36 - Bagian Tersulit

150 27 20
                                    

(#Play Media : The Hardest Part -  Roy Kim )

"Lalu, apa permintaan ketiganya?" tanya Seungmi penuh semangat, setelah memaksa sang kakak menceritakan kencannya dengan Hyunsik Sunbae. Tangannya masih memegangi liontin kucing perak yang menggantung di leher kakaknya.

Senyum tipis Seunghee menghilang seketika.

"Aku.. belum bisa memenuhinya," hanya itu jawaban Seunghee pada Seungmi yang sedang penasaran setengah mati itu.

Sang kakak meminta diri untuk ke kamar duluan dan meninggalkan kepenasaranan Seungmi begitu saja. Memang tidak semudah itu membuat kakaknya serta merta terbuka. Setidaknya Seunghee sudah bisa bercerita padanya, meski belum bisa seluruhnya.

Saat itu pula, ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Namjoo.

Seung, kau harus baca ini.

Tak lama, muncul sebuah link portal berita yang menampilkan foto Lee Minhyuk. Mata Seungmi semakin membelalak saat judul beritanya.

Atlit Sepak Bola Lee Minhyuk Mengundurkan Diri dari Tim Seoul Karena Alasan Kesehatan

"Mengundurkan diri? Alasan kesehatan? Astaga, bagaimana ini.."

Seungmi yang mendadak panik itu tidak pikir panjang lagi. Setelah sekian lama, akhirnya ia memberanikan diri untuk menghubungi Lee Minhyuk duluan. Sakit apa yang diderita lelaki itu hingga mengundurkan diri dari tim? Pertanyaan itu tiba-tiba timbul dan mengganggu.

Gadis itu meringis karena yang dia dapati saat menelpon hanyalah rentetan nada tunggu yang membosankan dan berakhir oleh suara mesin operator;

"Nomor yang anda tuju tidak menjawab."

***

Sudah setengah jam Lee Minhyuk merebahkan diri dan menatap langit-langit kamar yang putih nan kosong. Seperti pikirannya.

Tidak ada aktifitas yang ia lakukan selain bernapas dan sesekali mengedipkan mata. Mengabaikan ponselnya yang sedari tadi bergetar – entah itu karena panggilan telpon masuk atau bunyi alarm yang ia pasang di ponselnya, ia tidak ingat tentang hal-hal remeh seperti itu.

Hanya satu pertanyaan yang terus bertubi-tubi mengusik pikiran kosongnya; setelah ini, apa yang harus kulakukan?

Cedera di lutut dan kakinya memang sudah sembuh dan pulih, namun untuk menjadi seorang atlit sebagai impian terbesarnya, ia harus memulainya lagi dari nol. Ia tidak bisa terburu-buru. Sementara semakin hari umurnya semakin bertambah, kekuatan fisiknya tidak akan seprima dulu. Terlebih jika ia kembali mencederai kakinya yang baru sembuh, akibatnya akan fatal.

Kesimpulannya, nyaris mustahil.

Lalu, apa yang harus kulakukan?

Bagian tersulit adalah bangkit setelah terpuruk. Ketakutan akan jatuh yang keduakalinya, berdiri tanpa kekuatan, dan berjalan tanpa arah. Kini semua kesulitan itu bertumpu di pundak Minhyuk dan seolah melenyapkan sikap optimistis yang biasanya selalu ia miliki.

Minhyuk masih termenung, bahkan tidak menyadari pintu kamarnya tengah terkuak. Jungmin masuk ke kamar dengan segelas air putih dan beberapa pil obat di atas nampan.

"Minum obat dulu, Minhyuk." Ia menyimpan nampan diatas meja kecil, menatap sang adik yang sedang tenggelam dalam lamunannya.

Minhyuk segera beringsut duduk. Ditatapnya Jungmin yang sedang menyiapkan beberapa pil obat untuknya.

B[L]ACKSTREETWhere stories live. Discover now