Ternyata, kita?? #3

945 168 12
                                    

Pagi ini terasa sangat berbeda dan  ditempat yang berbeda pula. Hari pertama yang akan Shin hye jalani berawal di Seoul lagi sejak 2 tahun terakhir. Kenapa berusaha sangat keras untuk menentukan pilihan jika pilihan terbaiklah yang menawarkan diri.

Kenapa rasanya sangat sulit seperti sulit untuk menulis satu kata padahal dirinya adalah seorang penulis. Shin hye, apa yang kau ketahui tentang kehidupanmu? Kau hanya perlu menjalankannya saja, kerena kehidupanmu kaulah yang menentukannya sendiri

"Aku sudah siap Hyun jin, aku akan segera kesana. Hei ... seharusnya kau lihat apa yang aku lakukan saat ini, aku bahkan harus membawa roti panggangku dan memakannya di dalam mobil. Baiklah sampai bertemu nanti."Shin hye menutup telponnya, saat akan membuka pintu dia menjadi bingung dengan keadaanya sendiri."Oh lihatlah apa yang kau lakukan padaku pagi ini Hyun jin."Shin hye menghela napas lelah melihat tangannya yang penuh dengan bawaan. Satu memegang roti dan tangan satunya lagi memegang tas serta handphonenya. Shin hye semakin menghela napas berat.

"Kau mau pergi?"Tanya sesorang yang tidak lain adalah Yong hwa. Yong hwa memperhatikan Shin hye dengan tatapan bingung. Perlu bantuan?"Tawar Yong hwa.

"Sebenarnya... Ah tidak."Tanpa pikir panjang Shin hye memasukan potongan roti kedalam mulut, membekapnya dengan kedua bibirnya sehingga dia bisa membuka pintu mobil."Aku bisa mengatasinya."Ujar Shin hye sembari mengigit roti serta mengangkat bahu lantas dia tersenyum.

"Apa kau sedang terburu-buru?"

Shin hye mengangguk. Shin hye sedikit sesak karena dia baru saja menghabiskan roti panggangnya dan sekarang dia butuh air. Shin hye memukul pelan dadanya yang mulai terbatuk-batuk. Melihat itu Yong hwa menawarkan jus kaleng yang dia minum.

"Ini minumlah. Seharusnya kau memakan sarapanmu di dalam bukan dengan cara seperti ini."Ujar Yong hwa sembari memberikan jus kalengnya dan tanpa menolak Shin hye mengambilnya.

"Terima Kasih. Maaf aku harus pergi sekarang."Shin hye mengembalikan kaleng jus yang sudah habis, masuk kedalam mobil dan langsung menjalankan mobilnya.

"Tidak berubah."Gumam Yong hwa sembari melihat kaleng jusnya yang sudah kosong.





***

"Ini proyek pertamamu Shin hye, sesuai yang di katakan direktur Han kau akan menulis biografi seorang pianis terkenal."

"Yaa aku sudah tahu. Kapan aku bisa menerima profilnya dan bertemu dengannya?"

"Sebelum bertemu dengannya kau harus bertemu dengan asistennya dulu...Nah lihat dia sudah datang."Unjuk Hyun jin pada pria muda yang berjalan kearah mereka.

Pria itu duduk di depan Shin hye dan Hyun jin. Berjabat tangan dan tersenyum ramah pada mereka berdua. Tapi Jung shin, pria itu merasa pernah melihat Shin hye. Entah kenapa wajahnya sangat tidak asing.

"Ada apa?"Tanya Shin hye risih dengan tatapan Jung shin padanya.

"Ahhh tidak nona, maafkan aku. Aku meresa pernah melihatmu sebelumnya."Ujar Jung shin menjelaskan kesalahpahaman.

"Hahhaha, bukan hanya kau saja yang mengatakan itu Jung shin. Mungkin karena dulu Shin hye pernah tinggal di Seoul sebelum tinggal di Gangnam."

"Ohhh, jadi kau kembali untuk pekerjaan ini?"

"Yaaa kau benar sekali Jung shin. Karena sebelumnya aku bekerja sendiri."

"Ini lebih menguntungkan dari pada harus bekerja seorang diri dengan bakat yang kau punya Shin hye."

Shin hye tersenyum menaggapinya." Jadi, siapa yang akan menjadi nara sumberku kali ini? Sebelumnya maaf karena aku tidak tahu siapa dia, bahkan untuk namanya pun aku belum mengetahuinya."Shin hye melirik Hyun jin dengan kesal.

