13

4.8K 236 8
                                    

Pagi itu suasana di meja makan terasa sangat canggung antara Ana dan Tony. Tony terlihat beberapa kali melihat ke arah Ana, tetapi sepertinya Ana enggan harus bertatap mata langsung dengan Tony. Sehingga Ana terlihat lebih sering hanya menunduk dan memperhatikan makanannya. Dan hal itu sangat disadari oleh Tony, kalau Ana sedang berusaha menghindarinya.
"Selamat pagi semua...." sapa Daniel dengan wajah yang terlihat ceria. Dan hal itu spontan membuat semua yang berada di meja makan langsung mengarahkan perhatian mereka kepada Daniel.
"Hai Dan... Sepertinya kau terlihat senang hari ini," kata Kevin sambil melirik kepada Daniel.
"Ya aku senang sekali pagi ini," kata Daniel sambil tersenyum dan kemudian mengarahkan tatapannya kepada Ana dan kemudian kepada Tony yang terlihat diam saja.
"Selamat pagi sayang," kata Daniel kemudian, sambil mencium pipi Ana dengan tiba-tiba. Tapi mata Daniel sepertinya sedang melirik ke arah Tony yang sedang duduk di depan Ana. Ana pun terlihat terkejut dengan ciuman itu. Ini benar-benar di luar dugaan Ana. Sungguh sangat di luar kebiasaan Daniel. Ana pun tidak tau apakah ini pertanda baik atau buruk baginya, karena Ana tidak bisa menebak apa yang sedang ada dalam pikiran Daniel saat ini.
Daniel kemudian mengambil duduk di dekat Ana sambil terus terlihat tersenyum.
Sedang Tony terlihat hanya diam, tapi sepertinya tidak dengan hatinya. Tony merasakan sedikit rasa cemburu ketika Daniel dengan santai mencium pipi Ana. Hal yang sangat tidak mungkin dapat Ia lakukan.
"Bagaimana keadaanmu hari ini Tony? Kenapa kau terlihat diam? Tidak seperti biasanya," tanya Daniel kepada Tony.
"Aku baik. Hanya saja aku sedikit kurang enak badan," jawab Tony beralasan.
"Oh sayang sekali. Apa kau tidak ke dokter? Karena malam nanti akan ada pesta di sini. Aku harap kau tidak melewatkannya!"
"Jadi kau mengadakan pesta? Dalam rangka apa?" tanya Kevin spontan.
"Ya, Ini masih kejutan. Kau akan bisa melihatnya nanti!" jawab Daniel kepada Kevin.
"Wow... itu pasti sangat keren. Aku pasti tidak akan melewatkannya. Apa aku boleh mengajak seseorang?" tanya Kevin sambil mengembangkan senyumnya.
"Ya tentu saja! Dan aku menginginkan kalian semua mempersiapkan diri untuk nanti malam. Dan untukmu juga Tony!"
"Ya tentu saja Dan," jawab Tony singkat.
"Good."

****
"Ana Ana... wait!!" Tony berusaha menghentikan langkah Ana yang sedang berjalan menuju kamarnya.
Tony memang sengaja untuk mencari waktu yang tepat untuk bisa berbicara leluasa dengan Ana, ketika Daniel dan Kevin tidak ada di rumah.
Ana kemudian berhenti dan membalikkan badannya, melihat ke arah Tony.
"Aku tau kau berusaha menghindariku. Ana... aku tidak ingin kau bersikap seperti ini!"
"Jadi menurutmu aku harus bersikap bagaimana? Kita harus jaga jarak Tony!"
Kemudian Tony terlihat menghela nafas panjang sebelum menjawab Ana.
"Tapi aku tidak bisa Ana. Aku tidak ingin kau menjauhiku. Ini sangat sulit."
"Sebaiknya kita akhiri ini! Aku tidak ingin seseorang melihat kita dan menjadi salah paham!" kata Ana tegas dan segera berbalik masuk ke dalam kamarnya.
Tony tidak bisa berbuat apa-apa. Terlihat Tony tidak bisa menutupi kesedihan dan kekecewaan dari raut wajahnya. Ana benar-benar sangat berarti untuk dirinya. Ini kali pertama dalam hidupnya dia merasakan benar-benar jatuh cinta dengan seorang wanita. Dan sayangnya dia harus jatuh cinta dengan istri sepupunya sendiri. Hal yang tidak pernah Tony bayangkan sebelumnya, kalau dia harus berebut seorang wanita dengan Daniel.
Melihat kedekatan yang sudah terjalin sejak kecil, sebenarnya Tony sangat ingin menghindari hal yang membuatnya harus bermasalah dengan Daniel dan bahkan keluarga besarnya.
Tony berjalan menuju kamarnya. Langkahnya terlihat berat. Tony masih sangat ingin meyakinkan Ana untuk tidak menghindarinya. Tapi Tony tau kalau dirinya memaksa, akan membuat situasi yang sekarang semakin bertambah buruk. Tony tidak ingin Ana membencinya. Jadi sudah seharusnya Tony harus banyak bersabar dan menunggu waktu yang tepat agar Ana tidak merasa terganggu dengannya.

