14. Mom?!

11.2K 1.2K 215
                                    

MEREKA tidak kembali ke apartemen, Sakura yang meminta Sasuke untuk mengajaknya berkeliling malam dan di sinilah mereka berada. Di dalam hosastion yang pengap, penuh dengan asap rokok dan bau minuman-minuman alkohol menyengat. Gadis muda itu biasanya akan mengamuk hanya karena mencium bau rokok seperti sebelumnya. Namun saat ini, yang Sakura lakukan hanyalah melamun di sudut ruangan, menolak bergabung meski hanya mengobrol di samping meja biliar bersama teman-temannya.

Sasuke membiarkannya, gadis itu membutuhkan waktu untuk dirinya berpikir dan sendiri. Hingga seseorang mengulurkan sebatang rokok di hadapannya, tetapi Sasuke menggeleng diiringi helaan napas untuk menolak.

"What's going on? Kau terlihat tidak sehat," Kiba menuangkan sedikit cairan alkohol dalam botolnya pada gelas milik Sasuke. "Atau pacarmu yang sedang gundah gulana?"

Sasuke terdiam untuk beberapa saat. "Aku lelaki yang tidak berguna, dan bahkan tidak mengerti bagaimana caranya menghibur seorang gadis yang bersedih."

"Well ... jangan bertanya padaku, aku belum pernah pacaran."

"Mengenaskan," sindir Sasuke, dihadiahi acungan jari tengah dari Kiba sebelum pemuda itu kembali menghilang di balik kerumunan orang-orang. Sedangkan Sasuke kembali merenung, memperhatikan Sakura yang saat ini tengah memegangi sebotol minuman keras dan gadis itu tampak kacau. Sial. Sasuke membatu. Sejak kapan gadis itu minum? Sasuke bangkit, berjalan mendekati Sakura dan merebut minuman itu dalam sekali tarikan kuat. "What the fu-Sugar!"

"Hm?" Sakura mengalihkan tatapan sayunya pada Sasuke. Tersenyum separuh sebelum menjawab. "Hai? Malu sekali kau memergokiku sedang seperti ini."

Sakura saat mabuk biasanya tak punya malu.

Sasuke mendesah lemas, "Kita pulang, okay?"

"No," Gadis itu merajuk, menggeleng dan mulai menangis. "I won't, Papa. Just let me get drunk tonight." rengek Sakura seraya menggapai minuman yang sedang Sasuke sita. Namun tentu saja pemuda itu menolak keras, Sakura memerah dan terus merajuk meminta minumannya kembali seperti bayi yang menginginkan botol susunya.

Sasuke sakit kepala jika Sakura sudah sekarat dari kesadaran akal sehat akibat minuman. Ia menghela napas, menaruh botol tersebut di atas meja kaca dan menggendong Sakura dalam pelukannya seperti bayi besar. "Kau butuh tidur." bisik Sasuke, membiarkan Sakura melemaskan kepalanya di perpotongan leher Sasuke, mendengkur di sana seraya bernyanyi la-la-la yang tidak pasti.

Pemuda itu mengangguk pada sebagian teman-temannya sebagai ucapan pamit, mengabaikan mereka yang mungkin saja menganggap bahwa Sasuke saat ini beralih profesi menjadi papa muda, babysister atau apa pun itu sebutannya. Sakura berpindah dari posisi berlabuhnya, menatap Sasuke yang berjalan dengan Sakura dalam gendongannya. Gadis itu tampak sedih, kacau, bingung, dan berakhir dengan isakan tangis yang membuat Sasuke turut sakit hati.

"Sstt, everything is gonna be okay, little baby." bisik Sasuke lagi.

"Aku tidak bersedih, tapi aku tak ingin berhenti menangis, kenapa dengan air mata ini? Apa bendungannya bocor?" racau Sakura, kembali bersembunyi di balik leher Sasuke dan menggeleng saat Sasuke memintanya turun dari gendongannya. "Tidak mau, di sini harum dan hangat, kenapa aku harus turun?"

"Kau bisa memelukku sampai pagi di apartemen. Turunkan kedua tangan dan kakimu, kita perlu naik motor," Sasuke kembali meyakinkan, hingga Sakura perlahan melepaskan kedua lingkar tangan dan kakinya di sekeliling Sasuke. Gadis itu berdiri di hadapannya, tampak kecil dan lucu bagi si pemuda. Sasuke terkekeh, menunduk untuk mencium Sakura dan kembali berucap. "Mau naik rollercoaster?"

Raut wajah Sakura berubah menjadi sangat berseri-seri. "Yeah!"

***

MADNESSWo Geschichten leben. Entdecke jetzt