《18》PD-3

372 18 1
                                    

Pagi ini Athar memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah mengingat kondisi ayahnya belum benar-benar pulih, namun sudah tersadar sejak Subuh tadi. Sybilla juga ikut izin hari ini melalui Rachel dengan catatan nanti suratnya nyusul.

"Kalian sarapan dulu, Bambang biar ibu yang jaga," ucap ibu Sybilla membuyarkan lamunan Athar dan Sybilla.

Sybilla menoleh pada Athar seolah bertanya 'mau gak?' Lalu dijawab anggukan kepala oleh laki-laki itu seraya bangkit dari duduknya.

Athar keluar terlebih dulu, disusul Sybilla yang sedikit mengejar dari belakang. Jalan Athar yang memang cepat atau karena lapar? Mungkin dua-duanya.

Setelah sudah berhasil menyamai langkah Athar, Sybilla berdehem sukses membuat laki-laki itu menaikan sebelah alisnya.

"Sarapan apa?" tanya Sybilla.

Athar hanya mengedikan bahunya sebagai jawaban, namun langkahnya seolah berjalan menuju tukang bubur di depan rumah sakit yang setiap pagi selalu mangkal.

Ternyata benar, Athar langsung menjatuhkan bokongnya ke salah satu kursi plastik yang disediakan abangnya. Warnanya pink, sedikit lucu diduduki Athar. Sybilla justru memilih warna kesukaannya, biru tua.

"Bang! Dua, yang satu kasih sambel, yang satunya enggak. Jangan lupa satenya masing-masing dua. Owh iya, kaldunya jangan banyak-banyak ya," pesan Sybilla panjang lebar.

Athar mengacak rambut perempuan yang menurutnya bawel itu dengan gemas. Lalu melempar senyumnya di pagi ini.
Sybilla ikut tersenyum dan baper sedikit.

Tak lama pesanan datang, ditambah teh tawar hangat yang diberi gratis oleh sang penjual. Sybilla dan Athar bersamaan memakan buburnya dengan lahap. Hingga akhirnya bubur masing-masing telah ludes tak tersisa, kecuali mangkuk, sendok dan tusuk sate pastinya.

Athar berjalan mendekati penjual dan membayar, lalu disusul Sybilla dari belakang. Perempuan itu mengernyit bingung saat Athar memesan lagi satu dibungkus.

"Buat siapa?" tanya Sybilla.

"Calon mertua," jawab Athar.

Sybilla mangut-mangut dan tersenyum aneh. Calon mertua yang laki-laki itu maksud pasti ibunya. Athar yang melihat itu nyengir kuda memperlihatkan deretan gigi yang tersusun rapi miliknya.

Sang penjual menyodorkan seplastik bubur, entah ke Sybilla atau Athar. Tapi keduanya bersamaan meraih membuat sang penjual hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kekompakan pasangan muda di hadapannya.

"Sybilla, Athar!"

Suara familiar perempuan memasuki pendengaran keduanya. Lantas kedua insan itu menoleh serempak ke sumber suara. Benar, itu Rachel dan Rendy yang mengikuti dari belakang.

"Thar, bokap lo gak pa-pa kan?" tanya Rendy dengan raut wajah khawatirnya.

"Sorry baru bisa jenguk hari ini," timpal Rachel dengan raut wajah penuh permohonan maafnya.

Athar tertawa hambar setelah itu menjawab, "Alhamdulillah gak pa-pa, btw lo berdua bolos ya? Gak kapok apa? Ck."

Rachel dan Rendy terkekeh, kekehan bodoh kedua manusia itu membuat Sybilla memutar bola matanya.

Drtttt

Ponsel di saku celana Athar bergetar, lantas laki-laki iti segera merogohnya. Sebuah pesan masuk via WA dari Arland.

Arland :
Thar gawat

Athar :
Gawat knp bang?

Arland :
Mmh mau jenguk pph
tante Mita msh di sana?

Athar :
Wah bkl PD 3 ini mah
Msh
Srh plng aj ap gmn?

Athar [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now