*****
Ana terlihat keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan kimono putih berbahan satin, yang membuat bagian dadanya sangat terlihat jelas tergambar pada kain kimono yang dipakainya. Sedangkan rambut Ana yang masih terlihat basah dibiarkannya terurai.
Dan secara tiba-tiba, Daniel masuk ke dalam kamar tanpa diduga oleh Ana.
"A... Daniel??" seru Ana karena terkejut. Dan hal itu praktis membuat perhatian Daniel langsung tertuju pada Ana.
"Kau membuatku terkejut," kata Ana sambil menaruh tangannya pada dadanya.
Daniel mulai menatap Ana dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Matanya mengitari seluruh bagian tubuh Ana tanpa terlewat sedikitpun.
"Aku tidak tau kalau kau pulang secepat ini."
"Ya," jawab Daniel singkat sambil melepas jas dan juga dasinya. Kemudian Daniel terlihat melepas kancing bajunya bagian atas. Dan kemudian Daniel merebahkan badannya di atas tempat tidur dengan santai sambil menaruh kedua tangannya di belakang kepalanya. Sedang tatapan Daniel tidak lepas dari tubuh Ana, yang sekarang terlihat sedang menyisir rambutnya yang masih basah.
Ana merasa sangat canggung karena dirinya bisa melihat dengan jelas dari cermin meja rias di depannya, kalau Daniel sedang memperhatikannya. Tiba-tiba hati Ana merasa deg-degan dan bahkan badannya merinding karena tatapan Daniel kepadanya. Tatapan Daniel benar-benar membuat Ana menjadi salah tingkah.
"Apa kau akan tetap berada di sini?" tanya Ana memberanikan diri sambil berbalik melihat ke arah Daniel.
"Ya. Bukannya ini kamarku juga? Apa kau keberatan?" jawab Daniel santai.
"Tidak!" jawab Ana singkat dan kemudian berbalik lagi melihat ke cermin.
Daniel terlihat menyunggingkan senyumannya karena merasa senang Ana tidak bisa membantah kata-katanya. Kemudian Daniel terlihat kembali menikmati pemandangan indah di depannya.
Dan Ana yang tidak suka dengan sikap Daniel yang terus menatapnya, kembali membalikkan badannya sambil memberanikan diri untuk menegur Daniel.
"Kau boleh tetap berbaring di tempat tidurmu tapi stop melihat ke arahku!!" kata Ana dengan nada sedikit ketus.
"Kenapa?"
"Jangan!!"
Kata-kata Ana bukannya membuat Daniel diam dan mengalihkan perhatiannya, tapi makin membuat Daniel ingin menggoda Ana. Kemudian Daniel terlihat bangun dari tempat tidurnya dan kemudian mulai berjalan mendekati Ana. Daniel terlihat benar-benar mendekat sampai sangat-sangat dekat dengan Ana. Tatapan mata Daniel terlihat tajam dan sangat serius. Dan kedua tangan Daniel di letakkan di atas meja rias di antara badan Ana, sehingga sekarang badan Ana terperangkap di antara badan dan tangan Daniel. Wajah Daniel terlihat benar-benar dekat dengan wajah Ana. Dan sekarang mereka berdua saling bertatapan. Tubuh Ana seperti kembali sedang terkena sengatan aliran listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Ana benar-benar tidak berdaya setiap Daniel begitu sangat dekat dengannya seperti ini. Jantung Ana berdebar dengan kencang dan badannya seperti tidak kuat untuk lebih lama lagi menerima tatapan tajam yang sangat membiusnya itu. Bau harum parfum yang dipakai Daniel menambah daya tarik yang memabukkan dan membawa gairahnya semakin tinggi.
Hidung Daniel mulai menempel pada pipi Ana dan kemudian dengan pelan menyusuri telinga dan kemudian turun ke leher Ana. Ana benar-benar di buat melayang dan tidak bisa menolak semua sensasi erotis yang telah di hadirkan oleh Daniel. Tangan Daniel mulai menyusuri pinggang Ana dan kemudian memeluk pinggang itu dengan kuat sehingga badan mereka sekarang saling bersentuhan tanpa ada jarak lagi. Kemudian bibir Daniel terlihat mencium leher Ana dengan sangat pelan dan lembut sekali. Ana terlihat tidak memberontak, sebaliknya Ana mulai menikmati setiap sentuhan bibir Daniel di lehernya. Ana mulai menengadahkan kepalanya sambil memejamkan matanya. Sedang Daniel terlihat semakin leluasa mencium leher Ana, seiring dengan gairah yang Ia rasakan dari dalam tubuhnya. Harum wangi sabun yang masih menempel pada tubuh Ana membuat tubuh Ana semakin menggoda untuk dicium. Kali ini Daniel benar-benar tidak kuasa menahan godaan keindahan tubuh Ana. Bahkan Daniel mulai bisa merasakan birahinya mulai meninggi sampai akhirnya dia mulai melumat bibir Ana dengan sedikit lebih cepat. Dan hal itu ternyata di sambut baik oleh Ana tanpa perlawanan. Dengan sangat bergairah mereka berdua saling berciuman dan melumat satu sama lain. Hal yang tidak pernah ada dalam pikiran mereka berdua sama sekali.
"Aku ingin memilikimu," bisik Daniel dengan suara lirih di telinga Ana.
"Ya..." jawab Ana lirih.
Daniel mulai melepas satu persatu kancing bajunya sambil terus mencium bibir Ana. Daniel benar-benar sudah tidak sabar untuk melepaskan semua hasrat yang sudah lama dipendamnya selama ini.
Tangan Daniel mulai menompang bagian belakang tubuh Ana, sedangkan bibirnya mulai turun dan mencium bagian dada Ana.Tubuh Ana semakin mengeliat ketika Daniel mulai mencium bagian tubuhnya yang sangat sensitif. Tangan Ana mulai meraba rambut Daniel dengan lembut seakan memberikan sinyal kalau apa yang dilakukan Daniel membuatnya semakin bergairah.
Ketika mereka berdua mulai terhanyut dengan segala gairah dan hasrat yang sangat intim itu, tiba-tiba terdengar ada yang mengetuk pintu kamar Daniel.
"Dan... Dan..." terdengar suara Kevin yang dengan keras terus memanggil Daniel.
"Apa kau di dalam?" tanya Kevin kemudian.
"Daniel... ada Kevin di luar," kata Ana berusaha menghentikan Daniel.
"Sial... kenapa dia selalu mengganggu!"kata Daniel dengan nada kesal.
Kemudian Ana segera membetulkan baju kimono yang dipakainya, sedang Daniel melangkah ke pintu dan segera membukanya.
"Ada apa?" kata Daniel dengan nada ketus.
"Orang EO dibawah mencarimu. Mereka memintamu untuk memeriksa apa ada yang kurang?"
"Baik aku segera ke bawah, suruh mereka menunggu sebentar!" kata Daniel dan kemudian segera menutup pintu kamarnya kembali.
Daniel terlihat menghampiri Ana. Kemudian Daniel langsung memegang pinggang Ana dan menempelkan dahinya kepada dahi Ana.
"Sebaiknya kita selesaikan ini nanti malam, kau setuju?"
"Ya," jawab Ana singkat sambil tersenyum.
"Baiklah, aku harus segera turun kebawah. Sebaiknya sekarang kau bersiap-siap!" kata Daniel sambil memegang pipi Ana.
Ana pun hanya mengangguk sambil tersenyum lembut kepada Daniel.
Kemudian Daniel pun mengecup bibir Ana dan setelah itu langsung pergi meninggalkan kamar itu.
Ana mengadahkan kepalanya ke atas dan mulai kembali mengingat semua hal yang baru saja terjadi. Setiap ciuman Daniel masih sangat terasa di leher dan juga bibirnya. Sungguh sangat diluar nalar Ana. Bagaimana mungkin tiba-tiba Daniel dan dirinya bisa seintim itu. Daniel sangat berbeda, tidak seperti Daniel yang selama ini Ia kenal. Di luar kelebihan fisik Daniel yang membuat Ana terpesona, Daniel juga berubah menjadi sedikit lebih lembut kepadanya. Apakah Daniel memang sudah berubah? Tapi apa yang membuat Daniel merubah sikapnya kepadanya? tanya Ana di dalam hatinya.

Anastasia Lee ( One Heart  One Love  One Destiny )Where stories live. Discover now