10

4.3K 135 5
                                    


"Pak Andi tolong antarkan saya ke kantor Daniel."

"Iya Nyonya."

Tiba-tiba Kevin muncul di belakang Ana.

"Kau akan pergi?"

"Ya, aku harus ke kantor Daniel. Oma menelponku dan menyuruhku untuk mengambil laporan di kantor Daniel. Sebenarnya ini tugas Tony tapi sepertinya Tony lupa."

"O... jadi Oma lebih percaya kepadamu daripada cucu nya sendiri?"

"Ayolah ini bukan seperti itu. Oma tau kalau kalian terlalu sibuk dan pasti akan susah untuk menyuruh kalian."

"Ya aku tau. Bagaimana kalau aku antar saja. Lagian aku lagi free."

"Ehm... Oke baiklah."

"Pak Andi. Aku pergi dengan Kevin saja."

"Iya Nyonya."

*

Mobil Kevin melaju dengan cepat di jalanan. Situasi jalan raya yang tidak terlalu padat saat ini memungkinkan Kevin untuk mengebut menggunakan mobil sportnya. Dan hal itu membuat Ana sedikit ngeri. Ana beberapa kali harus menutup matanya karena Kevin terlihat begitu dekat dengan kendaraan di depannya.

"Apa kau memang biasa mengebut?"

"Ini mobil sport Ana. Ini gunanya kita memiliki mobil sport."

Ana menghela nafas.

"Hufff... Tau gitu aku mending minta antar pak Andi," gerutu Ana.

Kevin yang mendengar Ana menggerutu langsung tertawa.

"Kenapa? Kau takut?"

"Kamu pikir?"

"Oke... Oke... aku akan pelankan," kata Kevin sambil tersenyum melihat Ana.

*

Mobil Kevin kemudian memasuki area parkiran kantor Daniel. Kevin memarkirkan mobilnya dengan sangat hati-hati.

Kemudian mereka berdua turun dari mobil dan menuju lift untuk naik ke kantor Daniel. Perusahaan Daniel terlihat sangat besar dan juga megah. Terlihat sekali dari luas lahan dan juga bangunan perusahaan yang sangat besar berdiri megah di tengahnya. Perusahaan Daniel berdiri di kawasan lingkungan industri, karena Perusahaan itu bergerak di bidang industri tekstil. Daniel memang layak disebut sebagai pengusaha sukses di usia nya yang di bilang masih muda yaitu 34 tahun. Daniel adalah orang yang sangat totalitas di dalam semua bidang pekerjaannya. Di usia Daniel yang masih berkepala tiga ternyata Daniel tidak hanya saja pemilik sebuah restaurant tapi dia juga pemilik sebuah industri tekstil yang sudah sangat terkenal di dalam dan juga luar negeri. Banyak sekali import tekstil yang sudah dilakukan perusahaan Daniel di berbagai Negara. Itu semua diperolehnya karena kerja kerasnya dan juga keteguhan hatinya untuk bisa hidup mandiri tanpa bayang-bayang nama besar keluarganya. Semua ini Ia raih dari nol tanpa bantuan materi dari keluarganya. Daniel bahkan harus beberapa kali menolak ajakan kerja sama dari orang tuanya yang menganggap dirinya tidak akan bisa berhasil jika harus berdiri sendiri. Ini memang sudah tekat dari Daniel semenjak dari remaja. Dan sekarang Daniel sudah bisa membuktikannya.

"Oh Tuan Kevin selamat datang. Anda ingin bertemu Tuan Daniel?" tanya seorang receptionis yang menyambut Ana dan Kevin dengan sangat ramah.

"Daniel ada di dalam?"

"Iya Tuan tapi beliau masih ada tamu. Apakah anda mau menunggu sebentar? Saya akan memberitahu beliau."

"E... Sebaiknya tidak perlu. Sebenarnya aku hanya perlu bertemu dengan Betty. Aku disuruh Oma Diana untuk mengambil laporan. Apa dia ada?" potong Ana sebelum receptionis itu menelpon Daniel. Karena untuk saat ini Ana sangat enggan harus bertatap muka dengan Daniel.

Anastasia Lee ( One Heart  One Love  One Destiny )Where stories live. Discover now