Andin 19

355 32 0
                                    

Andai engkau tahu, aku mencintaimu dengan sepenuh hati. Bahkan ketika kau menghancurkan hatiku, di setiap keping hati ini selalu tertulis nama mu.

~Andrian Faizal Anggara~

***

Di bawah rintikan hujan kini mulai membasahi bumi dan jalanan kota Jakarta menjadi licin akibat guyurannya. Kini masih jam 06.20, udara masih terasa sejuk dan ditambah lagi sekarang sedang musim hujan.

Kebanyakan orang masih sedang tidur karena udaranya yang sedang sejuk menjadi orang ingin tidur pulas, dan ada juga yang sedang menghangatkan diri di rumah.

Tetapi tidak dengan seseorang ini yang sedang menunggu di pangkalan ojek sendirian untuk menunggu tukang ojek datang.

Gadis itu mengusap-usap kedua telapak tangannya yang saling menempel untuk mencari kehangatan pada tubuhnya.

Sudah hampir setengah jam namun tidak ada satupun tukang ojek yang datang. Ia juga berpikir ingin menaik ojek online, tapi ia tidak punya data untuk memesannya.

Naik angkutan umum? Tadi ia sudah mencoba menunggunya tetapi tidak ada juga angkutan umum yang lewat.

Gadis itu mendengus kesal karena tidak ada satupun kendaraan yang lewat. Dan ia juga menyesali dirinya sendiri. Karena sebelum ia pergi, Gilang menawarkan agar ia diantar olehnya, tetapi gadis ini malah menolaknya.

Akhirnya sekarang ia menyesal dan ingin kembali ke apartement nya. Tapi bagaimana caranya ia pulang? Ingin menghubungi Gilang tetapi ia tidak punya sama sekali pulsa ataupun data.

"Ah elah! Punya hp gak guna banget anjir... Pulsa gak ada, paketan data gak punya, sekarang gimana caranya gua pulang coba?"

"Masa hujan-hujanan? Yang ada pas nyampe apartement gua diomelin sama si sengklek."

Adinda mendesah pelan, kini mau tidak mau ia harus menunggu sampai hujan reda.

Ia memejamkan matanya sambil menutup muka dan juga sambil menunduk, ia berharap setelah ia membuka mata, akan ada seseorang yang ingin mengantarkannya pulang.

'Semoga ada orang baik yang mau nganterin gua pulang, semoga aja sih cogan hehe.'

"Adinda?"

Deg!

Tiba-tiba terdengar ada suara bariton yang berada di depannya, Adinda mendongak dan langsung membulatkan mata ketika ia melihat seseorang yang di depannya itu.

'Gila manis banget nih orang. Doa gua langsung terkabul wey.' batin Adinda.

Seketika gadis itu mulai terlihat seperti orang bodoh karena ia berani mendekati sambil menatap seorang cowok yang di depannya itu dengan mulut menganga, mata yang terbuka lebar dan tak mau lepas dari pandangannya.

'Ini serius dia? Ish kok manis banget anjir...'

Cowok itu mengerutkan dahi dan mulai risih karena gadis itu menatapnya secara tak wajar.

"Lo kenapa dah?" tanya cowok itu tetapi gadis itu masih saja menatapinya.

"ADINDA!" teriaknya yang membuat Adinda terkejut dan tersadar karena ia sudah habis-habisan menatap cowok itu.

Langsung saja Adinda membuang muka dan sedikit menjauh dari cowok itu. Kini ia merasa harga dirinya sedikit turun karena ia sampai tak sadar menatapi cowok itu secara terang-terangan.

'Adinda lo bego bego bego!!! Kenapa dari tadi lo ngelihatin dia sampai segitunya??'

'Aishhh goblok banget! Gua jadi malu sendiri kan, njir.'

Andin [ˢᵉ૧ᵘᵉˡ ᴳⁱˡᵈᵃ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang