Pria Lain #6

982 159 11
                                    

Setelah makan malam yang tiba-tiba saja menjadi hening tanpa adanya pembicaraan lebih lanjut. Hanya diisi oleh deringan sendok dan garpu yang beradu diatas piring mereka. Yong hwa dan Shin hye bersantai diteras rumah Shin hye sembari merasakan hembusan angin malam.

"Aku membayangkan kalau sendainya saja aku punya kursi goyang yang seperti ayunan, pasti sangat menyenangkan bersantai disana." Shin hye tersenyum sembari memeluk tubuhnya sendiri. Dingin? Ya, tentu saja.

"Kau kedinginan?"

"Eoh? Tidak... Sedikit tapi aku baik-baik saja."

"Kenapa kau tidak pernah berubah Shin hye?"

Shin hye menatap Yong hwa bingung." Maksudmu? Aku memang tidak berubah sama sekali. Jika seseorang bilang kalau aku berubah, berarti kami sudah lama tidak bertemu. Karena dia sudsh melupakanku."

"Setidaknya orang itu bukan aku." Kata Yong hwa, membuat Shin hye lagi-lagi terdiam.

Shin hye mengahap Yong hwa dan menatap lekat pria itu." Jadi, bisa kau katakan apa yang tidak pernah berubah dariku?"

Yong hwa juga menghadap Shin hye." Hampir semuanya, tidak ada yang berubah. Bahkan pipi chubbymu itu." Tunjuk Yong hwa sembari tertawa.

"Tidak lucu."Sanggah Shin hye cemberut.

Yong hwa kembali menghadap lurus ke depan."Ayunan kayu, sejak dulu kau menginginkannya. Apa sampai sekarang kau belum bisa memilikinya?"

"Tidak."

Yong hwa tersenyum sembari terkekeh." Tatapanmu selalu sama, sangat teduh dan menghangatkan. Entah kenapa itu membawaku kembali pada saat pertama kali kita bertemu."Yong hwa menghadap Shin hye. Memperhatikan wajah bersinar sang wanita yang entah sejak kapan mulai membuatnya bernostalgia." Maaf, aku tidak bermaksud membahasnya. Besok, maukah kau datang ke pertunjukanku?"Yong hwa segera mengubah topik pembicaraan.

"Apa kau ingin membahas kenangan-kenangan yang sudah berlalu? Ayo kita bicarakan itu malam ini."

Yong hwa dan Shin hye saling bertatapan. Keduanya seolah berbicara melalui tatapan mata mereka. Dan dimalam itu, semuanya tertuang begitu saja. Mereka membahas satu persatu permasalahan mereka, serta perpisahaan mereka.

Tidak ada yang salah dari perpisahan mereka. Semua itu hanya masalah perasaan saja. Kadang rindu dan kadang membuat kita semakin menjauh. Kadang saling cinta dan terkadang akan ada cemburu. Terkadang saling membalikan punggung satu sama lain dan berhenti untuk bicara, berhenti untuk saling peduli tanpa tahu jika itulah pemicu dari perpisahan.

Mungkin aku bukan yang terbaik, masih banyak yang lebih baik dariku. Aku tidak bisa menjanjikan kalau akhir cinta kita akan bahagia seperti cerita dongeng yang sering kau dengar.

Tapi jika takdir mempertemukan kembali, aku yakin Tuhan mempunyai rencana lain untuk kita. Ada sebuah rahasia yang masih dia simpan diakhir cerita.




***

"Setelah ini mari jangan mengingat apapun tentang kita, mari jangan saling bicara membahas hal-hal yang sudah sering kita lakukan. Mari untuk saling berpura-pua kalau kita tidak pernah saling mengenal. Aku tidak mau ada yang salah paham dengan kedekatan kita. Biarkanlah orang lain mengenal kita sebagai orang asing. Dan aku tidak mau merusak hubunganmu dengan kekasihmu. Dia wanita yang lebih baik dari siapapun yang pernah kau kenal, bahkan aku.

Yong hwa masih mengingat jelas perkataan Shin hye malam itu. Malam itu Shin hye mengijinkannya untuk mengenang kembali kebersamaan mereka, tapi hanya untuk malam itu saja dan setelahnya mereka berjanji untuk tidak membahasnya lagi.

We Just Broke Up!!Where stories live. Discover now