"Lee jung shin yang akan memberitahu Shin hye."Hyun jin membela diri."Karena aku juga tidak tahu siapa orang itu, bodoh."Bisik Hyun ji pada Shin hye. Dan Shin hye memelototi Hyun jin temannya yang bodoh itu, baginya.

"Dia seorang profesor dalam bidang seni dan musik, seorang pianis yang sudah pasti kalian tahu. Namanya adalah Jung yong hwa.

Seketika Shin hye terdiam. Hyun jin pun sama, mereka berdua terdiam setelah mengetahui nama orang tersebut. Mungkin memang seharusnya dia tidak kembali ke Seoul. Setelah semalam tanpa tahu apapun kalau dia akan bertetangga dengan Yong hwa, dan sekarang dia harus bekerja sama dengan pria itu juga. Apa saat ini Tuhan sedang mempermainkannya?

"Shin hye."Panggil Hyun jin pelan menyadarkan Shin hye.

"Ada apa Shin hye ?"Tanya Jung shin.

"Eoh? Sepertinya aku lupa mengunci rumahku. Hyun jin, bisa kau kirimkan berkas milik tuan Jung kerumahku? Jung shin, kau bisa berikan berkas tuan Jung pada Hyun jin?"

"Eoh, baiklah. Kenapa dengan dia?"Tanya Jung shin setelah Shin hye pergi.

"Dia itu orang yang paling pelupa di dunia. Tidak perlu khawatir, Shin hye orang yang sangat profesional dalam pekerjaannya."Hyun jin menyakinkan Jung shin untuk tidak perlu khawatir.




***

Shin hye berada dikantornya, sudah sejak siang tadi sampai menjelang sore dirinya belum beranjak untuk pulang. Bahkan Hyun jin saja sudah di jemput oleh suaminya sejak tadi. Lalu kenapa dia tidak juga pulang?

"Sangat bodoh kalau kau takut pulang kerumahmu sendiri."Rutuk Shin hye pada dirinya sendiri.

Akhirnya menjelang jam 7 malam Shin hye baru keluar dari kantornya. Sebelum pulang Shin hye menyempatkan diri berbelanja ke supermarket mengambil sup ayam kemasan serta sawi putih untuk menu makan malamnya.

Shin hye tersenyum membalas pesan dari Hyun jin setelah turun dari mobil.

"Aku tidak seperti dirimu yang kembali pada mantan pacarmu."Tulis Shin hye dalam pesan teksnya. Setelahnya dia memasukan handphonenya ke dalam saku celana dan mengambil barang belanjaannya.

"Aku baru tahu kalau ternyata kau yang akan menulis buku biografiku Shin hye."

Shin hye berbalik dengan membawa belanjaannya."Eoh, hai..."Sapa Shin hye sembari berjalan menuju pintu rumahnya."Maaf Yong, bisa kita bicara nanti."Ujar Shin hye sembari menunjuk dirinya yang tengah kesusahan dengan belanjaan yang dibawa.

Yong hwa mengerti lantas ingin membantu Shin hye untuk membawakannya, tapi Shin hye menolaknya dengan halus kerena dia bisa mengatasinya sendiri.

"Tunggu aku 10 menit, aku kan menemuimu."

"Baiklah."Jawab Yong hwa setuju.

Lalu 10 menit kemudian Shin hye keluar dan menghapiri Yong hwa yang sedang duduk diteras rumahya.

"Hai..."Sapa Shin hye terseyum.

"Duduklah."Yong hwa mempersilakan.

"Aku tidak bisa menjelaskanya secara pasti, karena aku juga baru tahu tadi pagi. Aku harap kita bisa bekerja sama dengan baik."

"Apa Jung shin sudah memberitahumu syarat yang aku inginkan untuk jadi penulisku?"Tanya Yong hwa.

"Syarat? Syarat apa yang kau maksud?"

"Jadi Jung shin belum menjelaskannya?"

Pertanyaan Yong hwa semakin membuat Shin hye mengkerutkan kening kebingungan. Apa yang dimaksud dengan syarat? Selama dia bekerja, tidak pernah adapun syarat yang diajukan padanya.

"Aku menginginkan seorang penulis yang bisa tinggal bersamaku."

"Apa!!





TBC ...

We Just Broke Up!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang