[2] Trouble

3.1K 250 10
                                    

Siapa pun yang menciptakan istilah "janda kembang", sungguh aku ingin menguburnya hidup-hidup. Tapi, nampaknya orang itu mungkin sudah duduk manis di surga sambil menyesap es jeruk, diterpa angin nirwana sepoi-sepoi.

Enam bulan aku tidur sendirian di ranjang ukuran queen. Kedinginan? Tentu saja, jika tak ada alat bergetar yang terpaksa menemani malam-malam sepiku bersemayam manis di dalam laci nakas samping ranjangku.

Menyedihkan? Setidaknya aku tidak perlu jijik membayangkan berhubungan intim dengan lelaki yang asal tebar pesona dan benih kejantanan ke mana-mana.

Sebenarnya, aku sempat ragu ketika Viona, anak Om Eddy, menawariku untuk menempati rumah yang kutinggali sekarang. Pengalamannya yang pernah gagal berumah tangga menjadikannya pendukung terdepan waktu mendengar kisah petaka pernikahan dari mulutku. Gesit sekali Viona mengatur segalanya, anak-anak tinggal di rumah Om Eddy sampai proses perceraianku selesai. Untung saja, hanya dua kali sidang dan aku bukan lagi istri Si Brengsek Mike itu.

Sebenarnya, kupingku nyaris tuli mendengar bujukan kedua mertuaku. Pasangan pensiunan bos BUMN dan pengusaha katering raksasa Jakarta itu memang enggan tercoreng mukanya. Apalagi putra kesayangan mereka itu digugat cerai istri karena ketahuan main gila. Enak saja aku harus menipu diri dalam pernikahan semu, cih!

"Michael itu hanya iseng, Manda. Namanya juga laki-laki, mereka suka mencari tantangan kalau sedang bosan."

Mantan ibu mertuaku bisa santai berkata begitu sambil menyesap teh manis hangat. Sementara suaminya manggut-manggut sambil mengepulkan rokok kretek. Sungguh mencium aroma yang kubenci ditambah ucapan-ucapan menyudutkan langsung membuatku muak.

"Ranjang kalian bermasalah seperti apa?" Ya ampun, bayangkan aki-aki itu bisa banget nanya soal urusan ena-ena orang, ya!

"Pa, Ma, tolong hargai keputusan Manda. Manda tidak mau membohongi diri sendiri dan orang lain. Manda bisa memaafkan Michael. Tapi, melupakan dan menerima, Manda enggak bisa lakukan itu."

"Terus, kamu lebih milih ego ketimbang orang tua lengkap untuk Jenna dan Adri?"

Tuan dan Nyonya Soebrata sudah barang tentu tidak akan mundur begitu saja. Sayang, anak mereka dulu menghamili wanita yang luar biasa keras kepala. Amanda Btari Saraswati, pengoleksi gelar juara debat sejak SMP takkan meraih prestasi tanpa alasan percuma.

Percaya atau tidak, aku sampai menyiapkan bundelan artikel tentang bahaya toxic relationship, keberhasilan co-parenting di mana orang tua tunggal bisa berhasil membesarkan anak bersama mantan pasangan, dan bahaya perselingkuhan yang didiamkan. Salah besar mengajakku perang mulut. Aku tahu bagaimana caranya bertarung dengan elegan.

Pantas saja pengacaraku sampai berdecak kagum. Meskipun, decak itu berubah menjadi desahan kecewa ketika kutolak mentah-mentah setiap ajakan kencannya. Dasar gatal, baru saja ketuk palu, masa aku sudah jadi gandengan orang lain? Apalagi ini lelaki beristri, dengan dalih istrinya sudah asyik dengan sugar baby anak kuliahan.

Aku mencak-mencak pada Viona yang merekomendasikan Danar Putra Siregar demi kelancaran proses perceraianku. Sepupuku itu hanya ngakak panjang.

"Gue yakin elo pasti bisa nendang Danar, Man. Biar ganjen, dia itu divorce lawyer kelas kakap yang jarang kalah. Yang penting kan aman dari laki kampret elo itu."

Iya juga sih. Mike sampai ciut mau menghampiriku seusai sidang. Danar keburu menarikku masuk ke mobil. Matanya seperti mencabik habis segala martabat dan kepercayaan diri mantan suamiku.

Sinting memang kalau musisi berantakan nekat melawan pengacara necis yang potongan fisiknya sebelas dua belas dengan Ario Bayu. Nih, pas banget dengan ekspresi Kangmas Ario belagu begini.

De Emaks Cadas (18+) [COMPLETED]Where stories live. Discover now