Canggung #4

938 165 13
                                    

"Ck... Itu aneh sekali Yong hwa."Shin hye berdecak sembari tertawa seakan itu adalah hal yang paling konyol yang pernah dia dengar.


Yong hwa memperhatikan Shin hye yang masih tertawa."Tapi itu adalah syarat yang aku berikan pada direktur Han. Karena kau tahu seseorang yang terkenal sepertiku mempunyai syarat tertentu. Harusnya kau tahu itu Shin hye."

Shin hye menghentikan tawanya secara paksa dan menatap tidak suka pada Yong hwa."Tidak mungkin."Sergah Shin hye tidak terima.

"Ck... Itukan bukan hal yang sulit, mengingat kita pernah melakukannya. Dan jujur saja aku merasa lebih baik ternyata orang itu adalah kau."

"Aku setuju untuk menjadi penulismu tapi tidak untuk tinggal bersamamu. Begini saja, kita adalah tetangga. Kau bebas menemuiku kapanpun kau mau, kau bisa datang kerumahku sesuka hatimu walau tidak dengan ijinku. Kau juga bisa memanggilku kapan saja jika kau memerlukanku. Tapi hanya untuk pekerjaan. Aku tidak bisa bekerja dengan orang lain jika orang itu berada dekat denganku.

"Tetangga? Tentu saja, baiklah aku setuju. Aku akan menghubungimu nanti. Apa nomormu masih yang lama?"Tanya Yong hwa sebelum beranjak pergi.

Shin hye menggeleng."Aku akan mengirim pesan nanti."Balas Shin hye."

Yong hwa hwa hanya mengangguk. Perlahan mulai meninggalkan Shin hye.

"Tunggu."Panggil Shin hye menghentikan langkah Yong hwa."Bisakah, kita tidak membahas apapun kecuali pekerjaan? Aku ingin kita profesional."Ujar Shin hye mengutarakan keinginannya.

Dengan seyuman kecut Yong hwa mengiyakannya."Baiklah. Profesional."Ujar Yong hwa dan benar-benar pergi meninggalkan Shin hye.

Oh Tuhan, kenapa banyak sekali jalan yang kau buat untuk setiap hambamu. Belum sampai keujung kau sudah memberi cabang ditengah jalan. Membuat banyak pilihan untuk segera dipilih dalam menentukan kehidupan. Lalu jalan mana yang harus aku pilih untuk menemukan ujungnya?

Tidak Shin hye, jangan berkeluh kesah. Kau sudah melakukan yang terbaik. Dia sudah bahagia dengan kehidupannya. Dia mendapatkan mimpi yang dia inginkan. Keberhasilannya kerana ada wanita hebat disampingnya. Yahhh, wanita hebat yang tidak sepertimu.

Shin hye menutup jendela kamarnya sebelum mematikan lampu kamar, berharap dia akan membuka mata dengan perasaan lebih baik.

Sedangkan disebelah rumahnya, pria itu Jung yong hwa tidak tahu harus berbuat apa. Pertemuan pertamanya sejak 2 tahun lalu membuatnya sangat tekejut. Tidak banyak hal yang berudah dari dirinya, hanya saja wanita itu mewarnai rambut hitamnya menjadi warna coklat terang dengan poni pendek didahi mungilnya. Yong hwa bahkan tidak akan bisa mengenalinya kalau tidak tersadar dengan tahi lalat dibawah alis dan disamping hidungnya. Serta dagu mungil yang terbelah cantik.

Oh Tuhan, ada apa ini. Kenapa rasanya seperti pertama kali bertemu dengannya.



***

"Hai... Selamat pagi sayang."Ji won tersenyum hangat saat Yong hwa membuka pintu."Aku bawakan nasi goreng kimchi buatan bibi. Bibi bilang kau suka nasi goreng buatannya.

"Yaa tentu saja, aku sangat suka nasi goremg kimchi, bukan karena siapa yang memasaknya."

"Benarkah? Aku kira kau suka kerena bibi yang memasaknya."

"Kau tidak tahu?"Tanya Yong hwa.

"Lain kali aku akan memasaknya untukmu, sayang."Ji won memberikan kecupan manis dipipi Yong hwa, membuat Yong hwa tersenyum membalas senyuman cantik Ji won.

"Bagiamana persentasinya?"

"Yaa, berjalan lancar. Aku hanya tinggal menunggu hasilnya saja."

"Manager pemasaran?"

We Just Broke Up!!Where stories live. Discover now