JŪ YON

4.3K 652 31
                                    

Embun.

Cita-cita kalian apa sih?

Kalau aku, ingin bahagia. Waktu itu aku jawab demikian ke kakak tingkatku pas lagi ospek jurusan, kemudian dia malah ketawa dan bilang menjadikan bahagia sebagai cita-cita terlalu vague. Lalu dia tanya lagi sama aku, emang bahagia seperti apa yang pantas dijadikan cita-cita? Dan aku gak bisa jawab. Tapi kalau aku ingat-ingat lagi hari itu, sekarang aku udah punya jawabannya.

Menurutku punya cita-cita ingin bahagia gak ada salahnya. Versi bahagiaku banyak. Kalau misalnya hari ini aku gak jadi kuis di kelas dan aku bahagia, berarti cita-citaku hari itu terwujud. Kalau aku teleponan dengan Kakak kemudian aku bahagia, berarti cita-citaku terwujud. Kalau aku ketawa dan setelahnya aku gak merasa ada perasaan mengganjal dihati, berarti aku bahagia, dan berarti cita-citaku terwujud.

Jadi aku akan memeluk keyakinan bahwa aku bisa mewujudkan cita-citaku berkali-kali. Lewat cara paling sederhana ke cara paling rumit. Karena rasanya kalau kalian pikir aku punya cita-cita yang jelas tolak ukurnya, aku gak punya.

Aku cuma menjalani hari ini. Gak berpikir ke depan mau jadi apa. Dulu aku sempat punya cita-cita banyak, bahkan aku gambar sendiri di kertas karton besar dengan gambar rambut perempuan kribo yang didalam rambutnya aku isi 100 mimpiku, kemudian sekarang aku pajang di salah satu bagian tembok kamar. Tapi gak ada satupun yang kejadian haha.

Oh ya, besok peringatan kematian Papa dan Mama. Kok sama? Aku belum cerita ya kalau Papaku pas kecelakaan tepat ditanggal kematian Mama. Gak ngerti deh kenapa Papa mau barengan. Biar aku hemat ongkos kali ya buat nyekar?

Papa dan Mama dimakamkan di daerah Buah Batu, tempat aslinya Mama waktu kecil. Lumayan ujung ke ujung sih dari rumah kesana. Kakak juga belum ngehubungin sama sekali. Rasanya jadi makin sepi. Kalya pergi ke Lembang dari dua hari yang lalu, ada penataran anak modeling se-Bandung gitu dan perwakilan 1M+ salah satunya Kalya. Bre lagi study tour ke Bali dari sekolahnya. Ayah dan Ibu juga lagi gak di Bandung dan cuma kasih ongkos aja tadi. GAK DEH BUN ONGKOS ITU BUKAN CUMA! ITU PENTING!

Irish kemana? Irish udah ke Jakarta tadi pagi. Dia mulai magang Senin sih tapi gak ngerti deh kenapa berangkat dari Kamis, mana yang nganter sekeluarga haha lucu banget. Irish tuh bahkan kadang masih suka disuapin sama Papanya, kebayang kan gimana manjanya? Makanya pas aku tau dia mau usaha cari tempat magang oke di Jakarta, aku dan Kalya langsung dorong dan semangatin dia.

Drrtt.. drrrt.. drrt..

Hmm ada apa ya Nata nelepon malem-malem?

"Iya halo Nat ada apa?"

"Besok berangkat ke Buah Batu jam berapa? Bareng aku ya"

"Hah?"

"Besok jam berapa Buun?"

"Hah? Jam sembilan sih tapi kok Nat-"

"Oke, besok aku jemput ke rumah. Dah!"

****

Sementara itu di belahan bumi lainnya.

"Gimana, Gas? Siapa yang bisa?"

"Gas, Ges, Gos. Papi! Kasian dong si bayi masa Papinya dipanggil Gas Gas Gas" jawab Bagas sedikit menyebalkan.

Entahlah. Mungkin Bening masih belum begitu terbiasa mengganti panggilan untuk Bagas. Lagi pula mereka baru hidup bersama akhir-akhir ini. Belum juga satu bulan. Jadi wajar aja kalau Bening masih terlalu kagok untuk memanggil Bagas dengan sebutan Papi.

Space in AlaskaWhere stories live. Discover now