Kim ji won yang Polos #7

1K 169 28
                                    

Dia gadis yang baik tapi tidak bisa memikatku, seperti kau yang selalu menjeratku dalam lingkaran pesonamu



Sejak kapan semuanya menjadi lebih sulit? Semenjak memutuskan untuk kembali ke Seoul, kenapa rasanya susah sekali baginya untuk bergerak bebas, bernapas sesuka hati, seakan-akan ada seseorang yang terus mengawasi. Tatapan mata itu kenapa harus tertuju padanya?

Ada apa dengan dirinya? Dan ada apa dengan dirimu sendiri. Sesuatu yang aneh sedang terjadi pada perasaanmu? Ingin lari? Kau sudah tahu bahwa kau tidak akan bisa lari kemanapun. Berpura-puralah kalau kau tidak merasakan apapun. Walaupun saat itu hatimu rasanya ingin meledak karena kebodohanmu.

"Selamat pagi?" Seorang wanita berucap semangat sembari masuk ke dalam menghampiri pria yang dia cintai.

"Kau tidak bekerja?" Tanya Yong hwa tidak terkejut, karena biasanya JI won memang suka datang tanpa membunyikan bel.

"Hehhehehhe ...." Kekehanya sembari menjatuhkan diri disamping Yong hwa. Menyandarkan tubuhnya pada bahu Yong hwa." Kau tidak ingin memberiku selamat?" Ujarnya mencoba memberi kode pada Yong hwa.

"Memberi selamat? Untuk apa?"

Ji won menegakan tubuhnya, masih dengan senyuman cantik terpasang diwajahnya.

"Aku... mendapatkankan promosi itu, aku berhasil, Yeyyyyyy." Ji won berteriak senang sembari memeluk Yong hwa." Aku berhasil Yong dan itu semua berkat kau. Terima kasih, aku sangat-sangat senang. Dan maafkan aku untuk waktu kita yang terbuang karena kesibukanku, aku janji akan menggantinya. Aku pastikan kita akan terus menempel layaknya perangko diatas surat.

Sungguh Yong hwa juga senang mendengarnya. Akhirnya Ji won berhasil mengejar keinginannya, menjadi manajer pemasaran. Ji won sudah bekerja keras dan melakukannya dengan baik.

Yong hwa membalas pelukan Ji won. Saat pelukan mereka melonggar, tiba-tiba saja Ji won mencium Yong hwa dengan lembut. Sudah lama rasanya bagi Ji won tidak seintim ini dengan Yong hwa, walaupun hanya kecupan setidaknya ia bisa merasakan bibir manis kekasihnya itu. Sampai tiba-tiba seseorang memaksa Ji won untuk menjauh dari bibir sang kekasih.

"Ma... Maafkan, aku. Seharusnya aku mengetuk pintu lebih dulu." Ujar Shin hye sembari keluar dari rumah Yong hwa. Shin hye kembali ke rumahnya. Ada rasa tidak enak dalam hatinya. Panas sekali.

Deg ... Yong hwa langsung membulatkan matanya terkejut, karena Shin hye baru saja melihat dirinya dan Ji won berciuman. Disaat Yong hwa terkejut, karena Shin hye melihatnya berciuman dengan Ji won, walaupun Shin hye akan mengerti kalau mereka adalah sepasang kekasih, tapi sungguh Yong hwa tidak mau Shin hye melihatnya.

Dan disaat Yong hwa sedang bergumam dalam pikirannya sendiri. Ji won menatap lekat ekspresi Yong hwa yang tidak biasa. Justru dialah yang seharusnya merasa terkejut dengan kedatangan Shin hye ke rumah kekasihnya.

Kenapa Shin hye bisa masuk begitu saja ke rumah Yong hwa? Apa Yong hwa sudah mengijinkannya? Sedekat itukah hubungan mereka, walaupun mereka berteman?

"Kenapa Shin hye bisa masuk rumahmu begitu saja? Kau mengijijnkannya datang?" Tanya Ji won membuat Yong hwa tersadar dari pikiran yang kalut?

Yong hwa bergegas berdiri untuk mengambil air. Dengan santainya Yong hwa bilang kalau Shin hye adalah tetangganya, makanya dia mengijinkan Shin hye untuk datang kapapun dia ingin. Karena mereka juga patner kerja. Shin hye harus menulis bersama dengan Yong hwa untuk mewawancarinya.

"Apa?? Tetangga? Apa ini sebuah kebetulan? Kemarin kau baru saja memberitahuku kalau Shin hye sahabatmu, penulismu dan sekarang dia tetanggamu? Aku rasa kalian lebih dari sekedar teman yang bertetangga. Astaga, apa tadi Shin hye melihat kita berciuman?? Yaa Tuhan, pasti dia sangat terkejut, aku akan menjelaskan padanya. Aku tidak ingin dia berpikir kalau aku wanita yang suka bersentuhan lebih dulu dari pada pria, ini salahmu." Sekarang justru Ji won menyalahkan Yong hwa.

We Just Broke Up!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang