Andin 4

759 43 2
                                    

Jangan pernah berpikir dengan sikap ku yang seperti ini seakan-akan memang benar aku tak peduli lagi denganmu.

~Andrian Faizal Anggara~

***

Kring Kring Kring

Suara alarm kini telah membangunkan dua orang remaja itu dari tidurnya, dan juga sinar mentari pagi telah masuk melalui celah-celah jendela kamar mereka. Gilang mulai menerjapkan mata, tak sampai 2 menit ia sudah membuka matanya dan melirik ke Adinda yang masih tertidur.

"Din? Bangun." kata Gilang yang membangunkan Adinda sambil mencolek pipi dan juga mencoel hidungnya.

Adinda yang merasa terusik, ia mulai membuka mata. Setelah matanya terbuka, ia menatap Gilang yang berada di sampingnya seolah berkata Apaan?

"Bangun kebo betina! Sekarang udah jam 6, nanti telat." kata Gilang dan ia langsung beranjak ke kamar mandi.

"Sendirinya aja baru mau mandi." gumam Adinda lalu ia kembali tidur untuk menunggu Gilang selesai mandi.

Beberapa menit kemudian, Gilang selesai mandi dan keluar dari tempat itu. Ia membulatkan mata karena melihat Adinda yang masih setia di atas kasur.

"Ya ampun... Eh bangun curut! Mandi sana!! Entar kasurnya bau gara-gara lo belum mandi" kata Gilang sambil melempar handuknya ke Adinda hingga menutupi kepalanya.

"Ah kampret! Handuk lo bau sapi, enak aja main lempar ke rambut gua yang mahal tiada duanya." Adinda  melempar lagi handuk Gilang ke orangnya hingga tepat mengenai wajah cowok itu.

"Mahal mahal! Emang rambut lo rambut palsu yang bisa dibeli?!"

"Bodo."

"Uda sana mandi! Gak lihat jam apa lo?!"

Adinda mendengus kesal lalu ia bangun mengambil handuknya dan masuk ke kamar mandi.

***

Setelah dua orang remaja itu telah sampai di parkiran sekolahnya.

Mereka pun berjalan menuju ke kelas masing-masing, namun ketika di tangga yang menuju lantai dua, langkah mereka terhenti karena di depan mereka ada seorang cowok yang berpas-pasan dengannya.

"Hai kak." sapa Adinda pada Andri.

Sebenarnya Andri ingin menyapa balik, tapi ia hanya membuang muka.

"Mau ke mana, Ndri?" tanya Gilang.

"Ke bawah."

"Kak An--" Adinda yang baru ingin mengatakan sesuatu, ia menggantungkannya karena Andri sudah langsung pergi.

"OKE, KAK, TERSERAH! TERSERAH LO MAU BERSIKAP APA SAMA GUA."

Andri yang masih di tangga bisa mendengar apa yang Adinda ucapkan, ia kembali naik menghampiri mereka.

"Eh naik lagi, gua kira lo gak bakal peduli apa yang gua bilang." kata Adinda sambil tersenyum sinis.

"Maksud lo?"

"Gua capek harus nghadapin orang yang bersikap kayak lo gini! Sok acuh padahal di dalam hatinya lo peduli, sok pura-pura benci yang padahal lo masih sayang sama gua kan?!"

Andin [ˢᵉ૧ᵘᵉˡ ᴳⁱˡᵈᵃ]Where stories live. Discover now