Andin 34

64 7 4
                                    

Setelah memasuki kelas, Adinda segera menanyakan pada Riska tentang keberadaan Gilang. Dan ia melihat Riska sedang berdiam di mejanya sambil memainkan ponsel.

"Riska!"

Sang pemilik nama itupun menoleh, dan ia melihat ada Adinda yang ingin menghampirinya.

"Eh ada Adinda"

Tanpa basa-basi, Adinda langsung menarik tangan Riska untuk mengajaknya ke suatu tempat. "Ikut gua!"

Kini Adinda pun telah membawanya ke tempat sepi. "Lo apa-apaan sih narik tangan gua!"

"Sekarang lo kasih tau, dimana Gilang?!!"

Riska tersenyum miring. "Lo gak perlu tau Gilang dimana, dia masih aman kok sama gua selagi lo mau ngejauhin kak Andri!"

"Gua gak habis pikir ya sama lo, ris! Kenapa lo malah melibatkan Gilang yang gak ada kaitannya sama masalah ini! Dan asal lo tau, gak segampang itu buat gua ngejauhin kak Andri! Karena sampai kapanpun dia gak bakal mau jauh dari gua!"

"Itu sih derita lo! Pokoknya itu tugas lo agar Gilang bisa gua bebasin. Dan awas kalo lo minta bantuan orang atau menyebar rahasia masalah ini!" kata Riska penuh ancaman lalu ia pergi kembali ke kelas.

Adinda menggeleng-geleng kepala. "Memang udah stress tuh orang!"

***

"Hai kak Syahfiroh" sapa Steffi pada Yong yang sedang berjalan sendirian menuju kelas.

"Eee.. Hai"

"Sendirian, kak? Biasanya bareng kak Adinda atau bareng kak Gilang gitu"

"Iya tapi Adinda biasanya selalu bareng sama kak Andri, kalo Gilang gak tau deh tuh anak kemana. Soalnya tadi dia gak ngejemput terus gak ada kabar dari kemarin"

Steffi sempat terdiam dan teringat bahwa kakaknya sendiri lah yang telah menculik Gilang dengan orang suruhannya. Karena waktu itu Steffi sempat mendengar kakaknya sedang telponan dengan seseorang untuk merencanakan sesuatu pada Gilang.

"Oh ya, kak, gua pengen ngasih tau lo sesuatu!"

"Apa?"

"Sebenarnya...."

***

Perlahan-lahan seseorang yang berada di dalam ruangan sana mulai menerjapkan matanya, kepalanya masih terasa sedikit pusing karena efek bius dari kain yang untuk membekap dirinya itu.

Setelah mata terbuka, keningnya pun berkerut melihat sekeliling tempatnya.

'Gua dimana?'

Matanya pun terbelalak ketika sadar tangan dan kakinya diikat dengan tali di tiang tembok, mulutnya juga dilakban sehingga ia tidak bisa berteriak.

"Empthh... Tolong... Empthh lepasin gua!!" teriak Gilang dengan suara yang tidak terdengar jelas akibat lakban yang masih menutupi mulutnya.

"Hahahaha"

Tiba-tiba ada 2 orang pria yang datang menghampiri Gilang. "Udah sadar ternyata"

Gilang hanya diam sambil melototi mereka. Salah satu seorang pria itu pun berjalan mendekati Gilang lalu melepaskan lakban yang ada di mulutnya.

"Siapa kalian? Dan kenapa kalian bawa gua kesini?!!"

"Lo gak perlu tau siapa kami. Dan kami hanya ditugaskan untuk membawa lo ke tempat ini"

"Lepasin gua! Siapa yang udah nyuruh kalian hah??!"

"Gak usah banyak nanya! Kami hanya ditugaskan! Kami gak akan nyakitin lo kok, kecuali kalo bos kami yang menyuruh untuk melakukan sesuatu ke elo!"

Andin [ˢᵉ૧ᵘᵉˡ ᴳⁱˡᵈᵃ]Where stories live. Discover now