37 - Penyembuh Luka

156 29 20
                                    

"Ibu, aku sangat lapar!"

Itulah sapaan pertama Seungmi pada Marry Kim yang sedang memasak sup gurita di dapur, membuat pipi tembamnya spontan dijawil sang Ibu.

"Aigoo, sapaan yang bagus," sindir Marry Kim, lalu tertawa melihat putrinya meringis sambil mengusap pipinya.

"Sana, ganti baju dan bereskan barangmu dulu selagi Ibu siapkan makan siang," titahnya.

"Ya."

Seungmi berjalan lunglai menuju kamar kesayangannya di lantai dua setelah membawa satu tas travel kecil dan ransel di punggungnya. Beberapa jam perjalanan panjang di kereta monorel yang padat membuatnya ingin segera merebahkan diri di kasurnya yang nyaman – tentu saja nanti setelah perutnya sudah diisi dulu, karena gadis itu tidak pernah bisa tidur dalam keadaan lapar.

Kamarnya masih terlihat sama persis seperti saat ditinggalkan dulu, hanya saja kini tampak lebih gelap karena pintu balkon dan jendelanya tertutup rapat. Ia sapukan jemarinya ke atas meja belajarnya – guna menyapu debu – namun nihil. Ibunya pasti rajin sekali membersihkan kamarnya.

"Lama tak bertemu, kamarku." Seungmi tersenyum lebar. Setelah melepas tas travel dan ransel, ia menghempaskan diri ke atas ranjangnya yang empuk.

"Ah, nyamannya."

Sejenak saja. Ia segera bangkit untuk membuka jendela dan pintu balkon kamar.

"Ah, segarnya."

Ia terus tersenyum lebar sambil menghirup udara segar Ilsan di balkon kamarnya. Menyisir pemandangan lingkungan rumahnya yang tidak pernah berubah. Jajaran atap rumah yang tetap sama.

Senyumnya tiba-tiba memudar saat ia menyisir pandangannya ke jalanan. Sebuah mobil putih melewati rumahnya dan berhenti didepan rumah tetangga.

Matanya membelalak saat melihat seseorang yang amat dikenalnya keluar dari sana.

Oppa!

Tanpa pikir panjang, ia bergegas keluar dari rumah, mengabaikan panggilan sang Ibu yang keheranan.

***

"Oppa!"

Panggilan itu menghentikan langkah Minhyuk dan membuatnya menoleh, mendapati seorang gadis menghampirinya dengan napas ngos-ngosan.

Oh Seungmi.

Kini gadis itu berdiri di hadapan Minhyuk, menatapnya sambil menetralkan napas hingga kembali teratur. Ada senyum tipis yang tergurat di wajah polosnya, bercampur dengan sorot mata keheranan melihat kondisi sang Oppa yang tidak seperti biasanya.

Langkah kaki yang tertatih, rambut yang tak tertata rapi seperti biasa, wajah tampannya yang memucat dan tampak murung..

"Oppa.." senyum itu perlahan memudar. "Kau.. baik-baik saja?"

Minhyuk tidak langsung menjawab. Masih menatap semburat paras gadis yang telah lama ia rindukan itu. Yang kini tiba-tiba tidak ingin ia lihat, entah mengapa.

"Aku tidak baik-baik saja," jawabnya kemudian, sambil menggeleng lemah.

Seungmi terhenyak. Tak terbayangkan hal apa yang telah dihadapi seorang lelaki yang biasanya pandai menyembunyikan perasaan pribadi di balik wajah cerianya itu hingga tidak dapat menyembunyikannya lagi.

"Oppa.."

"Maaf Seungmi, aku ingin istirahat. Dan.." Minhyuk memalingkan wajahnya dari Seungmi. "Pulanglah. Aku tidak sanggup terlihat menyedihkan begini dihadapanmu."

B[L]ACKSTREETحيث تعيش القصص. اكتشف الآن