18+ Adult Romance⚠️
Kisah tentang Vaniila, gadis penakut dan lugu yang terjebak dalam situasi rumit bersama Reza, si cowok dominan.
Sifat mereka yang bertolak belakang sama sekali tidak menjadi penghalang bagi Reza untuk terus mendekati Vanilla, ia...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
***
Chapter 1. Vanilla
Waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam, seorang gadis yang masih mengenakan seragam SMA-nya memasuki kontrakan yang ia tempati bersama ayahnya.
Gadis itu melihat ke arah sofa dimana sang ayah terlelap, bersama sebuah laptop yang masih menyala. Ia berjalan mendekat dan memegang lengan ayahnya.
"Ayah, bangun, pindah ke kamar gih," ia berucap dengan pelan.
"Hmm Vanila? kamu udah pulang?"
"Iya yah, ayah udah makan?"
"Udah kok tadi, kamu gimana? udah makan? kenapa sampai malam gini, tumben? biasanya jam 8 udah pulang?"
"Tadi lagi banyak banget pesanan, jadinya ampe malem gini, tapi aku udah makan kok yah," jawabnya.
"Yaudah kalo gitu ayah ke kamar ya, kamu istirahat gih."
"Iya yah." Gadis yang bernama Vanilla itupun berjalan memasuki kamarnya dan mulai membersihkan diri, ia harus segera tidur karena besok akan menjadi hari yang juga melelahkan untuknya.
***
Pagi itu, Vanilla terbangun saat alarm ponselnya berbunyi, ia melirik ke arah jam dinding, sekarang sudah pukul lima pagi. Ia mulai bersiap untuk pergi sekolah.
Vanilla Rosaline adalah nama lengkapnya. Beberapa orang menganggap nama itu aneh, hingga ia terbiasa menerima berbagai reaksi ketika memperkenalkan diri.
'Apa itu nama aslimu?'
'Apa kamu bercanda?'
'Kenapa Vanilla? kenapa bukan cokelat atau strawberry?'
Vanilla menghela nafasnya. Entah sampai kapan ia harus selalu menjelaskan bahwa ia sendiri tidak tahu mengapa orangtuanya menamainya seperti itu.
Tapi meskipun begitu, Vanilla sudah tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Ada banyak sekali yang harus ia pikirkan selain persoalan nama.
Vanilla adalah siswi angkatan akhir di salah satu Sekolah Menengah Atas yang cukup elit di kota Bandung. Bantuan beasiswa yang ia perjuangkan selama ini membuatnya berpeluang untuk melanjutkan pendidikan di sekolah yang dipenuhi murid dengan orangtua dari kalangan atas.
Sebelum berangkat ke sekolah, Vanilla memasak nasi dan lauk beserta sayur untuk ayahnya.
Ayah Vanilla bernama Heri. Heri adalah ayah yang sudah membesarkan Vanilla sejak usianya satu tahun.
