04 - Bimbang

269 40 56
                                    

Seungmi berusaha membuka matanya yang masih terasa berat. Cahaya matahari yang menelusup celah-celah kaca jendela memaksanya untuk terbangun. Sebenarnya ia sangat malas. Namun perutnya juga sudah lapar, mau tak mau ia harus bangkit dari ranjangnya.

"Astaga, jam sembilan?!" matanya seketika membelalak melihat jam digital di meja. Ia menoleh pada ranjang di sebrangnya yang sudah rapih tanpa penghuni.

Seunghee dimana? Biasanya aku lebih cepat bangun daripada dia.

Malas-malasan, gadis itu bangkit dari ranjangnya dan meraih sebuah handuk kecil. Tentu saja bukan untuk mandi. Ia hanya berminat untuk mencuci wajahnya agar tidak begitu kumal saat bertemu orang tuanya di meja makan. Hanya butuh lima menit untuk menyegarkan wajah dan menyikat gigi di kamar mandi. Ia bahkan tidak berniat mengganti piyama bermotif Teddy Bear yang sedang ia pakai.

Baru saja ia menggenggam gagang pintu kamarnya saat terdengar suara familiar lelaki di balik pintu.

"Apa Seungmi masih tidur, Tante?"

Matanya membelalak seketika. Itu suara Lee Minhyuk.

ASTAGA!! Sedang apa dia disini??

"Coba lihat ke kamarnya, Minhyuk! Kalau bisa, tolong bangunkan dia, sudah terlalu siang untuk sarapan. Aduh, memalukan sekali anak gadisku-" terdengar suara sang Ibu menyahut Minhyuk.

Gadis itu semakin meringis panik. "Ah, bagaimana ini.."

Tanpa pikir panjang lagi, ia segera kembali ke ranjangnya dan bersembunyi di balik selimut - berpura-pura tidur. Beberapa saat kemudian ia menyesal karena pintu kamar tidak terkunci. Terdengar suara pintunya yang terkuak begitu mudah. Seungmi dapat mendengar langkah lelaki itu mendekat ke arahnya.

"Seungmi," suara lelaki itu semakin jelas terdengar. "Kau masih tidur?"

Kini lelaki itu bahkan duduk di samping ranjangnya. Gadis itu memejamkan matanya dibalik selimut.

Krubuk..

Aktingnya sia-sia begitu saja ketika perutnya yang tidak bisa berkompromi itu bersuara keroncongan. Ia bahkan dapat mendengar Minhyuk tertawa kecil karenanya.

Sial, aku tidak bisa menahan rasa lapar.

Ia pasrah saat lelaki itu menguak selimutnya dan mengguncangkan bahunya pelan. "Seungmi, ayo bangun. Kau sudah lapar kan? Ayo, kita sarapan! Aku sudah membuat jus melon untukmu."

Setidaknya gadis itu harus tetap melanjutkan akting-nya dengan berpura-pura terbangun dari tidur. Perlahan ia membuka matanya dan mendapati wajah Minhyuk sudah ada di hadapannya. Ia bangkit dari tempat tidurnya.

Lelaki itu menatap Seungmi keheranan. "Astaga, kau berkeringat? Kenapa rambutmu basah-"

Matanya beralih pada handuk yang masih ada di tangan Seungmi. Lelaki itu kembali tersenyum geli.

"Kau cuci muka sambil tidur ya?"

Seungmi tertunduk pasrah. Ia tak tahu lagi harus menaruh mukanya dimana sekarang.

***

Seungmi menyabuni satu persatu piring bekas sarapan dengan murung. Mood-nya benar-benar tidak bagus pagi ini. Padahal ini bukan kali pertama Lee Minhyuk ikut sarapan bersama keluarganya. Tapi ini adalah kali pertama ia bertemu lagi dengannya - sejak peristiwa ciuman pertamanya seminggu yang lalu.

...

Minhyuk melepaskan tautan bibirnya dari Seungmi. Perlahan ia melepaskan tangannya dari wajah Seungmi dan mengambil sedikit jarak. Keduanya membisu sambil menelusuri pikiran masing-masing.

B[L]ACKSTREETWhere stories live. Discover now