Bab 32

3.7K 156 21
                                    

"manda" ucapnya menghampiri manda yang membuang muka.

"nanti ikut gue ya ke taman deket kafe, gue jemput jam 7 malam. gue mau ngomong sesuatu" ucap lelaki itu yang tampak memohon.

"hm" ucap manda yang masih buang muka

"ya nda yaaa?" ucapnya lagi

"iyaa gara, bawel banget sih tuh mulut. udah lah minggir" usir manda, gara pun pergi. gapapa lah diusir yang penting dia bisa keluar bareng manda. pikirnya

"ngapain tuh anak ngajak lo keluar?" tanya gita

"entah" ucap manda lalu manda memakan makanannya yang belum sempat ia makan tadi.

malam ini, manda dijemput gara sesuai kesepakatan tadi di sekolah pukul 7malam. saat ini manda dan gara sudah berada dalam mobil gara, oke kali ini mereka sama sama bungkam. hanya ada suara devano danendra dengan menyimpan rasanya.

"gimana?" gara membuka percakapan terlebih dahulu.

"apanya?" tanya manda

"lo sama devan, masih ga baik?" tanya gara hati hati

"ya gitu deh" jawab manda dengan senyumnya, senyum yang sudah lama tidak ditunjukan didepan gara.

"sori" ucap gara, manda memilih untuk bungkam.

sesampainya di taman, gara lebih memilih parkir didepan kafe dan berjalan menuju taman. gara dan manda hanya berdua, mungkin jika orang yang berlalu lalang yang tidak tau pasti menyangka bahwa mereka berdua berpacaran. gara memilih duduk di kursi putih ditengah bunga dan dedaunan dan diikuti manda.

"maaf" kata pertama yang terlontar di mulut gara.

"maaf, gara gara gue. lo jadi ga akur sama devan, lo... lo didiemin cuma gara gara gue. maaf" ucap gara menunduk

"gar" panggil manda

"tatap gue, ini bukan salah lo. gue udah maafin lo, dan masalah devan diemin gue itu cuma devannya aja yang terlalu mentingin bella dari pada gue. sebenernya gue gatau lagi sama devan, semenjak adanya bella. devan lebih memilih pergi dengan bella dibandingin gue, ah udah lah gausah dibahas" manda menghela nafas guna menahan tangisnya.

"udah jangan sedih, oiya dulu pas waktu kita pacaran nih. lo kalo lagi sedih pengen makan mulu. gimana kalo makan es krim?" tawar gara, seketika mata manda bersinar.

"waaah, ayo ayo" sahut manda girang, tanpa devan tau, manda adalah eskrim lovers kalo lagi sedih. itu hanya gara yang tau.

gara pun berjalan berdua dengan manda mencari penjual eskrim, setelah menemukan penjual eskrim keliling. gara pun membeli nya.

"pak eskrim 2, rasa coklat sama vanila" ucap gara, manda paling suka eskrim rasa vanila.

"ini mas" ucap penjual itu, manda mengeluarkan uangnya.

"biar gue yang bayar, nih pak. makasi" ucap gara lalu pergi.

gara dan manda berjalan keliling taman sambil memakan eskrimnya, sesekali manda mencolek pipi gara menggunakan eskrimnya. disana insiden kejar kejaran pun terjadi, manda tetawa lepas. gara senang itu, maaf gue gabisa ngebahagiain lo waktu kita masih bersama nda. batin gara.

setelah eskrimnya habis pun gara dan manda pun pulang, mereka berdua berjalan menuju kafe. karna ia memarkir mobilnya disana. manda tertawa lepas saat gara menceritakan teman sekelasnya dulu yang super duper konyol. tiba tiba seseorang menghantam wajah gara.

bugh.... gara terkapar, lelaki itu menarik kera baju gara lalu menonjok gara sekali lagi. kali ini gara tidak melawan, karna gara pantas mendapatkan itu.

"STOP!" Teriak manda

"kak devan apa apa an sih?" tanya manda yang sekarang membantu gara untuk berdiri. ya, benar itu devan. disamping devan ada bella, dan yang baru sampai dibelakang devan itu ada teman teman devan, jerry, vano dan daniel. mereka sedang berkumpul tanpa mengajak manda? pikir manda.

"manda" panggil devan pelan, namun penuh penekanan. yang dipanggil malah sibuk menanyai gara ini itu.

"lo gapapa kan gar?" tanya manda

"gue gapapa nda" sahur gara meringis kesakitan

"manda!" sentak devan, manda pun menoleh ke arah devan dengan tajam.

"berdiri disamping gue sekarang!" ucap devan penuh penekanan, manda malah mengacangi devan dan membantu gara berdiri.

"lo gapapa kan gar? mana yang sakit? kita ke rumah sakit ya?" ucap manda

"udah sana ke devan, devan manggil lo" ucap gara, manda menggelengkan kepalanya.

"bukan cuma cewek yang punya rasa cemburu, cowok juga punya" ucap devan tiba tiba.

ini saatnya batin manda.

"bukan cuma cowok yang punya cemburu, cewek juga punya" ucap manda dingin sambil menatap devan dan bella secara berganti an, lebih tepatnya tatapan yang sangat menusuk. devan yang merasa tersindir pun mengalihkan pembicaraan.

"kenapa ga izin?" ucap devan kemudian

"aku? ga izin? sekali di permasalahkan? kak dev kemana saat aku butuh kak dev buat nemenin aku ke toko buku? ada urusan? iya? sama bella kan? izin? nggak. aku marah? nggak kak!" manda menghela nafas guna menahan tangisnya

"trus kemarin aku ngajak kak dev ke kafe, 2 kali kak! dan kak dev ga dateng, ada urusan? sama bella kan? aku marah? nggak kak!" air mata yang ia tahan pun tumpah, manda membiarkan itu.

"kak dev berapa kali sih izin ke aku? cuma ke pantai! itu aja kak! itu pun kakak foto dengan tangan bella merangkul kakak! kakak pernah tanya aku sakit hati apa nggak? nggak pernah kak! ayo lah kak, jangan cuma pengen dianggap. tapi anggap juga aku kak! dan sekarang, aku ga izin sama kakak, kak dev menonjok gara habis habisan. aku juga bisa kak menonjok muka bella habis habis an selama kak dev ga izin! mungkin hari ini, muka bella hancur kalo setiap kakak ga izin aku tonjok muka nya (*menunjuk muka bella) kenapa? udah terlalu banyak kak dev ga izin. okelah, katakan aku kekanak kanakan. cuma karena ga izin aku semarah ini, tapibkakak yang mulai!" ucap manda dengan mata sembab akibat menangis. tangis yang dari dulu ingin ditunjukkan kepada devan akhirnya tercapai juga. bella, jerry, vano, daniel terdiam. sekarang, mereka berdua menjadi tonton an.

"udah nda" ucap gara.

"yaudah, sekarang mau kamu apa?" ucap devan yang tak bisa berkata kata.

"aku-mau-PUTUS" ucap manda penuh penekanan setiap katanya. bella, jerry, vano dan daniel melongo.

semoga aja mimpiiii, huaaaa putus.
:: buat readers, komen dong. hargai :''''(

Devanda [Complated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang