Bonus - Junk Food Meeting

185 25 4
                                    

"Akhirnya kau tidak jadi jomblo yang menyedihkan lagi, Seung!"

"Lain kali kita double date ya, Seung!"

Seungmi tersenyum kecut mendengar respon kedua sahabat kentalnya yang tidak sempat mengatur volume suaranya itu, hingga beberapa pasang mata pengujung kedai lain menatap meja mereka dengan keheranan.

"Tidak perlu heboh begitu," Seungmi mencomot sebatang kentang goreng dan melumurinya dengan saus. "Ya, lain kali kita kencan ganda ya, Joo."

Sungjae terkekeh. "Sayang sekali Seung, pacarmu pasti bukan penyuka junk food seperti keinginanmu dulu. Setiap hari kau akan disuruh diet dan melakukan olahraga ketat yang rutin untuk menghilangkan perut buncitmu itu."

"Enak saja, Yook!" Seungmi seketika menjejalkan kentang goreng di tangannya ke mulut lebar Sungjae, membuat lelaki itu meringis karena tidak tahan rasa pedas.

"Aku tidak buncit! Aku itu rajin olahraga seperti Oppa-ku. Tapi ya, benar. Dia selalu mengomeliku jika aku sudah minta junk food. Setidaknya dia suka ramyun instan dan itulah makanan enak yang bisa kami makan bersama," lanjut Seungmi .

Namjoo dan Sungjae tak henti tersenyum, tentu saja. Akhirnya Seungmi bersatu dengan seorang lelaki yang mereka ceritakan di tempat yang sama setahun lalu , sebuah kedai junk food favorit mereka.

"Tapi bagaimana keadaannya sekarang, Seung?" tanya Sungjae tiba-tiba. "Rasanya sedih tidak bisa melihat hyung di turnamen tim Seoul lagi."

Seungmi meneguk cola-nya sejenak. "Katanya dia akan melanjutkan studinya di bidang olahraga. Bahkan sekarang dia ikut program rehabilitasi agar bisa sepenuhnya pulih dan bisa ikut seleksi tim nasional tahun depan."

"Tim Nasional?!" Namjoo membelalakan matanya. "Hebat. Lee Minhyuk tak terkalahkan."

Sungjae menjentikkan dua jarinya ke arah Seungmi. "Itu paling tepat. Levelnya bukan lagi tim daerah, tapi tim nasional. Aku akan selalu mendukungnya."

Gadis itu tersenyum lebar, meraih dua tangan sahabatnya dan menggenggamnya erat-erat. "Aku ikut gugup, padahal Oppa yang akan ikut seleksi. Aku baru tahu, begini rasanya punya kekasih. Aku menyesal dulu sering menggerutui kalian yang pacaran di belakangku. Maafkan aku, ya."

Sungjae nyengir. "Akhirnya kau sadar juga."

"Ya, ya, kumaafkan Seung. Mari kita double date." Namjoo tetap pada keinginannya.

Ketiga sahabat itu kembali menikmati sajian junk food bersama. Kali ini Sungjae tidak mengomel karena mungkin sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan dua teman gadisnya itu.

"Seungmi!" sebuah panggilan seorang lelaki menginterupsi obrolan mereka. Seungmi menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Kim Minjae tengah menghampirinya – namun tidak sendirian, ia bersama Sorn.

"Minjae! Sorn!" Namjoo yang ikut menoleh menyambut kedatangan mereka. Hanya Sungjae yang kebingungan disana.

"Hai, kalian!" seru Sorn sesampainya di depan meja Seungmi cs.

"Aku sedang berkunjung ke rumah nenekku disini, dan Sorn ingin ikut, katanya ingin tahu kota Ilsan," jelas Minjae tanpa dipinta.

"Astaga, aku tidak tahu kau punya keluarga di Ilsan, Minjae," timpal Seungmi. "Oh ya, kenalkan Minjae, Sorn, ini Sungjae. Dia-"

Tiba-tiba lidahnya tercekat. Ia baru ingat tentang cinta sepihak Minjae pada Namjoo, dan kini ia akan memperkenalkan Minjae pada pacarnya Namjoo yang membuatnya patah hati itu.

Sungguh canggung.

"Dia pacarku," ucap Namjoo sambil tersenyum lebar, mengenalkan Sungjae pada teman-temannya. Sama sekali tanpa beban.

Seungmi menghembuskan napas panjang yang sedari tadi tertahan. Ah, ya sudahlah.

Minjae manggut-manggut, meski tidak dapat menyembunyikan ekspresi kagetnya. Ia segera mengulurkan tangannya pada lelaki yang sedang melemparinya senyum ramah itu.

"Aku Minjae."

"Sungjae."

"Sorn."

Suasana tiba-tiba rikuh karena mereka kehabisan topik pembicaraan.

"Ah, ya sudah. Kami akan ke toko buku di sebrang sekarang, katanya Sorn ingin mencari sebuah buku. Aku pamit, ya." ucap Minjae undur diri.

"Ya. Senang bertemu kalian semua," ucap Sorn dengan fasih.

Seungmi tersenyum lebar sambil menatap punggung dua temannya, meski merasa miris dalam hati.

Tak lama, ponselnya bergetar. Pesan dari Minjae.

Jadi dia pacarnya Namjoo.
Astaga. Heol. Ommo.

Hehehehe. Ya, dia pacarnya.

Bagaimana menurutmu?

Heum. Melihatnya membuat nyaliku lenyap tak bersisa.
Dia enam kali lebih tampan daripada bayanganku.
Dia pantas untuk Namjoo.

Heuheuheu.

Dan kau tahu, kau juga pantas untuk Sorn~Semangat Minjae! Aku mendukungmu!

HAHAHAHAHAHA
Astaga,jangan bicara begitu, Seung.
Aku hanya mengantarnya jalan-jalan, kami tidak ada apa-apa.

Tapi Sorn juga sangat cantik kan?

Ya..
Berbohong bila aku berkata dia tidak cantik.
Dia juga sangat cerdas.

Nah! Tipe idealmu. Ayo Minjae, hajar!!

"Heh, Seung, kenapa senyum-senyum sendiri?"

Seungmi hanya menggeleng menanggapi teguran Sungjae dan segera mengunci layar ponselnya.

"Bukan apa-apa."

***

Melo's Corner :

Bonus ini teruntuk kalian yang mau ketemu jaejoo hihi.

B[L]ACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang