Chapter 17 : Kebetulan... Terlalu Manis

7.2K 389 49
                                    

Sorry for typo, ga cek lagi

Happy reading... hope u enjoy it


Pete POV

"Ehm,, Pete.. kapan kau akan memindahkan barang-barangmu ke apartment?" tanya Ae padaku.

"Seharusnya minggu depan.. Kuliahku mulai lebih awal"

"Kalau bergitu ingat untuk menghubungiku yah, aku akan membantumu memindahkan barang-barangmu"

"Krap.... " aku tidak bisa menyembunyikan senyumku, aku bahagia akan perhatian yg Ae berikan, aku tidak tau apakah ibuku akan datang hari itu, tapi jika iya aku ingin mengenalkan Ae pada ibuku

(dan akhirnya mereka sampai di mall yg ternyata tidak begitu jauh dari Kampus).

"Ah, pete, apa kamu sudah makan?" tanya Ae lagi

"Belum...." Tidak mungkin aku cerita pada Ae kan, bahwa aku terlalu bersemangat dan takut terlambat untuk menjemputnya maka aku melewatkan sarapan.

"kalau begitu ayo makan,, biar aku mentraktirmu" ucap Ae

"Tidak Ae... " aku menggelengkan kepalaku

"Kenapa?, kau sudah mau menemaniku membeli sesuatu, biarkan aku mentraktirmu makan" ucap Ae lagi

"Tapi aku hanya menemanimu saja tidak melakukan apapun, lagupula Ae selalu mentraktirku makan sarapan di kampus, " jawabku canggung tapi ternyata Ae malah tertawa mendengarnya

Dengan tersenyum Ae berkata "Kau tidak hanya menemaniku pete, tp kau jg telah membantuku,,, anggap saja ini bayaran untukmu karena bantuanmu,. Atau kau pikir,,,, itu tidak sesuai untuk koon chai sepertimu?"

Aku tau Ae hanya bercanda karena dia mengatakan nya dengan senyuman, tapi terpikir olehku Apakah Ae berkata seperti itu karena ucapan Tin waktu itu? Aku benar-benar tidak ingin Ae berpikir ada perbedaan status anatara aku dengannya Aku hanya ingin Ae melihatku sebagai Pete...

Aku tidak tau ekspresi seperti apa yg harus kutunjukkan saat ini, kusadari senyum Ae perlahan menghilang dan Ae meraih tanganku..

"Maaf... apa aku mengatakan sesuatu yg salah pete?"

"Tidak...tidak Krap Ae...." Dengan cepat ku gelengkan kepalaku aku takut Ae berpikir macam-macam. Setelah itu raut muka Ae menjadi lebih tegang.

"Aku juga berpikir tentang hal itu pete,. Aku adalah tipe orang yg mengatakan langsung apa yg kupikirkan, Jika ada sesuatu yg tidak membuatmu tidak senang, beritahu aku. Aku tidak ingin kau menganggapku sebagai pria yg buruk..."

Aku pernah mengatakan kan jika sejak kami merubah status kami, sikap Ae padaku lebih lembut, tidak bukannya aku keberatan, aku suka sangat suka tapi aku tidak ingin Ae melakukan nya untuk mencocokka dirinya denganku, aku ingin Ae menjadi diri nya sendiri seperti yg pernah ae katakana padaku, Ae jg ingin aku menjadi diriku sendiri. Aku meraih tangannya dan menggenggamnya.

"Kalau begitu..... ayo ke McDonald's" kataku akhirnya, kulihat Ae terdiam sejenak mungkin ae ingin aku berubah pikiran karena setelah itu Ae berkata

"Junk Food.... Tidak baik untuk tubuhmu pete..." tapi kemudian

"Ayo... Lantai berapa? " Ae bertanya dengan lembut padaku, entah kenapa aku merasa malu, Ae yg baru saja mengatakan junk food tidak baik tapi meraih tanganku dan menggenggam nya sampai kami tiba di sana.

AE POV

Aku sadar pete sangat tampan tidak maksudku sangat imut, itulah kenapa sejak kami menjejakkan kami di mall ini tidak henti-hentinya beberapa pasang mata memandang dan membicarakan pete, Pete mungkin tidak sadar, tapi aku bisa melihat dengan jelas,gadis bahkan pria berbisik saat pete melewati mereka, Aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk meredam pesona imut yg pete keluarkan dengan sempurna. Aku hanya bisa memandang tajam pada mereka, yaaah.. tidak berpengaruh banyak, tp aku tidak bisa diam saja. Apa aku harus mengurung pete di rumah untukku saja. Hah, itu gila Ae.

01. My Hero ( Love By chance) ENDWhere stories live. Discover now