Jeon Jungkook : Lets Do This.

2.1K 321 19
                                    

Dualism
.
.
.

Jeon Jungkook memasuki kawasan rumah sakit di mana Jung Hoseok bekerja. Tungkainya bergerak terburu kala diri dan pikirannya terasa seperti tertabrak sebuah bahtera dan menyebabkannya lumpuh seketika.

Semua bermula beberapa hari yang lalu kala ia mendapati telepon aneh dari sepupunya, Park Jimin, disaat dini hari yang setelah ia temukan ternyata sedang dalam keadaan mabuk disebuah bar klub.

Jungkook tak mengerti dengan apa yang terjadi saat itu pada awalnya. Ia tak pernah sekalipun melihat Jimin berbaur ditempat seperti itu. Kesimpulan pertama yang dapat dipetiknya adalah ; pasti ada sesuatu yang terjadi pada sepupunya ini. Sesuatu yang salah.

Jungkook membawa pulang Jimin yang mabuk berat dengan susah payah, dan ia harus menanyai Jimin saat sampai di rumah nanti. Ia tak peduli apakah Jimin masih mabuk, karena biasanya orang mabuk justru akan mengatakan sesuatu dengan jujur.

Jungkook tak tahu apakah menanyai Jimin saat itu adalah hal yang tepat. Karena jawaban yang diberikan Jimin membuat jantungnya bagai ditusuk sebuah belati. Belati yang amat tajam, tepat di jantungnya.

Jimin mengatakan bahwa ia melihat Jungkook bersama orang yang disukainya.

Siapa?

Lalu nama Kim Seokjin meluncur dengan mulus dari bibir penuhnya.

Jungkook tak tahu harus bereaksi seperti apa saat itu. Matanya hanya bisa membelalak setelah mendengarnya. Andai bisa, telinganya juga akan membesar karena terkejut.

Kim Seokjin? Kim Seokjin yang itu?

"Aku melihatmu menatap wajah senior Seokjin di komputer..." Jimin masih meracau dalam mabuknya.

Jungkook tidak tahu. Ah, dia tidak sadar kalau Jimin sempat masuk kekamarnya saat itu. Jadi Jimin mengikutinya? Jadi orang yang disukainya di kantor adalah Kim Seokjin? Apakah dunia benar-benar sesempit ini?

Jungkook terus mencoba menenangkan Jimin. Namun setelahnya Jimin malah menangis, entah karena apa. Dan tangisnya makin menjadi saat Jungkook menanyakan alasan pemuda itu menangis hingga rasanya sukar untuk dihentikan.

"Dia pergi bersama seorang pria, hyung..." Jimin sesenggukan, dan sempat cegukan sekali, "dan pria itu... Aku tak bisa menandinginya."

.

.

.

Langkah Jungkook terhenti sesaat kala netranya menangkap sosok pria elok yang menjadi sumber kegundahan sepupunya tengah berjalan di koridor rumah sakit bersama seorang pria. Pria dengan setelan yang terlihat mahal.

Kebetulan sekali. Ini sama seperti sambil menyelam minum air.

Pikiran Jungkook tiba-tiba seperti melakukan flash back pada beberapa hari yang lalu saat melihat pria tinggi di sebelah Seokjin ; mengenai pria yang dikatakan Jimin tak mampu ditandinginya, dan membuat sepupunya itu pergi bekerja dengan kantung mata yang menghitam serta nampak seram. Masih bagus jika tidak ada yang mengira bahwa pemuda berperawakan mungil itu sebagai Kaonashi, karena terkadang wajahnya berubah bulat dan sembab jika usai menangis.

Sedikit pengalaman yang dapat Jungkook petik dari sisa-sisa memori masa kecil mereka.

Diakah pria itu?

Jungkook kembali melangkahkan kakinya. Kali ini lebih cepat. Agar ia segera tiba di hadapan Seokjin.

"Oh, Dokter Jeon." Seokjin menghentikan langkahnya, membuat pria di sebelahnya ikut berhenti.

Dualism [ NAMJIN ] [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang