SAN JŪ

5.1K 579 145
                                    

                Berada dekat-dekat dengan Nataya dan Embun menyebalkan. Itu yang dipikirkan teman-teman mereka. Tapi mau kesal pun, mereka mengerti karena keduanya baru resmi berpacaran. Di mata Nataya dan Embun, langit selalu cerah, burung-burung berkicauan merdu, dan bunga-bunga bermekaran indah.

Seperti sekarang, keduanya sedang bersantai di rumah Nata. Embun sedari tadi sibuk membaca buku sedangkan Nata sibuk membaca-baca artikel bisnis sebagai bekalnya nanti saat bekerja. Ia tidak boleh buta dengan keadaan pasar bisnis kan? Walaupun kenyataannya ia diterima sebagai staff kemarin, tapi tidak apa. Ia akan merangkak dari bawah.

Nataya memposisikan kepalanya di paha Embun yang duduk berselonjor diatas kasur kamar pria itu, Embun sama sekali tidak terusik dan malah memposisikan pahanya agar kepala Nata merasa lebih nyaman. Pria itu menyimpan laptop di atas pahanya sendiri kemudian melanjutkan bacaan-bacaan yang tidak di mengerti Embun.

Terkadang Nataya dan Embun tidak perlu banyak bicara untuk saling menyalurkan perasaan. Dengan begini, memilih fokus pada urusan masing-masing tanpa saling mengabaikan pun cukup untuk mereka. Dan bahkan hening tidak menjadi sepi ketika keduanya bersama.

"Jadi mau stay di Kochi berapa lama?" Nataya tiba-tiba memecah keheningan sambil menatap Embun dari bawah.

"Hmm?" Embun langsung menunduk menatap pria itu dan berpikir.

"Kayaknya satu bulan? Atau dua bulan? Tapi aku pulang kok hari pertama kamu kerja hehe"

"Yaaah.. lama banget Bun" keluh Nata dan langsung menyimpan laptopnya ke kasur dengan asal.

"Aku nanti jadi worst staff kalo kamu tinggalin lama-lama" lanjutnya tetap mengeluh.

"Kok gitu?" tanya Embun tidak mengerti.

"Iya nanti gak fokus kerja masa dua bulan gak ketemu"

"Yeee masa gituuuu" jawab Embun menggerutu.

"Aku kan di Kochi bantuin Kakak juga Nat. Kasian nanti baru lahiran tapi gak ada yang bantuin"

"Iya deh nanti aku aja yang nyusulin ke Kochi sekalian jenguk keponakan lucu" putus Nata sambil membenamkan wajahnya di depan perut Embun.

"Hahaha jangan ngomong disitu Nat geli"

"Hmm.. hmm.. hmm" respon Nata dengan sengaja membuat suara-suara dengungan karena wajahnya yang terbenam.

Embun membungkukan tubuhnya sampai berjarak senti dengan telinga pria itu, "Kamu ganggu terus. Aku dibiarin lanjut baca, apa aku pulang aja?" bisiknya pada Nata.

"Iya, iya, lanjutin bacanya. Aku bobo disini ya" jawab Nata masih berbaring miring.

Dengan sibuk, pria itu memposisikan tubuhnya senyaman mungkin. Ia melipat sedikit kakinya agar tidak terjatuh, kemudian memeluk tubuhnya sendiri dan bersiap untuk tidur siang dipangkuan perempuan yang sibuk dengan buku bacaannya, salah satu buku yang Nata belikan tempo lalu.

****

Embun terburu-buru memasuki bandara untuk penerbangannya ke Tokyo. Ini akan jadi penerbangan pertamanya sendirian dan tentu saja dirinya cukup tegang dengan kenyataan itu.

"Hey.. hey.. kamu gak telat kok Bun" ucap Nataya sambil menahan tubuh Embun yang akan berlari.

"Hehehe abisnya deg-degan Nat"

Space in AlaskaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora