Min Yoongi : Can We Trust Him?

2.8K 413 23
                                    


Dualism
.
.
.

Yoongi menghampiri Seokjin yang sedang menunggunya di sebuah restoran cepat saji. Seokjin mengajaknya makam malam bersama dan juga ingin menceritakan perihal terapinya dengan dokter Jung.

Yoongi melihat Seokjin melambaikan tangannya saat ia masuk kedalam restoran.

"Menunggu lama?" Tanya Yoongi.

"Tidak." Seokjin tersenyum.

"Bagaimana terapimu?" Yeah, memang hanya Yoongi yang mengetahui keadaan Seokjin. Sahabatnya itu bahkan tidak ingin menceritakan perihal keadaannya pada keluarganya, jadi ialah orang yang harus segera tahu apa-apa saja yang sudah Seokjin lakukan.

"Dokter Jung menyarankanku menjalani hipnoterapi." Raut wajah Seokjin tiba-tiba berubah mendung.

"Lalu?"

"Aku masih mempertimbangkannya."

"Kenapa? Setahuku banyak orang yang mengalami gangguan jiwa melakukannya. Hipnoterapi bisa membantu mereka karena terkadang si penderita sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada diri mereka." Jelas Yoongi sedikit memberi dorongan supaya Seokjin mau menjalani hipnoterapi.

"Apa itu sakit, Yoon?" Tanya Seokjin polos.

Yoongi membelalak. Bagaimana bisa pria dewasa seperti Seokjin beranggapan seperti itu? Itu sama halnya seperti anak kecil yang di suruh minum obat dan bertanya "apakah obat itu pahit?"

Yoongi menggusak rambut Seokjin gemas. "Tidak sakit, Jin. Kau kan pernah melihat orang di hipnotis di tv. Itu sama saja." Terang Yoongi coba meyakinkan Seokjin.

Seokjin mengerucutkan bibirnya lucu karena merasa diperlakukan seperti anak kecil oleh sahabatnya yang bahkan lebih pendek darinya itu.

"Kau ini kan produser musik, tahu dari mana kau hal semacam itu?"

"Yya, Kim Seokjin, kau sungguh beruntung memiliki teman sepertiku. Pikirmu aku hanya tahu tentang musik? Aku tahu hal-hal yang umum juga tahu. Percaya padaku, itu tidak sakit. Kau hanya akan seperti tertidur dan bermimpi."

Seokjin mengangguk. Jika ada satu orang yang harus ia percaya, orang itu adalah Yoongi. Bukan berarti Seokjin tak dapat mempercayai orang lain, tapi Yoongi bahkan sudah menyimpan rahasianya selama bertahun-tahun. Yoongi adalah sahabatnya, Yoongi adalah kakaknya, dan bahkan mungkin ayahnya. Sebesar itulah Seokjin mempercayai seorang Min Yoongi.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aku ada rapat dengan RM Group hari ini." Ucap Seokjin saat menyiapkan sarapan untuknya dan Yoongi.

"Benarkah? Perusahaan tempatmu bekerja sepertinya ingin mengambil jalan pintas untuk jadi lebih besar." Yeah, semacam membentuk hirarki bisnis dengan dalih untuk memajukan perekonomian negara.

Seokjin menggedikkan bahu lebarnya. "Aku tidak masalah selama mereka masih menggajiku."

"Dasar."

Yoongi memperhatikan Seokjin yang sedang bersiap-siap berangkat ke kantornya. Hal yang hampir ia lihat setiap pagi. Melihat sahabatnya dalam balutan setelan kerja yang sangat rapih dan sangat manly. Namun jika melihat wajahnya, siapa yang akan menyangka kalau ia benar-benar seorang pria. Lalu ada satu hal lagi yang menarik perhatian Yoongi.

"Hei, kau akan ke kantor dengan masker dan kaca mata hitam itu?"

Seokjin mengangguk dan mengangkat base ball cap-nya. "Aku juga akan pakai ini."

"Bagaimana kalau ku antar saja?"

"Kau juga harus bekerja, Yoon. Aku tak mau menyusahkanmu." Tolak Seokjin cepat.

Dualism [ NAMJIN ] [ End ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat