13. Back Home

11.9K 1.2K 153
                                    

KARIN memutar pastanya dengan garpu, memainkannya sebentar seolah ia tengah bergumul dengan cacing ramping di atas piring, kemudian menoleh pada Sakura yang masih setia melamun jauh. Seolah Karin tidak berada di hadapannya, seolah Sakura tengah berjalan-jalan seorang diri ke Wakanda dalam khayalannya. Hingga akhirnya ia menghela napas, menyimpan garpunya dan bicara. "Okay, stop right there, Baby. Apa yang kau pikirkan?"

Sakura mengerjap sesaat, "Aku berpikir tentang ... tidak ada."

"Ha ha ha, lucu sekali. Kau bahkan sama sekali tidak menyentuh makananmu, itu melukai hatiku yang sedang belajar untuk memasak makanan enak."

"Aku tahu, maaf."

Karin tersedak, dengan cepat meraih air dalam gelasnya dan meminumnya seperti orang kesurupan. "What the fuck wrong with you? Kau minta maaf?"

"Apa yang salah dengan minta maaf?" ucap Sakura, mulai merasa jengkel karena mendengar Karin sedari tadi terus berteriak di depan wajahnya. Ia berdiri dari kursinya, meraih masing-masing satu kotak sereal dan susu dengan cepat. "Aku ada kelas jam dua. Omong-omong, pasta milikmu sempurna. Hanya sedikit terasa asin dan bau."

Karin terdiam. Bahkan ketika Sakura keluar dari dalam asrama seperti pencuri, ia masih terdiam. Namun tak lama, wajah Karin memerah menahan malu sampai telinga. "Berengsek kau Sakura!"

***

Shikamaru menguap lebar, mengeluarkan rokok dari dalam saku jaketnya dan korek api. Menjepit rokoknya di antara bibir sebelum bicara setelah tembakau miliknya terbakar dan mengeluarkan asap. "Omong-omong, dimana Sasuke?"

Jack yang berada paling dekat dengan Shikamaru bergidik. "Dia sekarang datang hanya saat malam tiba bukan?"

"Sasuke menjadi babysitter saat siang untuk menjaga si pinky." sahut seseorang di seberang ruangan.

"Shut up, Dalton!" Sasuke menjawab setengah berteriak dari arah pintu utama, mengabaikan Dalton yang terkejut dan membuat bola bowling buatannya tergelincir jauh dari posisi tengah. Hingga ia hanya mampu menjatuhkan beberapa dari botol minuman kosong di ujung sana.

Orang-orang bersorak akan hal itu, tetapi Sasuke tidak peduli. Beberapa dari mereka mendekat dan memberinya tepukan ringan di bahu, berbasa-basi setelah itu kembali pada kesibukan masing-masing. Sasuke duduk pada salah satu kursi, mengambil sebatang rokok beserta pemantik apinya.

Sakura tiba-tiba saja menghilang saat ia terbangun, dan hanya menemukan ponselnya yang tergeletak di atas ranjang. Seingat Sasuke, ia menyimpannya pada tempat yang berbeda, bukan di atas ranjang. Sakura menerima pesan atau apapun itu yang berasal dari sana dan memilih untuk pergi. Semuanya sempurna dengan ponsel Sakura yang tidak bisa dihubungi sejak tadi pagi.

Sial, otaknya seolah akan meledak.

Sasuke mengernyit, melihat ponselnya dan membuka pesan ataupun riwayat panggilan telepon di sana. Benar saja. Satu nomor asing tersangkut dan menganggu penglihatannya. Siapa? pikir Sasuke seraya mencoba menelepon nomor tersebut, tetapi tidak tersambung.

"Dude, what's up?" ucap Shikamaru seraya menaruh segelas whisky di depan meja.

"Insane," jawab Sasuke, menarik whisky itu mendekat dan meneguknya tanpa peduli Shikamaru yang mendengus. Oh tentu saja, whisky itu bukan untuk Sasuke. "Kau tahu nomor siapa ini? Seseorang baru saja membuat istriku marah dan merajuk."

MADNESSWhere stories live. Discover now