diam tersenyum atas keputusannya melepas kawat gigi yang mengganggu, sekarang yang ia gunakan hanyalah retainer yang harus dipakai sebelum tidur saja.

Harusnya dari awal gue cuma pake ginian aja.

Ah, tiba-tiba ia teringat Embun yang akan datang ke rumah. Kata Bunda, hari ini akan menjadi hari khusus tanpa dirinya. Ya semua anggota keluarganya akan ke rumah, tentunya kecuali Kathia. Sedangkan dirinya malah harus pergi, karena ia sudah berjanji. Dan akan Nataya pastikan ia akan langsung pulang ke rumah setelah latihan selesai.

Space in AlaskaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon