JŪ HACHI

3.8K 669 31
                                    

                Embun Asa Dialaska.

Rasanya berkenalan dengan perempuan ini tidak akan ada habisnya. Layaknya kita manusia biasa, kita terus berkembang dan berubah. Mungkin diri kita kemarin berbeda dengan hari ini. Dan itu tidak apa. Karena manusia pasti berubah apapun alasan dan tujuannya. Dan Embun juga mengalami perubahan-perubahan itu.

Embun Asa Dialaska.

Kalau kalian bertanya apakah Embun menyayangi kedua orangtuanya, jawabannya tentu saja. Saat ayahnya meninggal, perempuan itu hanya membantu keluarga Bagas mengurusi pemakaman ayahnya tanpa air mata setetes pun. Bagi Embun yang saat itu masih SMP, semuanya terasa abu-abu. Hari itu ia bahkan belum sepenuhnya yakin kalau ia sedang sibuk mengurusi pemakaman ayahnya sendiri.

Hingga pada keesokan harinya, ia sadar mobil sedan itu tidak ada lagi di halaman rumah. Ia dan kakak perempuannya menginap di rumah Bagas. Kakaknya yang sejak kemarin sampai hari ini tidak mau berbicara dengan siapapun. Kemudian ia semakin sadar, ayahnya benar-benar pergi meninggalkannya dengan sang kakak. Detik itu, air mata Embun akhirnya menetes. Diam-diam perempuan itu menangisi kepergian sang ayah tanpa satupun orang menyadarinya.

Diam-diam sampai hari ini, Embun sebenarnya selalu ragu akan dirinya. Embun sebenarnya merasa bersalah akan semuanya. Dan semua ini cukuplah ia sendiri yang mengetahui.

Tapi Bening selalu menjadi kakak yang baik. Wanita itu esoknya langsung bangkit menjadi tiga sosok sekaligus untuk Embun. Seorang Kakak, Ibu, dan juga Ayah. Pagi itu Bening mengetuk pintu kamar yang ditinggali Embun. Memberikan senyum terhangat yang pernah dimilikinya sambil memeluk adik kesayangannya itu. Embun masih ingat apa yang Bening bisikkan ditelinganya saat itu:

"Mulai hari ini, dunia kakak cuma buat Aka. Ayo pulang ke rumah"

Sejak saat itu, Bening tidak pernah menutupi apapun terhadap Embun. Embun mengenal kakaknya itu dari A-Z. Ketika kakaknya itu menangis merindukan orangtua mereka, Embun hanya akan memeluknya. Karena walaupun dengan sadar masih banyak yang menyayangi mereka. Ada satu sisi dalam hidup yang hanya bisa mereka bagi untuk satu sama lain. Dan ketika salah satunya bahagia, satunya lagi akan memastikan mereka berdua sama-sama merasakan kebahagiaan.

Ketika Bening memeluknya dan mengucap bahwa dunianya untuk Embun, Embun bertekad untuk menjadi perempuan yang ceria dan baik hati. Dengan harapan ia bisa mengurangi beban batin sang kakak. Karena kakaknya mengorbankan perasaan bahkan sedari kecil. Bening tidak pernah benci ataupun memiliki sedikit perasaan marah karena ibunya meninggal saat melahirkan adik kecilnya itu. Ia dengan telaten membantu ayahnya sebisanya. Berlari-lari memanggil ibunya Bagas apabila ada hal yang Bening kecil dan ayahnya tidak mengerti saat mengurus Embun bayi.

Untuk itu, sejak ayahnya meninggal, tanpa sadar diam-diam Embun ikut memastikan bahwa kakaknya tidak akan khawatir terhadapnya.

Embun tidak pernah menolak saat kakaknya dan keluarga Bagas mendiskusikan dimana ia sekolah, barang apa yang ia beli, apapun kebutuhannya. Embun bahkan hampir tidak pernah menyebutkan permintaanya, hanya beruntungnya ia punya kakak yang peka, Bening selalu diam-diam berbisik pada Embun yang saat itu baru remaja, bertanya apakah ada hal yang adiknya itu inginkan atau tidak. Dan Embun diam-diam memastikan ia tidak merepotkan orang lain lagi selain kakaknya. Rasanya, beban rasa bersalahnya masih terlalu banyak untuk ia biarkan menganga besar karena orang lain lagi.

Untuk ibunya. Sampai sekarang Embun punya perasaan abu-abu terhadap wanita yang bahkan tidak ia ingat pernah merasakan kulit mereka saling bersentuhan. Ia hanya menghidupi bayang-bayang tentang ibunya dari sang kakak. Embun menyayangi ibunya, tapi terkadang perasaan itu menjadi abu-abu karena ia tidak sama sekali memiliki kenangan bersama sang ibu.

Space in AlaskaWhere stories live. Discover now