Chapter 15 : Kebetulan.... RIVAL?

7K 422 340
                                    


Normal POV

Di depan sebuah café, tampak 2 pemuda ragu-ragu untuk masuk, seorang pemuda dgn tatapan tampak bingung akankah ia masuk atau tidak mengingat apa yg akan dia bahas dengan seorang pemuda lainya di dalam kafe tersebut,. dan pemuda disampingnya tapak kesal karena mereka harus bertemu. Pemuda itu tampak tak suka dengan pemuda yg ada di dlm, tp dia tak punya pilihan lain.

"Ae Krap, Jika Ae tidak ingin bertemu dengannya, biar aku masuk sendiri.." ujar pria yg ternyata Pete. Ae menemaninya menemui Tin di café Lavita. Sejujurnya ia senang Ae menemaninya hanya saja ia juga takut akan apa yg akan terjadi karena ia tau Ae tak menyukai temannya Tin.

"Tidak!!! Aku tidak akan membiarkan mu berduaan dengannya! Ayo masuk" jawab Ae cepat, ia hanya ingin ini cepat urusan dengan Tin cepat selesai.

"Krap..... " mereka pun masuk bersamaan.

"Kalian membuang waktuku" ucap Tin datar saat melihat mereka datang.

"Tin Krap,, aku minta maaf, karena ku jadi baru sekarang kita bisa membicarakan ini" ujar Pete meminta maaf.

"Bukan salahmu, ini semua salah.... Dia!" ucap Tin seraya menatap Ae, Ae tidak terkejut ia balas menatap tajam Tin,. Ia berusaha menahan diri agar tidak membuat malu pete.

"Langsung saja Pete, sebelum aku memberitahu hasilnya, aku ingin tau bagaimana kau mengenal pria ini? " uajr Tin sambil mengerluarkan sesuatu yg ternyata adalah sebuah amplop.

"Aku... aku hanya bisa memberitahumu, bahwa pria itu mengancamku..." jawab Pete ragu. Jujur ia masih ingin menyembunyikan permasalahan nya, tak ingin banyak org tau apa yg dia alami.

"Begitukah? " tanya tin mengangguk2an kepalanya tapi entahlah tidak ada yg tau apa yg di pikirkannya. Karena Tin buka tipe org yg menerima begitu saja jawaban yg ia dapat.

"Dia (Trump) terlibat hutang karena berjudi"

"apa?? Berapa... berapa banyak?" tanya Pete terkejut

"awalnya hanya 10rb Baht, dan berkembang menjadi 100rb Bath. Dan.... Dia tak hanya berhutang pada satu orang (rentenir), dan mereka (rentenir) jg itu sedang mencarinya."

"Brengsek!!!" Ae tidak tahan untuk tidak mengumpat, ia kesal karena orang brengsek itu telah melukai pete nya, org yg saat ini penting untuknya,.

"Dan dia jg menjadi pecandu sekarang" lanjut Tin tanpa memperdulikan Ae

"apa?!!" jawab Pete, ia menjadi agak takut sekarang, tidak pernah terbayangkan olehnya akan berurusan dengan hal semacam itu. penyesalan selalu datang terlambat kan.

"Ku yakin ini milikmu" ucap Tin sambil menyerahkan sesuatu, sebuah jam tangan, dari yg terlihat itu bkn jam tangan sembarangan, terlihat berkelas dan mahal.

"Krap... ini milikku...!!" jawab pete setelah menerima nya.

"Bagaimana kau mendapatkan nya kembali?" tanya Pete, ia terkejut kemudian tersenyum senang miliknya telah kembali. Jam itu bkn jam biasa, tp pemberian orang yg dia sayangi. Ae melihat senyumnya, tp dia sendiri tidak tampak tersenyum, pandangannya memiliki arti lain.

"Orangku menemukan nya di tempat Pedagaian, aku mengenali itu sebagai milikmu karena tandanya. Jadi aku menyuruh mereka menebusnya. Untung saja pemilik toko masih menyimpan dan belum menjualnya, saat dia menerima jam itu dia yakin jam ini hasil curian karena itu ia belum menjualnya" Jelas tin, sepertinya ini menjadi kalimat terpanjang yg Tin ucapkan, mengingat ia membatasi diri terhadap pergaulannya membuatnya ia tidak banyak bicara, baginya hanya membuang waktu bicara dengan org yg bukan setara dengannya.

01. My Hero ( Love By chance) ENDWhere stories live. Discover now