Kim Taehyung : Role Model (Side Story)

2.3K 315 10
                                    

Dualism
.
.
.

Seorang panutan atau teladan adalah seseorang yang memiliki sesuatu atau beberapa hal yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh mengenai perbuatan, kelakuan, sifat dan sebagainya.

Memiliki seorang panutan tak jarang membuat kita ingin juga menjadi seperti yang bersangkutan.

Jika ia bisa melakukan ini, kita ingin bisa melakukan ini. Jika ia bisa melakukan itu, kita juga ingin bisa melakukan itu.

Menjadikan seseorang sebagai panutan bukanlah perkara sulit. Namun yang sulit adalah menilai apakah orang itu pantas menjadi panutan atau tidak. Karena secara tidak langsung kita akan mengikuti gerak-gerik, cara berbicara, cara bersikap, dan sebagainya.

Tergantung pada siapa kita menetapkan diri menjadi pengagum dari panutan kita, maka ditentukan dari sanalah nantinya perubahan pola pikir kita.
.
.
.
.
.
.
.
.
Taehyung kecil adalah anak yang pendiam pada awalnya. Ia terbilang kurang bisa bersosialisasi dengan baik dengan anak-anak sebayanya. Anak lainpun tak jarang merasa kebingungan jika ingin mengajak Taehyung bermain bersama. Bahkan, terkadang mereka merasa takut pada Taehyung karena Taehyung selalu menatap mereka seolah ia benci pada mereka dikarenakan tatapan Taehyung yang terlihat tajam menusuk.

Memang bukan maksud Taehyung menakut-nakuti anak-anak itu. Ia hanya bingung harus bersikap bagaimana. Mengenai tatapannya, ya memang sudah seperti itu adanya tanpa ada niatan apapun pada anak-anak itu.

Sampai suatu hari, kakaknya yang memiliki usia sembilan tahun lebih tua darinya mengajaknya, atau lebih tepatnya memaksanya untuk menemani sang kakak bermain ditaman yang tidak jauh dari lingkungan rumah mereka. Taehyung awalnya enggan, karena baginya mengapa anak sebesar kakaknya yang saat itu berusia delapan belas tahun meminta ditemani bermain ditaman? Bukankah disana hanya akan ada anak-anak seusianya? Namun akhirnya ia menyerah juga karena sang kakak terus membujuknya akan membelikan ice cream untuknya. Walau Taehyung tahu kalau kakaknya benar membelikan ice cream itu pasti setelah meminta uang dari orang tua mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
Taehyung hanya duduk sambil terus mengayunkan kakinya disebuah ayunan tunggal yang ada ditaman. Kakinya beberapa kali menyeret pada pasir yang ada dibawahnya sampai membentuk pola vertikal hasil bergesekan dengan sepatunya. Taehyung tersenyum tipis kala melihat apa yang sudah diperbuatnya pada pasir dibawah kakinya itu. Ia lalu memiliki gagasan untuk membuat garis yang lebih panjang.

Diayunkannya dirinya lebih kencang hingga iapun seolah terbang. Garis vertikal yang lebih panjangpun tercipta. Taehyung kembali tersenyum. Iya terus mengayun, lebih kencang, maka akan lebih tinggi pula ia melayang. Melupakan garis yang dibuatnya, Taehyung ternyata terlena pada sensasi dirinya yang terayun tinggi naik dan turun. Kencang dan semakin kencang. Maju, lalu mundur. Sampai tanpa diduganya seseorang seperti menahan gerakan ayunannya dari belakang, orang itu sedikit terseret maju kala menahan gerak ayunan dan berakhir dengan tersungkur kebelakang.

Gerak ayunan yang sempat tertahan itu menyebabkannya terhenti secara perlahan. Taehyung yang sangat terkejut mendapat perlakuan itu lalu berbalik untuk melihat orang yang tadi menahan ayunannya. Oh, bukan orang ternyata, tapi seorang anak, seorang anak laki-laki yang Taehyung perkirakan berusia sama dengannya.

"Kau baik-baik saja?" Taehyung mengulurkan tangannya untuk membantu anak itu berdiri. "Lagipula, kenapa kau menahan ayunanku?"

Anak itu menyambut uluran tangan Taehyung dan berdiri, lalu menepuk-nepuk tangannya yang terkena pasir.

"Karena kau bermain ayunan itu terlalu kencang, kau bisa jatuh, tahu!" Anak itu coba membela dirinya karena mencoba menolong seseorang. Oh, yang benar saja.

Dualism [ NAMJIN ] [ End ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