《5》Menerima jasa curhat

751 45 11
                                    

Sedari tadi yang Sybilla lakukan hanyalah menunggu Rachel membuka suara. Namun yang ditunggu terus saja bungkam, seolah ada lem di antara bibir bawah dan atasnya.

Sybillla tahu bagaimana perasaan sahabatnya, pasti sakit. Perempuan itu akhirnya memutuskan untuk mengalihkan pandangan, menatap langit-langit kamarnya.

"Syb,"

Sybilla menghentikan aktivitasnya, menoleh ke sumber suara. Lirihan yang keluar dari mulut Rachel. Tatapan Sybilla sendu, Rachel pun sama.

"Keluarin semua unek-unek lo, gue yakin lo bakal lega,"

Rachel mengangguk mantap dalam artian menyetujui. Membenarkan letak duduknya, mendekap boneka Doraemon milik Sybilla. Hal yang sama dilakukan Sybilla, tapi dengan boneka Dorami.

"Jadi gue sama Rendy awalnya deket karena kita satu kompleks. Setiap hari dia ngajak gue berangkat dan pulang bareng, tapi selalu gue tolak. Alasannya karena gue yang gak mau ngerepotin dia,"

"Lama-lama gue sadar, perhatian dia bikin gue jatuh dan cinta. Sampai akhirnya dia nembak gue di pasar DKI! Hahah gue ngakak dia disuruh bawain belanjaan emaknya,"

Rachel tertawa hambar, sedangkan Sybilla yang kelewat serius tetap menunggu kelanjutan kisah cinta sahabatnya.

"Dia ngasih jepitan warna pink dan kalau lo mau tau, nih cepitannya gue pake,"

Sybilla refleks menoleh ke arah rambut Rachel. Melekat manis sebuah jepitan abang-abang yang   setiap hari melewati rumahnya. Bisa dibilang Rendy sedikit tidak modal. Paling juga harganya tidak lebih dari lima ribu rupiah.

"Gue terima begitu aja, dan lo tau? Dia cowok pertama yang nembak gue. Hubungan kita mulus-mulus aja, lama-lama ada percikan bumbu-bumbu pedas,"

Sybilla menoleh pada keripik balado yang berada di atas nakas. Latah mengambilnya. Menurutnya mendengar sambil mengemil itu lebih baik.

"Dia seenak udelnya mutusin gue dengan alasan bosen. Coba lo pikir lo kira hati gue perosotan anak TK apa yang seenaknya dimainin?! Gue sempet bilang gimana kalau break aja dianya gak mau,"

Sybilla menghentikan aktivitasnya, menenangkan Rachel yang mulai ingin menangis. Ternyata cinta pertama sahabatnya tidak semanis kisah cinta di ftv-ftv.

Itulah mengapa alasan Sybilla belum mau membuka hati kepada siapa pun yang ingin berlabuh. Curhatan Rachel meyakinkannya bahwa cinta adalah rasa sakit. Sang pelaku seolah tak bersalah telah melukai sang korban.

"Kuat, Chel. Kita cewek emang sering disakitin, cowok emang hobinya nyakitin," ucap Sybilla seraya memeluk sahabatnya erat.
Memberitahu bahwa masih ada dirinya sebagai sahabat yang siap memberi sandaran.

Rachel merenganggkan pelukannya dan menghapus air matanya."Makasih, Syb," ucapnya dan disusul sebuah lekukan bulan sabit di bibirnya.

"Masama, nonton Upin Ipin kuy! Siapa tau aja dia udah lulus TK," ajak Sybilla seraya meraih remot yang tak jauh dari jangkauannya.

Rachel hanya tertawa mendengar penuturan Sybilla.
Sybilla tersenyum, kebahagian adalah ketika melihat orang lain bahagia. Apalagi jika orang lain itu adalah Rachel.

***

Athar sibuk memainkan ponselnya, cara yang dilakukan untuk mengusir kegabutannya. Sementara seorang laki-laki di sebelahnya hanya diam, satu yang Athar takutkan.

"Ren, gue takut lo kesurupan," ucap Athar seraya mengentikan aktivitasnya. Melempar ponselnya secara sembarang dan untung saja mendarat di atas kasur.

Athar [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now