《16》Balikan

391 21 0
                                    

Sybilla terus mempercepat langkahnya saat mendengar derap kaki mengikutinya. Keputusan Athar kemarin benar-benar menggores luka tersendiri baginya. Apa dirinya yang salah?
Nyatanya laki-laki yang sedang mengejarnya ini yang salah.

"Sybilla...Athar mohon berhenti!" teriak suara bariton dari arah belakang.

Bodo amat, pikir Sybilla yang terus menambah kecepatan langkahnya menyusuri jalanan setapak yang ia pijak. Dengan balutan seragam yang masih dikenakannya karena memang baru pulang sekolah.

Bodohnya Athar, laki-laki itu tak mengejar menggunakan kendaraan. Membuat dirinya kewalahan mengejar Sybilla yang larinya seperti kelinci. Bukan berarti dirinya kura-kura ya:)

Sybilla memperlambat laju langkahnya, jujur dirinya juga merasa kelelahan. Bahkan berhenti untuk menormalkan detak jantungnya yang tak karuan. Keringat sudah membasahi penuh seragam yang dikenakannya.

Ini kesempatan Athar, laki-laki itu tinggal beberapa meter lagi untuk mendapati Sybilla. Sybilla menoleh, baru saja kakinya ingin melangkah, tangan Athar terlebih dulu mencekal dengan kuat.

"Lepas atau gue teriak mau diculik?!" Dengan susah payah Sybilla melepas cekalan tangan Athar, tapi kekuatannya tak cukup untuk itu.

Athar memamerkan senyum kebanggannya dan menggandeng, ah ralat, lebih tepatnya menyeret Sybilla untuk ikut dengannya kembali ke sekolah. Buat apa coba?!

Saat sudah sampai di parkiran, tepatnya di depan sebuah mobil mini berwarna abu-abu, laki-laki itu melepas cekalan tangannya. Membekas kemerahan di tangan kanan Sybilla yang putih bersih.

Sybilla pura-pura meringis seraya meniup-niup tangannya. Athar yang melihat itu lantas gelagapan dan segera membantu meniup. Jarak wajah Sybilla dan Athar sekitar 10 centi, membuat jantung keduanya seakan berdetak lebih cepat dari biasanya.

Benar, Athar merokok. Sybilla bisa merasakan bau tembakau yang menyeruak penciumannya. Refleks perempuan itu menjauh sedikit dan menurunkan tangan kanannya.

"Gue benci rokok, gue benci baunya, dan gue benci lo! Athar Al-fadhil, cowok keras kepala yang pernah gue temuin!" ungkap Sybilla menatap Athar tajam, bahkan nyalang.

Athar maju selangkah dan mengangkat sudut bibir kirinya. Seolah berubah menjadi badboy seperti di novel-novel fiksi remaja kebanyakan.

Sybilla mundur selangkah dan sedikit waspada dengan Athar yang menurutnya berbeda. Kini keringat bercucuran deras membasahi pelipisnya.

"Sayangnya, sampai kapan pun gue gak akan lepasin lo! Lo tetep milik gue, selamanya!" Athar berubah 180 derajat. Ini bukan Athar atau mungkin laki-laki itu sedang kesurupan?

Sybilla menelan salivanya susah payah, berusaha memberanikan diri menatap kedua bola mata elangnya seorang Athar. Seperti ada kobaran api, namun tak lama apinya padam. Tatapannya kembali seperti semula.

Sybilla tertegun, kini tatapan Athar seperti ada padang rumput yang luas. Hingga membuatnya teduh dan merasa nyaman.

"Jadi pacar Athar lagi, ' ya?" Suara Athar lembut, bahkan lebih lembut dari kain sutera yang direndam dengan pelembut pakaian.

Bagai dihipnotis oleh tatapan Athar, Sybilla mengangguk. Lantas membuat laki-laki itu mengembangkan senyumnya, sangat lebar sampai memperlihatkan deretan gigi putih bersihnya.

"Ke cafe bentar yuk! Sepupu Athar pengin ketemu, penasaran siapa yang mau sama Athar katanya," ucap Athar polos. Setelah itu Athar berbalik disusul Sybilla dari belakang.

Athar duduk di kursi kemudi, sedangkan Sybilla di sebelahnya. Dashboar mobil Athar dipenuhi dengan pajangan-pajangan kecil yang imut. Membuat Sybilla gemas sendiri meraihnya.

Athar [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now