Min Yoongi

4.4K 523 82
                                    

Dualism
.
.
.

Pukul 05.00 pagi.

Yoongi terbangun dengan kepala yang serasa berputar tiga ratus enam puluh derajat. Kepalanya terasa begitu berat bahkan hanya untuk dimiringkan sedikit. Rasanya malas sekali untuk membangunkan tubuhnya yang ikut terasa payah. Sedikit terkesiap, Yoongi baru menyadari bahwa ia tertidur di atas karpet bulu di ruang tengah apartemen Seokjin, sahabatnya.

"Eh tunggu, Seokjin? Di mana Seokjin? Mengapa tak ada suara siapapun di sini?" Batin Yoongi heran lantaran hening yang melingkupinya.

Yoongi bersusah payah untuk lebih menyadarkan dirinya. Dengan segenap usahanya ia berusaha bangkit untuk sekadar mendudukkan diri. Yoongi lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling apartemen Seokjin. Apa temannya sedang keluar?

Yoongi lalu bangkit dan berjalan untuk ke kamar mandi. Ia lantas menyalakan air di wastafel dan membasuh wajahnya dengan kasar, lalu menyambar handuk yang tersampir di samping wastafel untuk mengeringkan wajahnya. Setelah itu Yoongi menumpu dua tangannya di sisi wastafel. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang sebelumnya terjadi padanya? Dan di mana Seokjin?

Mungkinkah...

Yoongi spontan menggeleng cepat. Supaya lekas pula pikiran buruk mengenai Seokjin pergi. Di manapun Seokjin berada, Yoongi berharap itu bukanlah sesuatu yang ditakutkannya.

Yoongi bergegas keluar dari kamar mandi. Ia tak ingin terus berpikiran buruk mengenai sahabatnya. Tapi ia tak bisa. Ia lalu bergegas mencari ponselnya. Yoongi ingin menghubungi Seokjin dan bertanya di mana sebenarnya sahabatnya itu.

Pucuk dicinta ulam-pun tiba. Belum sempat menemukan ponselnya, Yoongi malah mendapati benda itu berdering terlebih dulu. Namun, Yoongi tak bisa langsung menemukan ponselnya. Bunyi deringnya terdengar seperti dari tempat yang asing.

Yoongi buru-buru mencari asal bunyi ponselnya yang ternyata tersembunyi di bawah sofa. Kenapa bisa sampai ada di sana?

Yoongi melihat layar ponselnya, dan ternyata Seokjin yang menghubunginya.

"Yya! Kim Seo..."

"Yoon, aku dalam masalah lagi."

"Shitt!" Yoongi hanya bisa mendengus kasar mendapati kabar yang ternyata cukup buruk dari sahabatnya itu. Ya ampun, sampai kapan hal ini harus terjadi?

.

.

.

Yoongi menjalankan mobilnya menuju alamat yang sebelumnya dikirimkan Seokjin melalui pesan singkat. Ia melajukan mobilnya memasuki sebuah komplek apartemen mewah. Yoongi masih memacu kendaraannya sambil terus menganga karena ia tak menyangka akan datang ke tempat semacam ini. Ia tahu tempat seperti ini hanya ditempati oleh para eksekutif, artis papan atas, serta pejabat. Dan setelahnya ia ingat akan Seokjin. Sahabatnya itu benar-benar dalam masalah jika bisa sampai ke mari.

Yoongi mengarahkan mobilnya ke pintu lobi di mana ia melihat Seokjin berdiri. Dan penampilan Seokjin saat ini benar-benar memprihatinkan. Rambut acak-acakan serta baju yang kusut. Sungguh kontras dengan lingkungan kelas atas semacam ini. Untungnya ia segera datang, jika tidak mungkin saja sahabatnya itu akan dikira gelandangan oleh petugas keamanan setempat.

.
.

Seokjin sendiri mengenali mobil Yoongi saat yang dimaksud menampakan diri kala hendak melintasi lobi. Tanpa pikir panjang ia pun langsung masuk ke dalamnya begitu kendaraan itu Yoongi berhenti tepat di hadapannya.

Dualism [ NAMJIN ] [ End ]Where stories live. Discover now